Senam
pertama kali diperkenalkan pada zaman Yunani kuno. Senam berasal dari
kata Gymnastics, Gymnas berarti telanjang, sebab pada waktu itu
orang-orang berlatih tanpa memakai pakaian. Sedangkan Gymnasium adalah
suatu tempat yang dipergunakan untuk mengadakan latihan senam. Pada
zaman itu Gymnastik dilakukan dalam rangka upacara-upacara kepercayaan
yaitu guna menyembah dewa Zeus.
Pada
awal permulaaan abad ke-20, senam telah menjadi rencana pendidikan di
sekolah-sekolah Amerika. Hal ini berkat usaha dari Dr.J.F.Williams,
Dr.Dubly sorgen dan Thomas D.Wood.
Frederik
Jahn adalah bapak Gymnastik, dia memkombinasikan latihan-latihan
gimnastik dengan pertunjukan-pertunjukan patriotik. Dia juga menemukan
beberapa perelatan senam, diantaranya adalah palang horizontal, palang
sejajar, kuda-kuda melintang, dan bak lompat.
Senam
di Negara Indonesia sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Pada
waktu itu namanya “Gymnastiek”, zaman jepang dinamakan “Taiso”.
Pemakaian istilah “senam” sendiri kemungkinkan bersamaan dengan
pemakaian kata olahraga sebagai pengganti kata sport.
Sejarah Perkembangan Senam
Sejarah Perkembangan Senam
1. Senam Pada Jaman Kuno (l.k. 2000 s/d 1000
tahun S.M)
a. Jaman Primitif
Pekerjaan orang primitive untuk menyambung hidupnya dengan
jalan berburu, menangkap ikan dan berperang. Oleh karena alat-alat yang dipakai
sederhana sekali, maka yang dikembangkannya adalah kekuatan fisiknya. Bagi masyarakat
primitive mempertahankan hidup dengan jalan perang mempunyai peranan yang
paling penting, sebab kelanggengan suatu bangsa atau suku tergantung dari hasil
peperangan. Biasanya peperangan diakhiri dengan tari-tarian berupa bentuk gerak
yang penting dalam kehidupan mereka. Suatu tari merupakan bagian dari pemujaan
mereka terhadap nenek moyangnya.
Pendidikan pada jaman itu ditujukan kepada anak dari anggota
sukunya dan ditekankan kepada menguatkan badan. Mereka ikut berburu dan
berperang untuk diterima sebagai anggota suku, pada upacara pembaptisan sebagai
orang dewasa, anak-anak yang menjelang akil balig diuju ketangkasannya dan
ketahanannya menahan rasa sakit.
b. Cina
Sejak tahun 2700 SM. Di dataran Cina ada suatu kegiatan yang
menyerupai senam, terutama dalam bentuk penyembuhan atau pengobatan. Latihan
berupa macam-macam gerakan pasif dan aktif, latihan pemanasan dan massage.
Beberapa abad lamanya Cina mempunyai kebudayaan yang boleh dikatakan tidak
berubah-ubah.
Ajaran Cina jaman kuno ini adalah filsafat moral yang
menekankan pentingnya keluhuran budi. Untuk memperoleh hikmahnya kehidupan,
orang harus menempuh jalan kesucian dan kesetiaan. Ajaran tersebut antara lain
ajaran Kong Hu Cu yang kemudian diteruskan oleh pengikut-pengikutnya.
Adat kebiasaan di dataran Cina banyak diketahui dari
kumpulan tulisan-tulisan Kong Hu Cu dan murid-muridnya. Kecuali latihan
pernapasan dan melulut, ada suatu tarian atau dansa yang tujuannya adalah
menyembuhkan. Dansa adalah kegiatan yang merupakanh bagian yang penting dalam
pendidikan Cina Kuno. Dengan berdansa orang-orang Cina berharap dapat melawan
penyakit kurang darah, tungkai yang membengkak dan penyakit busung air. Hal
inni telah dikenal sejak dahulu kala. Senam medis dari Cina merupakan tradisi
yang sudah berabad-abad usianya dan bertahan sampai sekarang. Disamping melalui
lukisan-lukisan dan patung-patung kayu dapat diketahui permainan anak-anak Cina
(kebanyakan dilakukan di Biara-biara) yang berupa latihan kesetimbangan pada
tambang dan latihan berbagai macam senam lantai.
