Bibit unggas adalah hal selanjutnya yang dibutuhkan dalam budidayam unggas. Misalnya, bibit untuk ayam pedaging, bibit ayam pedaging dapat diperoleh pada penyedia bibit. Bibit ayam yang digunakan disebut DOC (Day Old Chicken)/ayam umur sehari. Bibit ayam pedaging sebaiknya berasal dari pembibitan ayam pedaging sesuai standar yang telah ditetapkan dalam SNI 01.4868.1-1998, yaitu memiliki berat badan minimal 37 g/ekor.
Seperti makhluk hidup lainnya, unggas juga membutuhkan pakan untuk tumbuh dan berkembang. Secara alami unggas dapat memenuhi kebutuhan pakannya, namun unggas yang dipelihara harus diberi asupan pakan yang cukup.
Pakan adalah campuran bahan-bahan makanan yang mengandung nutrisi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan unggas. Pakan yang baik adalah pakan yang memiliki keseimbangan nutrisi sehingga dapat diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan unggas.
Pakan unggas dapat berasal dari pabrik pakan atau pakan buatan sendiri. Pakan yang digunakan harus cukup, sehat, serta berkualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sebagai contoh mutu pakan ayam pedaging sesuai dengan SNI 01-3930-1995 dan SNI 01-3931-1995. Pakan yang diberikan harus sesuai dengan jumlah dan mutunya, umur, dan periode pertumbuhan ayam.
Dalam budidaya unggas petelurpakan dapat dibeli atau dibuat sendiri. Biaya pakan merupakan komponen yang paling tinggi. Peternak besar biasanya menggunakan pakan siap pakai. Keuntungan pakan siap pakai adalah kandungan nutrisi sudah disesuaikan dengan jenis dan umur unggas. Jika pakan dibuat sendiri, maka bahan baku pakan boleh menggunakan bahanbahan lokal atau impor. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pakan ternak unggas antara lain: dedak padi, gabah, biji jagung, bungkil kedelai, biji sorgum, tepung ikan, atau bahan-bahan sisa limbah pertanian, perkebunan, dan perikanan. Pakan dapat berbentuk tepung, butiran kecil, atau pelet.
Untuk menjaga kesehatan unggas, selain diberikan pakan yang cukup, unggas juga diberi vitamin serta hormon pertumbuhan jika diperlukan. Jika unggas terserang penyakit, sebaiknya segera diberi obat-obatan. Unggas dapat diberikan vaksin untuk meningkatkan daya tahan tubuh unggas.
Dalam praktik budidaya unggas petelur, siswa dapat memelihara unggas dengan menggunakan kandang sederhana yang terbuat dari bambu.
Untuk praktik budidaya ayam pedaging, bibit ayam pedaging dapat diperoleh di penyedia bibit. Untuk mengurangi resiko unggas mati, dapat digunakan bibit yang sudah agak besar.
Pakan untuk budidaya ayam bisa menggunakan siap pakai, tetapi untuk menghemat biaya pakan dapat membuat pakan alternatif berbahan dedak, jagung, bungkil, dan tepung tulang. Pakan ayam dibagi menjadi dua jenis yakni pakan untuk starter dan pakan ayam dewasa.
Pakan siap pakai harus diberikan sesuai aturan dan kebutuhan unggas agar pemberian pakan tidak berlebihan sehingga biaya pakan tidak besar. Namun demikian siswa dapat juga memberikan pakan yang menggunakan sumber daya yang ada di wilayah tempat tinggal mereka.
Pengendalian penyakit unggas petelur dengan menggunakan obat-obatan dilakukan hanya jika terdapat unggas yang sakit. Pengendalian penyakit diusahakan melalui pencegahan, yaitu dengan melakukan berbagai tindakan pengamanan dan sanitasi kandang dan perlengkapannya.
Kegiatan penting dalam budidaya adalah panen dan pascapanen. Unggas petelur dapat dipanen pada umur sekitar sebulan, bahkan bisa hanya 22 hari sudah panen untuk ayam bibit DOC.
Panen ayam pedaging harus direncanakan dan dilaksanakan dengan baik untuk mengurangi jumlah ayam afkir karena kesalahan saat panen.
Sebelum panen, terlebih dahulu disiapkan peralatan panen seperti timbangan, tali ra!a, keranjang ayam, dan lampu senter. Selanjutnya diambil sampel ayam pedaging secara untuk ditimbang sehingga berat badannya diketahui. Sebaiknya ayam yang akan dipanen tidak diberi makan terlalu agar tidak sisa pakan di tempat makan. Pemberian antibiotik pada ayam yang akan dipanen diperbolehkan antara 5-14 hari menjelang panen.
Untuk memudahkan pemanenan, terlebih dahulu ayam disekat secara bertahap. Panen harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak ada yang memar, patah sayap, patah kaki, atau bahkan mati. Ayam yang telah dipanen dimasukan ke dalam keranjang untuk diangkut.
