Bersyukur atas nikmat Allah

Sulthonul Qulub Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawa:
Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allaah,
Orang yang terlahir tidak tahu tentang kenikmatan mata, tetapi Allah telah memberinya sebelum ia memintanya, apakah seseorang tidak diberi kenikmatan berbicara sebelum ia memintanya?!, dan ia tidak tahu betapa berharganya nikmat berbicara dan betapa rindu dan cemburunya orang yang tidak bisa berbicara jika melihat orang yang bisa berbicara. Betapa mahalnya orang yang bisa berdiri dan berjalan satu atau dua meter dari pada orang yang tidak bisa berjalan.
Saya dulu hampir 6 bulan di kursi roda, dokter mengatakan butuh waktu 8 tahun untuk bisa berdiri lagi karena over dosis di ruang ICU, salah satu rumah sakit di Jakarta terlalu banyak memberi obat asma yang diinfuskan ke tubuh sehingga membuat tulang tempurung di lutut menjadi melembek dan tidak keras maka tidak bisa diobati, butuh waktu 8 tahun baru bisa berdiri, jadi hanya di kursi roda, dan Alhamdulillah hanya sampai 6 bulan saja kemudian Allah izinkan kembali hamba ini untuk berdiri. Namun di saat saya dalam keadaan seperti itu, sungguh saya sangat cemburu melihat orang yang bisa berjalan. Ketika saya duduk di tempat tidur dan merasa haus dan ingin minum, gelas yang berisi air minum yang hanya 2 meter di depan saya, saya tidak bisa mengambilnya dan menunggu orang lain yang mengambilkannya, jika tidak ada orang yang datang membantu saya maka saya tidak bisa minum walaupun air minum itu tersedia, saat itu saya cemburu terhadap orang yang bisa berjalan dengan mudahnya, betapa berharganya nikmat berdiri itu.
Namun ketika kita terkena musibah janganlah terburu-buru mencela Allah, karena barangkali musibah itu akan selalu membuat kita ingat akan kenikmatan Allah subhanahu wata’ala.