c. India
Unsur-unsur senam yang ada di India kuno adalah
teknik bernapas dan pengetahuan tentang penyembuhan penyakit. Kegiatan ini
mempunyai arti keagamaan, antara lain cita-cita hidup dari orang berkasta
pendeta/padri yang ingin lepas dari derita di alam fana, pemujaan kepada dewa
brahmana. Dalam pelajaran menurut agama Budha, ditujukan caranya menuju
kehidupan yang lebih baik yaitu dengan jalan penguasaan jasmani, pengaturan
pernapasan dan meditasi.
Bernapas selalu dihubungkan dengan kekuatan alam. Setiap
kali berlatih, kita bernapas, dan bernapas berarti kita menghirup udara. Udara
yang kita hirup bermuatan prana, dan prana inilah yang merupakan suatu sumber
kekuatan yang memelihara alam semesta. Senam Yoga misalnya, lebih dari pada
usaha sekedar untuk tujuan medis. Dalam tujuannya yang hakiki senam Yoga
melepaskan diri dari hidup keduniawian. Pelajaran ini berkembang ke Negara
lain, diantaranya Jepang, Cina dan juga Indonesia (dengan
perubahan-perubahan).
Dalam buku Weda, pelajaran terdiri dari latihan yang kita
kenal dengan latihan tubuh, misalnya :
- Latihan ketangkasan (headstand, berdiri diatas
tengkuk atau sikap lilin dan sebagainya.
- Latihan memanjat tambang/tiang dengan kepala
diatas/dibawah
- Latihan merangkak/merayap
Lama kelamaan seperti yang kita lihat, Yoga memegang peranan
dalam senam yang beraliran estetis.
d. Mesir
Peninggalan yang terkenal dari Mesir Kuno adalah Piramida,
dapat kita baca bagaimana kehidupan sehari-hari telah terjadi,
bagaimana orang hidup dan bekerja. Juga mengenai olahraga dapat kita ketahui
pada gambar-gambar yang telah ditinggalkan bahwa orang Mesir sudah mengenal
latihan bebas (senam) yang bilamana dilihat dari gaya dan cara
melakukannya menyerupai gymnastic Jerman Kuno. Latihan-latihan yang lain mirip
juga dengan latihan Yoga. Disamping itu terdapat juga macam-macam bentuk senam
lantai.
e. Yunani Kuno
Sepanjang Sejarah Negara Yunani, senam yang disebut dengan
kata Gymnastic memegang peranan yang penting dalam arti kata seluas-luasnya.
Gymnastic pada jaman Yunani Kuno dapat kita lihat pada lukisan di jambangan,
yaitu di Kreta sekitar 2000 tahun SM. Suatu jenis olahraga bagaimana orang yang
beradu melawan sapi memegang tanduknya melajam pada sapi yang menyerbu,
kemudian melakukan baling-baling (cartwheel) di atas punggungnya dan mendarat
kembali di belakang binatang itu.
2. Senam Pada Jaman Yunani Dan Romawi (1000-476
S.M.)
a. Yunani (1000 S.M.-146 S.M.)
þ Sparta
Sparta di bangun 1000 tahun sebelum Masehi. Permainan
Olympiss untuk menghormati dewa-dewa mempunyai tujuan spiritual. Pada masa itu
hanya orang yang berkuasa/orang yang terkemuka, orang-orang yang mempunyai hak
lebih yang mendapatkan pendidikan.
Pada tahun 550 sebelum Masehi terjadilah pembalikan.
Budak-budak yang merasa tertindas memberontak. Untuk mencegah kekacauan, kaum
militer memegang kekuasaan. Kalau dulu olahraga mempunyai tujuan spiritual,
sekarang olahraga dipakai untuk menyusun kekuatan (militer). Laki-lakinya yang
kuat, perempuannya tidak terlalu perasa dan dapat melahirkan anak yang sehat.
Kekuatan tidak lain adalah latihan-latihan militer. Rakyat harus kuat dan
latihannya terdiri dari :
1. Baris-berbaris
2. Lari cepat, dan
3. Gulat
þ Athena
Athena tumbuh dengan pesat dan setiap orang dapat menduduki
jabatan di pemerintahan dan dapat bergaul dengan kaum bangsawan (kebalikan
dari Sparta).
