Berbagai macam reaksi kimia tanpa kita sadari, begitu akrab dengan kehidupan kita.
- Pernahkah Anda melihat besi maupun seng berkarat?
- Benda perhiasan yang disepuh kembali karena warnanya yang pudar?
- Energi listrik yang ditimbulkan oleh aki kendaran bermotor?
- Atau yang lebih sederhana ketika kita mengupas buah apel, beberapa saat akan terjadi perubahan warna. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Semua kejadian atau peristiwa di atas merupakan contoh dari reaksi oksidasi atau reduksi yang akrab kita sebut sebagai reaksi redoks. Sesuai dengan perkembangannya, ada tiga konsep untuk menjelaskan reaksi oksidasi reduksi (redoks). Konsep tersebut adalah sebagai berikut:
- Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen.
- Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron.
- Konsep redoks berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi.
A. KONSEP REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI BERDASARKAN PENGGABUNGAN DAN PELEPASAN OKSIGEN
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi senantiasa mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu kimia. Pada awalnya, sekitar abad ke-18, konsep reaksi oksidasi dan reduksi didasarkan atas penggabungan unsur atau senyawa dengan oksigen membentuk oksida, dan pelepasan oksigen dari senyawa.
Oksidasi : penggabungan oksigen dengan unsur/senyawa.
Reduksi : pelepasan oksigen dari senyawanya.
Contoh:
1. Reaksi oksidasi:
2Zn (s) + O2 (g) → 2ZnO (s)
CH4 (g) + 2O2 (g) →CO2 (g) + H2O (g)
2. Reaksi reduksi:
2CuO (s) →2Cu (s) + O2 (g)
2PbO2 (s)→ 2PbO (s) + O2 (g)
B. KONSEP REAKSI OKSIDASI REDUKSI BERDASARKAN PELEPASAN DAN PENERIMAAN ELEKTRON
Reaksi oksidasi dan reduksi ternyata bukan hanya melibatkan oksigen, melainkan juga melibatkan elektron. Memasuki abad ke-20, para ahli melihat suatu karakteristik mendasar dari reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari ikatan kimianya, yaitu adanya serah terima elektron.
Konsep ini dapat diterapkan pada reaksi-reaksi yang tidak melibatkan oksigen.
Oksidasi : pelepasan elektron
Reduksi : penerimaan elektron
Reaksi oksidasi dan reaksi reduksi selalu terjadi bersamaan. Oleh karena itu,reaksi oksidasi dan reaksi reduksi disebut juga reaksi oksidasi-reduksi atau reaksi redoks. Zat yang mengalami oksidasi disebut reduktor, sedangkan zat yang mengalami reduksi disebut oksidator.
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi senantiasa mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu kimia. Pada awalnya, sekitar abad ke-18, konsep reaksi oksidasi dan reduksi didasarkan atas penggabungan unsur atau senyawa dengan oksigen membentuk oksida, dan pelepasan oksigen dari senyawa.
Oksidasi : penggabungan oksigen dengan unsur/senyawa.
Reduksi : pelepasan oksigen dari senyawanya.
Contoh:
1. Reaksi oksidasi:
2Zn (s) + O2 (g) → 2ZnO (s)
CH4 (g) + 2O2 (g) →CO2 (g) + H2O (g)
2. Reaksi reduksi:
2CuO (s) →2Cu (s) + O2 (g)
2PbO2 (s)→ 2PbO (s) + O2 (g)
B. KONSEP REAKSI OKSIDASI REDUKSI BERDASARKAN PELEPASAN DAN PENERIMAAN ELEKTRON
Reaksi oksidasi dan reduksi ternyata bukan hanya melibatkan oksigen, melainkan juga melibatkan elektron. Memasuki abad ke-20, para ahli melihat suatu karakteristik mendasar dari reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari ikatan kimianya, yaitu adanya serah terima elektron.
Konsep ini dapat diterapkan pada reaksi-reaksi yang tidak melibatkan oksigen.
Oksidasi : pelepasan elektron
Reduksi : penerimaan elektron
Reaksi oksidasi dan reaksi reduksi selalu terjadi bersamaan. Oleh karena itu,reaksi oksidasi dan reaksi reduksi disebut juga reaksi oksidasi-reduksi atau reaksi redoks. Zat yang mengalami oksidasi disebut reduktor, sedangkan zat yang mengalami reduksi disebut oksidator.
C. KONSEP REAKSI OKSIDASI REDUKSI BERDASARKAN PERUBAHAN BILANGAN OKSIDASI
Reaksi redoks dapat pula ditinjau dari perubahan bilangan oksidasi atom atau unsur sebelum dan
- sesudah reaksi. Reaksi redoks adalah reaksi yang ditandai terjadinya perubahan bilangan oksidasi dari atom unsur sebelum dan sesudah reaksi.