PEMBAGIAN JENIS-JENIS WACANA (GENRE TEKS)

Oleh: Iqbal Nurul Azhar
http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com

Kita sering mendengar kata wacana. Tapi tahukah kita apa wacana itu sesungguhnya? Sampai saat ini batasan atau definisi wacana yang dikemukakan para ahli masih beragam. Antara definisi satu dan yang lainnya terdapat perbedaan. Hal ini semata-mata disebabkan karena sudut pandang yang digunakan para ahli tersebut berbeda.
Untuk menghindari polemik dari munculnya beragam definisi ini, maka sudut pandang kita dalam diskusi ini akan kita batasi dan hanya berpijak pada sudut pandang linguistik (ilmu tentang bahasa) saja. Sayangnya, meskipun sudut pandang kita dalam menangkap fenomena wacana telah kita batasi dalam skop yang lebih kecil yaitu linguistik, ternyata dalam ranah inipun, para pakar juga berbeda dalam memerikan apa itu wacana. Karena itulah, pada diskusi kita kali ini (dengan mempertimbangkan mata tutorial kita yaitu ketrampilan menulis), yang akan kita jadikan pedoman dalam mendefinisikan wacana adalah definisi yang disampaikan oleh Badudu dalam Eriyanto (2001:2), yaitu: (1) wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, yang membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat tersebut, dan (2) wacana adalah kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi di atas kalimat atau klausa dengan kohesi dan koherensi yang berkesinambungan, disampaikan secara lisan atau tulisan.

Setelah dapat memahami apa itu wacana, selanjutnya kita juga harus dapat mengetahui jenis-jenis wacana dan perbedaan antara jenis wacana satu dengan wacana jenis lainnya. Dengan pengetahuan ini, diharapkan kita menjadi sangat kreatif dalam memproduksi wacana baik itu wacana lisan maupun tulisan.
Wacana secara kasat mata dapat dibedakan berdasarkan  struktur generik (generic structure) dan fitur-fitur bahasanya (language features). Yang disebut struktur generik di sini adalah struktur yang terbentuk dari perbedaan fungsi-fungsi paragraf dalam membangun sebuah wacana (seperti tesis, argumen, klimaks, dst). Yang disebut fitur bahasa di sini adalah penggunaan atau pemanfaatan bahasa (baik itu tata bahasa maupun diksinya) untuk membangun sebuah wacana.

Berdasarkan struktur generik dan fitur-fitur bahasanya, wacana-wacana yang sering kita jumpai dapat kita kelompokkan dalam tiga kelompok wacana yaitu; (1) kelompok wacana Naratif, (2) kelompok wacana Deskriptif dan (3) kelompok wacana Argumentatif.

Kelompok wacana Naratif dapat dibagi menjadi beberapa genre seperti; (a) Naratif itu sendiri, (b) Rekon (recount), (c) Anekdot, (d) Spoof, (e) dan Item berita (news item). Tipe-tpe genre di atas dibuat dengan tujuan untuk menginformasikan sesuatu dalam bentuk cerita.

Kelompok wacana Deskriptif dibagi menjadi beberapa genre seperti; (1) Deskriptif, (2) Report, (3) Prosedur dan (4) Eksplanasi. Genre-genre jenis ini pada dasarnya dibuat untuk memerikan (mendeskripsikan) sesuatu atau proses terjadinya sesuatu serta tidak dimaksudkan untuk menceritakan sesuatu.

Kelompok wacana Argumentatif dibagi menjadi beberapa genre seperti; (1) Eksposisi Analitik, (2) Eksposisi Hortatorik, (3) Diskusi serta (4) Argumentatif. Genre-genre tersebut dibuat dengan tujuan untuk melakukan eksplorasi terhadap argumen-argumen yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana.”

Selain dari pembagian wacana ke dalam tiga kelompok wacana seperti yang telah di sebutkan di atas, beberapa pakar yang lain juga membagi wacana ke dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu (1) Naratif, (2) Non fiksi, dan (3) Sajak (poetry).
Berdasarkan pembagian yang kedua ini, yang termasuk dalam kategori wacana Naratif adalah petualangan, misteri, fiksi ilmiah, fantasi, fiksi sejarah, cerita dilematis (roman), dialog, mitos, legenda, cerita peri dan fabel. Untuk kategori wacana nonfiksi dalam hal ini adalah teks diskusi, teks eksplanasi, teks instruksi, persuasi, Report yang tidak kronologis serta Rekon. Sedang yang termasuk dalam kategori wacana sajak (poetry) adalah puisi bebas, puisi visual, dan puisi berstruktur.