Ke Luar Negeri untuk Menggembalakan Sapi

Karya Abadi Simanjuntak
Banyak orang bercerita tentang sejarah Indonesia dan Timor Leste, tetapi saya tidak paham karena saya belum lahir saat negara itu berdiri (Timor Leste). Ibu saya berasal dari Timor Leste, sedangkan bapak saya berasal dari Indonesia dari suku Batak, tetapi ibu saya sangat cinta Indonesia. Sekarang saya bersama ibu dan bapak tinggal di Indonesia dan selamanya demikian. Walaupun begitu, setiap liburan saya pasti ke Timor Leste. Entah liburan naik kelas, atau liburan Natal dan tahun baru. Atau liburan apa pun saya pasti ke Timor Leste.
Sekalipun saya ke Timor Leste saat liburan, namun bukan berarti saya pergi berlibur. Saya ke Timor Leste untuk menggembalakan sapi-sapi nenek saya. Kebetulan nenek dari pihak ibu saya itu memang warga negara Timor Leste. Saya sangat mencintai nenek begitu juga sebaliknya, nenek pun sangat mencintai saya juga ibu dan kami sekeluarga. Sapi nenek saya lumayan banyak, yakni sekitar dua puluh ekor. Bayangkan jika saya tidak membantu nenek menggembalakan sapi-sapinya maka pasti nenek akan sendirian mengurus semuanya dengan kelelahan.
Bisanya saya memulai perjalanan dengan jalan tikus. Saya tidak melewati jalan yang sebenarnya. Walau melewati jalan tikus sungguh melelahkan, namun itu yang bisa saya lakukan. Saya katakan melelahkan karena saya harus berhati-hati sekali takut tertangkap. Biasanya saya berpakaian seadanya seperti anak-anak Timor umumnya yang sedang bermain. Jika berpapasan orang di jalan dan saya telah berada di tanah Timor maka saya berpura-pura sebagai seorang anak Timor Leste yang sedang bermain-main di hutan atau kebun. Namun jika saya takut ketahuan atau tertangkap polisi perbatasan atau tentara yang sedang beroperasi keamanan maka saya akan memakai karung goni menutupi seluruh tubuh saya, dan bersembunyi di balik rerumputan kering berdebu atau bukit-bukit batu. Sepanjang perjalanan melelahkan itu, saya sering kehausan dan sulit membeli air karena kami melintasi hutan dan bukit atau jalan yang sulit. Namun syukurlah, saya selalu tiba di rumah nenek dengan selamat.
Nenek saya bernama Rei. Orang-orang memanggilnya nenek Rei. Sesampai di rumah nenek Rei saya mengucapkan salam kepada nenek. Lalu saya dan nenek pergi menggembalakan sapi ke sawah yang sudah dipotong padinya. Sore hari saya menggembalakan pulang sapi-sapi nenek kembali ke kandang. Saya melakukan itu setiap hari selama liburan.
Pasti kalian tidak percaya kalau saya mengatakan saya sangat bangga bisa membantu nenek. Jika teman-teman berlibur di rumah masing-masing saja, atau berlibur ke tempat-tempat yang indah dan tidak bekerja, saya justru sangat merindukan saat liburan ke rumah nenek di Timor Leste, saya bangga sekali bisa untuk membantu nenek menggembalakan sapi-sapi nenek. Sapi-sapi itu sangat akrab dengan saya, dan mereka seakan tahu bahwa saya pasti akan datang saat liburan sekolah dan menggembalakan mereka.
Akhirnya masa liburan pun selesai. Biasanya sehari sebelum selesai liburan, saya pasti pulang ke Indonesia ke Motain tempat tinggal saya. Sehari itu saya akan gunakan untuk menyiapkan segala sesuatu untuk masuk sekolah nanti. Saat yang ditunggutunggu pun tiba. Saya pamit pada nenek, namun karena bertepatan dengan ulang tahun saya maka saya dihadiahi seekor sapi oleh nenek saya.
“Terima kasih, nek terima kasih,” saya terus saja mengucapkan terima kasih atas hadiah yang berharga dari nenek, yaitu seekor sapi. Saya membawa sapi itu ke Indonesia melalui jalan tikus. Kali ini saya lebih hati-hati lagi karena saya bersama sapi. Selama satu jam perjalanan, saya kadang tegang dan ketakutan, namun saya berhasil tiba di Indonesia, di rumah saya dengan selamat.
Walaupun saya sangat mencintai nenek, tetapi saya juga sangat mencintai Indonesia. Saya memilih terus bersama orang tua saya di Indonesia karena jika berada di Indonesia saya bisa berlibur ke luar negeri, ke tempat nenek, di Timor Leste meskipun hanya dengan berjalan kaki. Semua itu sangat menyenangkan.

Sumber: Lima Dollar, Antologi Cerita Pendek Anak Perbatasan NKRI-RDTL, Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur
Sumber :b uku  K13 Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan kelas VIII