Sparta pendidikan terbatas pada segi intelek dan segi
militer, kalau Athena semua aspek. Sparta menekankannya pada kekuatan
fisik saja, sedangkan tujuan gymnastic di Athena adalah manusia yang selaras
(harmonis) antara jiwa dan raga (Socrates). Di Athena rakyat hidup di alam yang
lebih demokratis. Gymnastik merupakan bagian dari pendidikan yang menyeluruh.
Latihannya antara lain panthatlon yang terdiri dari :
1.
Lari
2.
Lompat
3.
Lempar lembing
4.
Lempar cakram
5.
Gulat
Jatuhnya Yunani,Yunani yang terpusat pada pemerintahan kota Athena
terbuka pintunya terhadap dunia bebas.
Pada Abad ke 3 S.M. teknik dan pengetahuan berkembang dengan
pesat sekali. Akan tetapi setiap orang mencari peruntungannya sendiri-sendiri,
mencari kekayaan untuk diri sendiri. Kebudayaan Yunani tidak berakar kuat,
segala pesta upacara keagamaan dan permainan yang begitu megah mulai hilang.
Segala macam kegiatan olahraga lebih banyak diajukan untuk pengobatan. Arti
spiritual hilang. Dengan hilangnya cita-cita dan semangat, Yunani menjadi lemah
dan akhirnya orang Hellena dikuasai Roma. Tahun 146 S.M. Yunani menjadi jajahan
orang Romawi.
b. Romawi (146 S.M.- 476
M.)
Pendidikan yang dilakukan di Roma berbeda dengan Yunani.
Kalau di Yunani pendidikan dipusatkan di sekolah, sebaliknya di Roma
keluargalah tempat mendidik anak.
Keluarga dimana sang ayah berkuasa (Pater Familias)
memerintah dengan keras dan memberikan segala ketangkasan kepada anak-anaknya.
Gymnastic mendapat tempat yang penting yaitu untuk persiapan militer. Mereka
mendapat pelajaran bertanding dengan tongkat dan "turnen" pada kuda
yang terbuat dari kayu. Kalau gymnastic di Yunani merupakan bagian dari
pendidikan, sebaliknya di Roma gymnastic hanyalah ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan praktis. Orang Romawi hidup lebih praktis, sebagai anggota masyarakat
harus dapat mempertahankan Negara.
Gymnastic terdiri dari :
þ Perkelahian tongkat
þ Turnen pada kuda tiruan terbuat dari kayu
þ Baris-berbaris
þ Lari lintas alam
þ Seni menunggang kuda
Gymnastic pada jaman Yunani dan Romawi disebut Senam Klasik.
Masa itu disebut juga masa Hellenisme, yaitu masa kebudayaan orang-orang
Hellena (Yunani). Dengan runtuhnya peradaban Yunani dan Romawi gymnastic
menghilang, dan mulai saat itu mulai pertengahan (476-1500 M.) kegiatan senam
dilarang dan dianggap tabu. Setelah tahun 1500 timbul perubahan, yaitu
datangnya jaman kebangkitan (Renaissance). Senam dimulai lagi, tetapi Senam
Klasik ditentang, karena terlalu keras dan kasar. Sebagai gantinya datanglah
Senam Human (Humanische Gymnastiek).
3. Senam Pada Abad Pertengahan (Tahun 476 –
1500 M.)
a. Jatuhnya Romawi
Pemerintah yang kuat mendatangkan kemakmuran bagi Romawi.
Kemakmuran yang berlebihan mengubah cara hidup. Orang Romawi ingin menikmati kekayaannya.
Mereka mulai hidup santai. Pemudanya mulai menarik diri dari militer, angkatan
perangnya lebih banyak serdadu sewaan. Olahraganya lebih dipusatkan kepada
mandi uap. Pendidikan pater familias tidak popular lagi. Tugas mendidik
diserahkan kepada budak (orang Yunani). Ternyata kemajuan dibidang materi dan
spiritual dari Yunani diambil alih Romawi. Pendidikan Romawi tidak mempunyai
dasar yang kuat dan tidak seirama dengan kemajuan material.
