Kelompok Wacana Naratif.

a. Naratif.
Tujuan:
Untuk memikat atau menghibur pembaca/pendengar melalui cerita.
Struktur Generik:
1. Orientasi
2. Komplikasi
3. Klimaks
4. Resolusi
5. Reorientasi
6. Koda/Amanat (Boleh tersurat boleh tidak)
Fitur Bahasa yang Dominan:
1. Penggunaan kalimat pembuka “dahulu kala,” “suatu hari”
2. mungkinkan adanya kata-kata bersanjak serta arkais
3. Kata kerja aksi
4. Teratur dalam hal kronologisnya.
Contoh:
CINDERELA
Jaman dahulu kala, hiduplah seorang gadis muda bernama Cinderella. Ia tinggal bersama dengan ibu tiri serta dua orang saudari tirinya.
Ibu tiri dan dua saudari tiri Cinderela memiliki sifat mudah marah. Mereka memperlakukan Cinderela dengan buruk. Ibu tiri Cinderela suka memerintah Cinderela melakukan pekerjaan rumah yang tersulit seperti menyikat lantai, membersihkan tempayan dan dandang, serta mempersiapkan masakan untuk keluarga. Berbeda dengan Cinderela, dua saudari tiri Cinderela tidak melakukan apa-apa. Mereka hanya sibuk bersantai sepanjang hari. Ibu tiri merekapun memberikan pakaian yang bagus-bagus buat mereka.
Suatu hari, dua saudari tiri Cinderela mendapat sebuah undangan pesta dari istana kerajaan. Pada undangan tersebut juga dijelaskan bahwa pangeran kerajaan akan mengajak dansa wanita yang disukainya yang hadir pada pesta tersebut. Mendengar berita ini, dua saudari tiri Cinderela merasa senang dan berdebar-debar. Mereka kemudian sibuk menghabiskan waktu memilih-milih baju mana yang akan mereka kenakan. Mereka berharap dapat menjadi wanita yang beruntung yang diajak dansa oleh sang pangeran. Saat berangkat ke pestapun tiba. Ibu tiri dan saudari tiri Cinderela berangkat ke istana serta meninggalkan Cinderela sendirian dirumah. Tanpa dapat dibendung, air mata Cinderelapun tumpah. Iapun menangis sedih.
“Mengapa engkau menangis, Cinderela?” sebuah suara lembut bertanya. Dengan terkejut Cinderela mendongakkan wajahnya yang semula tertunduk dan melihat sesosok ibu peri berdiri di sampingnya. Dengan gugup ia berkata “karena saya ingin ke pesta, tapi saya ditinggal sendiri di sini.” “Hmm, guman ibu peri. Meskipun kamu diberi pekerjaan yang berat oleh ibumu, kamu selalu melakukannya dengan gembira. Kamu juga tidak pernah mengeluh dan selalu lapang dada. Oleh karena itu, saya juga ingin melihat kamu dapat pergi ke pesta.”
Dengan ajaib, ibu peri merubah labu yang tumbuh di belakang rumah menjadi kereta. Ia juga merubah beberapa tikus yang berlarian menjadi kuda penarik kereta beserta seorang sais kereta. Ibu peri menepuk baju lusuh Cinderela dengan tanganya dan baju lusuh itupun berubah menjadi gaun yang sangat indah. Ia juga memberi Cinderella sepatu kaca yang sangat cantik. “Sekarang saatnya kamu pergi, Cinderela.” Ibu peri berkata. “Namun ingat, kamu harus pulang sebelum tengah malam atau kamu akan kembali seperti semula.” Dengan gembira, Cinderela berangkat ke pesta.
Malam itu benar-benar menjadi malam yang menakjubkan bagi Cinderela. Pangeran mengajaknya berdansa. Ia berdansa lagi-dan lagi dengan sang pangeran. Tiba-tiba, jam dinding di istana berdentang dua belas kali. Cinderellapun teringat pesan ibu peri dan segera berlari ke luar istana, secepat yang ia mampu. Dalam ketergesa-gesaannya, salah satu sepatu kacanya tertinggal.
Beberapa hari kemudian, pangeran kerajaan mengumumkan bahwa ia akan menikahi gadis yang kakinya cocok dengan ukuran sepatu kaca. Saudari tirinya yang pertama mencobanya, tapi kakinya terlalu besar untuk sepatu itu. Meskipun ia berusaha dengan keras memaksakan kakinya masuk, tapi tetap saja sepatu itu tidak muat. Demikian juga saudarinya yang kedua. Ketika ia mencoba sepatu kaca tersebut, kakinya terlalu kecil. Iapun gagal diboyong ke istana. Ketika giliran Cinderela tiba, sepatu itu pas dengan kakinya.
Akhirnya, Cinderelapun diboyong ke istana. Sang pangeran merasa sangat bahagia melihat Cinderella lagi. Mereka kemudian menikah dan hidup bahagia

