Editorial adalah artikel dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah.
Editorial sering pula disebut tajuk rencana. Bentuk teks suatu editorial merupakan teks opini yang termasuk ke dalam jenis genre makro. Sebagai opini, editorial mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.
Editorial ditulis secara berkala, isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat. Biasanya, editorial memiliki konsistensi terkait sikap dari surat kabar (majalah) dalam kaitannya dengan kebijakan media yang bersangkutan. Karakter dan kepribadian pers tercermin dalam editorial. Semakin tinggi kelas media tersebut, maka akan semakin tinggi pula kepentingan dalam menulis editorial.
Pada media kelas atas, editorial memiliki ciri: hati-hati, normatif, cenderung konservatif, sedapat mungkin menghindari pendekatan kritis yang tajam, pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologis. Di lain pihak, editorial yang ditulis di media kelas menengah memiliki ciri: lebih berani, atraktif, progresif, tidak canggung untuk memilih pendekatan kritis yang bersifat tajam dan “tembak langsung”, lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis.
Kepentingan yang berbeda antara media kelas atas dan kelas menengah mendorong media papan atas untuk lebih akomodatif dan konservatif, baik itu dalam kebijakan pemberitaan, serta pernyataan pendapat dan sikap resmi dalam editorial yang dibuatnya.
Di dalam editorial terdapat fakta dan opini. Fakta dalam editorial adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan yang diambil dari peristiwa atau gejala tertentu di dalam masyarakat. Opini merupakan argumen atau tanggapan redaksi terhadap peristiwa atau gejala yang dijadikan pokok pembicaraan dalam editorial.
Struktur teks editorial, seperti halnya struktur teks opini, terdiri atas pernyataan pendapat, diikuti oleh argumentasi, dan ditutup oleh pernyataan ulang pendapat. Struktur teks ini dapat dituliskan: pernyataan pendapat^argumentasi^pernyataan ulang pendapat. Untuk menulisnya, kalian perlu menyematkan prinsip 5W 1H (what, who, when, where, why, how –apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana-).
Opini oposisi dikemukakan terlebih dahulu, lalu identifikasi opini dari pihak-pihak yang bertentangan dengan menggunakan fakta dan kutipan secara objektif.
Berikan sanggahan terhadap keyakinan pihak oposisi secara langsung. Sanggahan dapat diawali dengan sebuah transisi. Simpulkan dengan tegas dan berikan solusi dari masalah atau tantang pembaca untuk berbagi memecahkan masalah.
Sebuah kutipan akan efektif, khususnya jika berasal dari sumber terpercaya.
Pertanyaan retoris dapat menjadi simpulan yang efektif juga. Sebab sering kali pertanyaan seperti ini menyadarkan kalangan tertentu. Pengalaman pribadi dalam bentuk pernyataan dapat djadikan tesis. Berikan penjelasan dari sudut pandang yang berbeda dengan isu yang diangkat. Angkat contoh-contoh yang akan mendukung sudut pandang kita. Berikan alasan terhadap opini yang kita kemukakan. Paragraf terakhir hendaknya diakhiri dengan penegasan ulang akan tesis yang dikemukakan di awal. Akhiri pula dengan catatan yang positif.
Pada prinsipnya, teks editorial membedah fenomena dan isu yang krusial yang sedang berlangsung. Sebagai pembedahan, tentu terdapat argumentasi yang mendukung ataupun menolak.
(buku k 13 bahasa indonesia)
Editorial sering pula disebut tajuk rencana. Bentuk teks suatu editorial merupakan teks opini yang termasuk ke dalam jenis genre makro. Sebagai opini, editorial mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.
Editorial ditulis secara berkala, isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat. Biasanya, editorial memiliki konsistensi terkait sikap dari surat kabar (majalah) dalam kaitannya dengan kebijakan media yang bersangkutan. Karakter dan kepribadian pers tercermin dalam editorial. Semakin tinggi kelas media tersebut, maka akan semakin tinggi pula kepentingan dalam menulis editorial.
Pada media kelas atas, editorial memiliki ciri: hati-hati, normatif, cenderung konservatif, sedapat mungkin menghindari pendekatan kritis yang tajam, pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologis. Di lain pihak, editorial yang ditulis di media kelas menengah memiliki ciri: lebih berani, atraktif, progresif, tidak canggung untuk memilih pendekatan kritis yang bersifat tajam dan “tembak langsung”, lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis.
Kepentingan yang berbeda antara media kelas atas dan kelas menengah mendorong media papan atas untuk lebih akomodatif dan konservatif, baik itu dalam kebijakan pemberitaan, serta pernyataan pendapat dan sikap resmi dalam editorial yang dibuatnya.
Di dalam editorial terdapat fakta dan opini. Fakta dalam editorial adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan yang diambil dari peristiwa atau gejala tertentu di dalam masyarakat. Opini merupakan argumen atau tanggapan redaksi terhadap peristiwa atau gejala yang dijadikan pokok pembicaraan dalam editorial.
Struktur teks editorial, seperti halnya struktur teks opini, terdiri atas pernyataan pendapat, diikuti oleh argumentasi, dan ditutup oleh pernyataan ulang pendapat. Struktur teks ini dapat dituliskan: pernyataan pendapat^argumentasi^pernyataan ulang pendapat. Untuk menulisnya, kalian perlu menyematkan prinsip 5W 1H (what, who, when, where, why, how –apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana-).
Opini oposisi dikemukakan terlebih dahulu, lalu identifikasi opini dari pihak-pihak yang bertentangan dengan menggunakan fakta dan kutipan secara objektif.
Berikan sanggahan terhadap keyakinan pihak oposisi secara langsung. Sanggahan dapat diawali dengan sebuah transisi. Simpulkan dengan tegas dan berikan solusi dari masalah atau tantang pembaca untuk berbagi memecahkan masalah.
Sebuah kutipan akan efektif, khususnya jika berasal dari sumber terpercaya.
Pertanyaan retoris dapat menjadi simpulan yang efektif juga. Sebab sering kali pertanyaan seperti ini menyadarkan kalangan tertentu. Pengalaman pribadi dalam bentuk pernyataan dapat djadikan tesis. Berikan penjelasan dari sudut pandang yang berbeda dengan isu yang diangkat. Angkat contoh-contoh yang akan mendukung sudut pandang kita. Berikan alasan terhadap opini yang kita kemukakan. Paragraf terakhir hendaknya diakhiri dengan penegasan ulang akan tesis yang dikemukakan di awal. Akhiri pula dengan catatan yang positif.
Pada prinsipnya, teks editorial membedah fenomena dan isu yang krusial yang sedang berlangsung. Sebagai pembedahan, tentu terdapat argumentasi yang mendukung ataupun menolak.
(buku k 13 bahasa indonesia)