Hormat dan Sayang kepada Kedua Orangtua dan Guru

Keharmonisan dan kebahagiaan hidup sebuah keluarga akan terwujud jika semua anggota keluarga saling menghormati dan menyayangi. Anak menghormati orangtua, dan orangtua menyayangi anaknya. Seorang adik menghormati kakaknya, dan kakak menyayangi adik-adiknya. Sikap saling menghormati dan menyayangi seperti ini harus dibiasakan mulai dari keluarga. Pembiasaan dan penanaman akhlak mulia sejak dari dalam keluarga akan membentuk karakter positif seorang anak.
Menghormati dan menyayangi kedua orangtua merupakan kewajiban seorang anak. Sikap menghormati dan menyayangi kedua orangtua dapat dimaksudkan sebagai bentuk balas budi kita kepada mereka. Namun balas budi kita tak akan bisa sepadan dengan pengorbanannya. Sangatlah wajar apabila kita diwajibkan Allah Swt. untuk menghormati kedua orangtua. Mengingat jasa-jasanya kepada kita sungguh tak ternilai.
Kewajiban menghormati kedua orangtua banyak tertuang dalam al- 􀀲􀁖􀁓􀉧􀃁􀁏, diantaranya 􀀲􀀏􀀴􀀏􀀁􀁂􀁍􀀎􀀪􀁔􀁓􀃁􀉧􀀐􀀒􀀘􀀛􀀓􀀔 berikut ini:
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S. al-Isrā’/17:23)
Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah Swt. mewajibkan kita berbuat baik kepada ibu bapak. Tutur kata kita kepada keduanya haruslah lemah lembut. Mengucapkan kata “ah” kepada orangtua saja tidak dibolehkan oleh agama, apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu. Ketika kita sedang dinasihati orangtua dengarkan baik-baik, jangan memotong pembicaraan. Kita berusaha menampilkan sikap terbaik supaya kedua orangtua merasa dimuliakan.
Nasihat-nasihat tersebut kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Menghormati kedua orangtua akan mendatangkan keberkahan hidup bagi seorang anak. Mengapa demikian? Karena dengan menghormati kedua orangtua mereka akan merasa senang dan bangga. Mereka akan berdoa kepada Allah Swt. agar anak-anaknya mendapat perlindungan- Nya. Doa orangtua sangat berarti bagi anak-anaknya. Inilah yang akan menjadikan hidup kita berkah.
Anak yang menghormati kedua orangtuanya akan selalu meminta nasihat, petunjuk, dan doa. Inilah cerminan anak salih/salihah. Anak salih tidak menganggap orangtuanya bodoh dan ketinggalan zaman. Mereka juga tidak merasa malu dan menyesal dengan keadaan orangtua. Meskipun pendidikan seorang anak lebih tinggi dari kedua orangtua, ia tetap tidak meremahkan dan menganggap rendah orangtuanya. Mereka memposisikan orangtua di tempat yang mulia. Setiap hari meminta doa restu kedua orangtua agar cita-citanya tercapai.

Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., antara bapak dan ibu manakah yang lebih berhak diperlakukan dengan baik? Cermatilah kisah berikut ini !

Anak salih juga akan menghormati gurunya sebagaimana ia menghormati kedua orangtua. Guru telah berjasa besar mendidik kita menjadi pintar dan berakhlak mulia. Ia akan selalu mengikuti pelajaran dengan penuh semangat. Mengerjakan tugas sekolah dengan baik dan tepat waktu. Mendengarkan dan melaksanakan nasihat dan petunjuk dengan sungguh-sungguh.
Pantang bagi anak salih untuk menyakiti hati gurunya. Justru ia akan selalu berusaha membuat gurunya senang dan bangga dengannya. Ia akan selalu minta nasihat dan doa dari setiap guru yang mengajar di kelas. Jika dalam satu hari ia mendapat doa dari empat guru, maka dalam satu minggu ia akan mendapat dua puluh delapan kali doa dari guruguru tersebut. Berarti dalam satu bulan ia mendapat seratus dua belas  kali doa, dan seribu tiga ratus empat puluh empat kali doa dalam satu tahun. Subhanallah, doa-doa dari bapak dan ibu guru inilah yang turut andil dalam kesuksesan dan keberkahan hidup kita. Sungguh Allah Swt. mengabulkan semua doa hamba-Nya, apalagi doa itu dipanjatkan dengan ikhlas oleh bapak dan ibu guru secara berulang-ulang dan terus menerus.
Tentu doa-doa ini sulit kita dapatkan jika kita sering membuat bapak ibu guru kecewa dan sakit hati karena perilaku buruk yang kita lakukan. Oleh karena itu hormatilah bapak dan ibu guru dengan sepenuh hati.
Contoh lain akhlak anak salih, saat berjalan dan berpapasan dengan bapak atau ibu guru mereka akan menyapa sambil tersenyum dan mencium tangannya. Sikap mulia ini adalah salah satu bentuk sikap menghormati bapak dan ibu guru baik ketika di sekolah maupun di luar sekolah.

Ibnu Mas’ud, seorang sahabat Rasulullah saw. bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang lebih berhak aku pergauli dengan baik?” beliau menjawab: “Ibumu.” Kutanyakan lagi, “Lalu siapa lagi?” beliau menjawab: Ibumu.” Aku bertanya lagi, “Siapakah lagi?” beliau menjawab: “Ibumu.”Aku bertanya lagi, “Siapakah lagi?” beliau baru menjawab: “Kemudian barulah bapakmu, kemudian kerabat yang paling terdekat yang terdekat.”
Sumber: Hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirm³z³

SUMBER : Buku K13 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas ix