b. Rekon
Tujuan:
Untuk menceritakan kejadian atau serangkaian kejadian yang terjadi di masa lampau,
Struktur Generik:
1. Orientasi
2. Kejadian (-kejadian)
3. Reorientasi
Fitur Bahasa yang Dominan:
1. Penggunaan keterangan waktu definit; kemarin, lusa, tahun lalu
2. Penggunaan partisipan personal; saya, kami, regu saya, dst
3. Penggunaan konektor kronologis seperti; pertama, kemudian, dst
4. Penggunaan kata kerja aksi
5. Penggunaan kata sifat
Contoh:
GEMPA BUMI
Saya akan menceritakan pengalaman saya yang terjadi minggu kemarin yang berhubungan dengan gempa bumi. Ketika gempa bumi terjadi, saya sedang mengendarai mobil. Waktu itu saya berada dalam perjalanan pulang dari Bali.
Tiba-tiba saya merasakan adanya hentakan keras pada mobil saya. Saya pikir waktu itu ban mobil saya meletus. Saya tidak sadar jika saat itu sedang terjadi gempa bumi. Saya baru sadar ketika saya melihat tiang listrik dan telepon yang ada di kanan kiri saya ambruk, berjatuhan seperti batang korek api yang ringan. Saya juga melihat batu-batu besar berserakan di sepanjang jalan. Mobil saya terperangkap di tengah batu-batu yang berserakan tersebut. Saya tidak bisa menggeser mobil saya ke depan maupun ke belakang karena batu-batu tersebut merintangi jalan saya. Sepertinya tidak ada satupun yang dapat saya lakukan untuk meneruskan perjalanan. Karena putus asa, saya tinggalkan mobil saya dan memilih berjalan kaki menuju rumah.
Sesampainya di kampung halaman saya, saya terkejut karena tidak ada satupun yang tersisa. Semuanya rata dengan tanah. Gempa bumi tersebut ternyata membuat kerusakan yang demikian besar pada kampung saya. Meskipun demikian, saya bersyiukur karena tidak ada satupun keluarga maupun warga kampung saya yang terluka serius.

c. Spoof
Tujuan:
Untuk menceritakan peristiwa dengan cara melibatkan twist (pelintiran) humor, serta untuk menghibur pembaca/pendengar
Struktur Generik:
1. Orientasi
2. Peristiwa (-peristiwa)
3. Twist (pelintiran)
Fitur Bahasa yang Dominan:
1. Penggunaan kalimat pembuka “dahulu kala,” “suatu hari”
2. Fokus pada orang, hewan, atau hal-hal tertentu lainnya
3. Dimungkinkan adanya kata-kata bersanjak serta arkais
4. Kata kerja aksi
5. Teratur dalam hal kronologisnya.
Contoh:
MALAS KE SEKOLAH
Suatu pagi, seorang ibu mengetuk pintu kamar anaknya keras-keras untuk membangunkan anaknya yang semata wayang tersebut. Ia gemas sekali karena jam dinding telah pukul 06.00 tetapi sang anak belum juga bangun.
“Bangun Budi, Waktunya kamu ke sekolah! Sudah jam 06.00 lho”
“Males mami, Aku gak mau pergi.” Terdengar jawaban dari dalam kamar.
“Berikan dua alasan kenapa kamu malas dan tidak mau ke sekolah.” Si ibu bertanya gusar.
“Anak-anak di sekolah benci padaku mami, demikian juga guru-guru di sekolah, mereka juga benci aku!”
“Alah, itu bukan alasan yang tepat Budi untuk memperbolehkan kamu bolos. Keluar sekarang dan cepat mandi.”
“Kalau begitu mami, mami juga berikan alasan kepadaku kenapa aku harus ke sekolah.”
“Ya jelaslah, yang pertama, umurmu 52 tahun, dan yang kedua kamu adalah kepala sekolah di sekolahmu. Cepetan Budi! Atau telingamu ibu jewer” si ibu berkata dengan tidak sabar.

