Naskah teater

Naskah atau lakon dibuat oleh seorang penulis naskah (sastrawan). Dia adalah seniman utama, karena dengan karya sastranya dapat mengilhami para insan teater untuk mewujudkan sebuah karya pertunjukan. Para sastrawan membuat naskah atau lakon drama dengan maksud untuk dipentaskan. Oleh karena itu, ada penulis naskah yang merangkap sebagai sutradara, sebab penulis tersebut lebih tahu tentang maksud isi naskah atau lakon yang ditulisnya. Ada pula penulis naskah yang hanya mampu dan bagus dalam menciptakan naskah, tetapi kurang bagus menyutradarainya dalam bentuk pertunjukan. Dengan demikian banyak penulis naskah yang memasrahkan karyanya untuk dipentaskan kepada calon-calon sutradara. Sebaliknya, banyak dramawan yang hebat sebagai sutradara, tetapi tidak dapat membuat naskah. Antara penulis naskah dengan sutradara teater memiliki hubungan timbal-balik. Kedua insan tersebut dapat saling menguntungkan. Penulis naskah terkenal karena karyanya dipentaskan dan ditonton oleh masyarakat.
Sebaliknya sutradara juga otomatis terkenal dengan karya pertunjukannya. Apa yang terdapat dalam naskah? Di dalam naskah terdapat gagasangagasan pengarang tentang pengalaman batinnya yang ingin disampaikan kepada penonton. Gagasan atau dapat juga disebut ide pengarang apabila dirinci terdiri dari satuan-satuan kecil, yaitu nilai-nilai kehidupan yang dialami pengarang yang ingin dikomunikasikan kepada masyarakat. Nilainilai kehidupan tersebut sangat banyak, karena itu tidak seluruh nilai dalam kehidupan dapat disajikan dalam satu naskah yang dibuatnya, hanya beberapa nilai saja. Seperangkat nilai itu bersatu menjadi sebuah gagasan atau ide.
Gagasan-gagasan atau ide-ide tadi bersatu menjadi sebuah tema. Dalam sebuah lakon terdiri dari beberapa tema, tetapi ada juga lakon yang hanya memiliki satu tema, contohnya fragmen (sajian drama yang ceritanya merupakan penggalan dari cerita utuh).
Di dalam naskah ada tokoh-tokoh cerita atau peran-peran yang
menghidupkan naskah itu sendiri. Tokoh-tokoh cerita tersebut jika diklasifikasi menjadi:
1. Peran utama yang disebut protagonis.
2. Peran lawan yaitu antagonis.
3. Peran ketiga yang mendukung protagonis atau antagonis yang disebut tritagonis.
4. Peran pembantu
Selain ada tema, ide, nilai serta tokoh-tokoh cerita, di dalam naskah juga terdapat struktur dramatik. Struktur tersebut terdiri dari: bagian pertama adalah pemaparan (eksposisi), bagian kedua adalah konflikasi, bagian ketiga koflik, bagian keempat klimaks, bagian kelima anti klimaks, serta bagian akhir adalah keputusan.
Di dalam naskah terdapat jenis bahasa yang digunakan, yaitu ada yang puitis (menggunakan bahasa puisi) dan ada pula yang menggunakan bahasa keseharian. Naskah hanyalah bahan baku pergelaran teater, selanjutnya mau ditafsirkan seperti apa? Mau disajikan seperti bagaimana? Semuanya bergantung pada konsep sutradara. Sekarang giliran kamu untuk mencoba membuat naskah sendiri atau mengkreasikan naskah yang sudah ada menjadi karya pertunjukan teater.