Siswa diberikan penjelasan untuk mengevaluasi budidaya unggas yang telah mereka lakukan. Evaluasi mencakup pelaksanaan, hasil panen, perhitungan biaya yang mereka keluarkan dan hasil penjualannya.
Seperti makhluk hidup lainnya, unggas juga membutuhkan pakan untuk tumbuh dan berkembang. Secara alami unggas dapat memenuhi kebutuhan pakannya, namun unggas yang dipelihara harus diberi asupan pakan yang cukup.
Pakan adalah campuran bahan-bahan makanan yang mengandung nutrisi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan unggas. Pakan yang baik adalah pakan yang memiliki keseimbangan nutrisi sehingga dapat diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan unggas.
Pakan unggas dapat berasal dari pabrik pakan atau pakan buatan sendiri. Pakan yang digunakan harus cukup, sehat, serta berkualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sebagai contoh mutu pakan ayam pedaging sesuai dengan SNI 01-3930-1995 dan SNI 01-3931-1995. Pakan yang diberikan harus sesuai dengan jumlah dan mutunya, umur, dan periode pertumbuhan ayam.
Dalam budidaya unggas petelurpakan dapat dibeli atau dibuat sendiri. Biaya pakan merupakan komponen yang paling tinggi. Peternak besar biasanya menggunakan pakan siap pakai. Keuntungan pakan siap pakai adalah kandungan nutrisi sudah disesuaikan dengan jenis dan umur unggas. Jika pakan dibuat sendiri, maka bahan baku pakan boleh menggunakan bahanbahan lokal atau impor. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pakan ternak unggas antara lain: dedak padi, gabah, biji jagung, bungkil kedelai, biji sorgum, tepung ikan, atau bahan-bahan sisa limbah pertanian, perkebunan, dan perikanan. Pakan dapat berbentuk tepung, butiran kecil, atau pelet.
Untuk menjaga kesehatan unggas, selain diberikan pakan yang cukup, unggas juga diberi vitamin serta hormon pertumbuhan jika diperlukan. Jika unggas terserang penyakit, sebaiknya segera diberi obat-obatan. Unggas dapat diberikan vaksin untuk meningkatkan daya tahan tubuh unggas.
Dalam praktik budidaya unggas petelur, siswa dapat memelihara unggas dengan menggunakan kandang sederhana yang terbuat dari bambu.
Untuk praktik budidaya ayam pedaging, bibit ayam pedaging dapat diperoleh di penyedia bibit. Untuk mengurangi resiko unggas mati, dapat digunakan bibit yang sudah agak besar.
Pakan untuk budidaya ayam bisa menggunakan siap pakai, tetapi untuk menghemat biaya pakan dapat membuat pakan alternatif berbahan dedak, jagung, bungkil, dan tepung tulang. Pakan ayam dibagi menjadi dua jenis yakni pakan untuk starter dan pakan ayam dewasa.
Pakan siap pakai harus diberikan sesuai aturan dan kebutuhan unggas agar pemberian pakan tidak berlebihan sehingga biaya pakan tidak besar. Namun demikian siswa dapat juga memberikan pakan yang menggunakan sumber daya yang ada di wilayah tempat tinggal mereka.
Pengendalian penyakit unggas petelur dengan menggunakan obat-obatan dilakukan hanya jika terdapat unggas yang sakit. Pengendalian penyakit diusahakan melalui pencegahan, yaitu dengan melakukan berbagai tindakan pengamanan dan sanitasi kandang dan perlengkapannya.
Kegiatan penting dalam budidaya adalah panen dan pascapanen. Unggas petelur dapat dipanen pada umur sekitar sebulan, bahkan bisa hanya 22 hari sudah panen untuk ayam bibit DOC.
Panen ayam pedaging harus direncanakan dan dilaksanakan dengan baik untuk mengurangi jumlah ayam afkir karena kesalahan saat panen.
Sebelum panen, terlebih dahulu disiapkan peralatan panen seperti timbangan, tali ra!a, keranjang ayam, dan lampu senter. Selanjutnya diambil sampel ayam pedaging secara untuk ditimbang sehingga berat badannya diketahui. Sebaiknya ayam yang akan dipanen tidak diberi makan terlalu agar tidak sisa pakan di tempat makan. Pemberian antibiotik pada ayam yang akan dipanen diperbolehkan antara 5-14 hari menjelang panen.
Untuk memudahkan pemanenan, terlebih dahulu ayam disekat secara bertahap. Panen harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak ada yang memar, patah sayap, patah kaki, atau bahkan mati. Ayam yang telah dipanen dimasukan ke dalam keranjang untuk diangkut.
Siswa diberikan penjelasan untuk mengevaluasi budidaya unggas yang telah mereka lakukan. Evaluasi mencakup pelaksanaan, hasil panen, perhitungan biaya yang mereka keluarkan dan hasil penjualannya.