d. Anecdote
Tujuan:
Berbagi dengan sesama pengalaman yang tidak biasa atau kecelakaan yang menggelitik
Struktur Generik:
1. Abstrak
2. Orientasi
3. Krisis
4. Reaksi
5. Koda.
Fitur Bahasa yang Dominan:
1. Penggunaan pertanyaan retorik.
2. Penggunaan proses material
3. Penggunaan Konjungsi temporal
Contoh:
KECELAKAAN MEMBAWA BERKAH
Tahun 1879 adalah tahun terbaik bagi William Procter dan James Gamble. Pada tahun tersebut  mereka sukses membangun sebuah bisnis. Bisnis lilin di kota Cincinnati yang mereka bangun secara patungan meraih keuntungan yang sangat besar. Sayangnya, keuntungan besar yang mereka raih dari bisnis ini tidak bertahan lama. Hal ini disebabkan oleh ditemukannya lampu bohlam oleh Thomas Edison. Secara cepat, produk mereka tergusur oleh produk Edison. Bohlam telah merubah masyarakat, demikian juga tingkat penjualan lilin mereka.
Digunakannya bohlam secara luas oleh masyarakat, jelas membawa dampak negatif bagi industri lilin. Pasar lilin mulai berangsur-angsur menyempit karena lilin telah tergantikan oleh bohlam. Lilin kini hanya digunakan untuk saat-saat tertentu saja. Dengan terjun bebasnya tingkat penjualan lilin, performa dari pabrik lilin William Procter dan James Gamble menjadi sangat menurun. Tidak hanya pabrik lilinnya saja yang mulai meredup, semangat Procter dan Gamble untuk menekuni bisnis tersebut juga meredup.  Situasi ini semakin bertambah ketika beberapa bulan kemudian, terjadi kecelakaan tak terduga yang disebabkan oleh kelalaian seorang karyawan pabrik. Karyawan tersebut pergi makan siang dan lupa mematikan mesin pembuat lilin. Karena mesin bekerja tanpa operator, udarapun masuk ke dalam adonan lilin. Adonan lilinpun menjadi rusak.
Namun, setelah berdiskusi dengan supervisor pabrik, pemilik pabik memutuskan untuk tidak membuang adonan rusak tersebut. Ia bahkan mengucurkan adonan tersebut dalam kotak-kotak kecil. Sabunpun muncul dan mengeras. Dari proses di luar dugaan inilah, sabun “mengapung” muncul. Harley Procter memutuskan untuk memberi nama sabun jenis ini dengan nama yang mudah diingat masyarakat. Ia memberi nama sabun tersebut dengan IVORY (gading). Sabun IVORY inilah yang kemudian menjadi  trademark dari perusahaan Procter dan Gamble selanjutnya.
Secara mengejutkan, Procter dan Gamble menerima banyak surat dari pembeli yang menanyakan produk hasil “kecelakaan” ini. Pembeli meminta lebih banyak lagi sabun yang bisa mengapung. Sabun Ivorypun dipasarkan secara umum. Meskipun formula yang menarik ini merupakan produk terbaik mereka, tapi mereka akan bingung jika diminta menerangkan bagaimana kejadian ini dapat terjadi. Formula misterius ini menjadi terkuak ketika kronologis peristiwa kecelakaan saat makan siang tersebut terungkap.

e. Item Berita
Tujuan:
Menginformasikan kepada pembaca/pendengar tentang even-even yang dianggap penting dan layak dijadikan berita.
Struktur Generik:
1. Even (-even) utama
2. Elaborasi (latar belakang, paryisipan, waktu, tempat) even (-even)
3. Sumber-sumber informasi
Fitur Bahasa yang Dominan:
1. Penggunaan kalimat pendek, tentang kabar yang disajikan pada judul berita.
2. Penggunaan kata kerja aksi.
3. Penggunaan ungkapan-ungkapan
4. Penggunaan kata keterangan: waktu, tempat, dan tatacara.
Contoh:
KLOTER I BERANGKAT JUM’AT
Sidoarjo. Calon Jemaah Haji (CJH) Sidoarjo dijadwalkan berangkat jumat (15/10). Total CJH Sidoarjo sebanyak 2.450. Jumlah terebut terbagi menjadi enam kloter. Yakni, kloter 10, 11,15, 16, 17, dan 18. Mereka akan berangkat pada Jum’at (15/10), Minggu (17/10), dan senin (18/10)
Kepala seksi penyelenggara Haji dan Umrah Depag Kabupaten Sidoarjo Misbakhul Munir menerangkan, jemaah haji akan diberangkatkan dari pendopo Surabaya. Setelah dikarentina semalam, keesokan harinya mereka terbang ke Arab Saudi.
Untuk mengurangi kepadatan, Misbakhul menuturkan bahwa pihaknya akan membatasi jumlah pengantar. “Hanya mobil berstiker yang boleh mengantar. Tapi pengantar dilarang masuk pendopo,” ujarnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada saat keberangkatan jemaah haji, lalu lintas di sekitar Alun-alun Sidoarjo akan padat. Karena itu, dia mengimbau para pengendara untuk melewati jalur alternatif (Jawa Pos, Sabtu, 9/10/10)

Oleh: Iqbal Nurul Azhar
http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com