Pada abad ke empat salah satu suku bangsa German berhasil menyerbu
ke Roma. Maka runtuhlah kerajaan Roma (476). Orang-orang German terkenal dengan
sifat-sifat yang negative kasar, suka berkelahi, hukum adatnya ialah yang
menang perang adalah yang berkuasa. Ini berlaku juga dalam pertandingan dan
permainan yang kadang-kadang kasar dan kejam. Juga dikalangan bangsawan sama
kasar dan kerasnya seperti kasar dan kerasnya Tournoy (berlaga dengan membawa
tongkat di atas kuda).
Dengan sendirinya anak-anak muda German pendidikan tidak
lebih dari ketangkasan. Tidak ada latar belakang keagamaan lagi dalam
permainan, tidak ada perhatian terhadap perkembangan jiwa dan perasaan. Baru
dengan datangnya agama Kristen terjadilah perubahan.
Tersebarnya agama Kristen menyebabkan cara berfikir berubah.
Jatuhnya kesusilaan, kebencian terhadap ekses (penyimpangan) pada jaman itu
sangat ditentang oleh penyebar-penyebar agama dan mereka ini berusaha
mengadakan perbaikan.
b. Gymnastic adalah Tabu
Abad pertengahan ditandai dengan didirikannya gereja-gereja
dan biara-biara. Para pendeta/biarawan dan ksatria/pahlawan merupakan
unsure-unsur yang khas (karakteristik) dalam masyarakat abad pertengahan. Pada
jaman itu system pemerintahan adalay system feudal. Raja membagi negaranya
dalam bagian-bagian dan diberikan kepada ksatria-ksatria yang patut menerimanya.
Ksatria harus taat kepada agama dan patuh kepada raja. Maka terjadilah
kasta agama dan kasta bangsawan.
Ada suatu aliran dari penganut agama di mana
pengikut-pengikut mencoba menaklukan nafsu badan dengan hidup bertapa,
menjauhkan diri dari masyarakat bahkan menghukum diri sendiri secara
berlebih-lebihan (aliran asceticisme).
Hidup berdasarkan kebendaan (materiil) ditekan, sehingga
akibatnya banyak yang hidup melarat dan menderita. Dengan sendirinya Gymnastic
tidak mempunya tempat lagi dan dianggap tabu.
4. Senam Pada Jaman Kebangkitan (Renaissance)
(Tahun 1500-1600 M.)
Dualisme Dalam Pandangan Umat
Kristen
Abad pertengahan adalah abad yang dikuasai oleh pandangan
hidup agama Katolik. Hidup adalah persiapan untuk menuju ke kerajaan Tuhan di
alam yang lain.
Pada abad ini dikuasai oleh dua golongan :
1. Rahib (monnik)
2. Kaum bangsawan dan Ksatria (ridder)
Sejarah Gymnastic pada abad ini terbagi dua bagian :
Bagian Pertama
Masa ini dipengaruhi oleh alam pikirannya Agustinus (tahun
354-430 M.). Alam pikiran yang tidak mau tahu tentang gymnastic. Pandangan ini
tidak lain dilatarbelakangi oleh reaksi-reaksi terhadap kebudayaan Romawi yang
negative, terhadap kekacauan yang terlalu meng-cultus-kan jasmani.
Bagian Kedua
Pada bagian ini pandangan terhadap gymnastic dikuasai oleh
cara berpikir dari Thomas Acquino (tahun 1224-1274 M.). Jasmani dan Rohani
adalah dua unsure yang tak dapat dipisah-pisahkan. Oleh karena itu unsure
jasmani dianggap penting. Gymnasticpun diajarkan sampai ke dalam biara-biara.
Pendidikan untuk ksatriapun berdasarkan kesadaran umat Katolik akan pentingnya
Gymnastic, tetapi pendidikannya diarahkan kepada kehormatan, keperwiraan dan
keperkasaan. Sebaliknya pendidikan jasmani bagi rakyat, sifatnya hanya
rekreasi.
Kegiatan Gymnastic dalam bentuk permainan masih diadakan
seperti misalnya permainan bola, memanjat tiang dan menari, anak-anak (berumur
14 tahun) dibawah pimpinan dayang (Zucht-meister) dididik naik kuda, anggar,
berburu dan pada akhir pendidikannya diberikan gelar ksatria.
Terjadinya Revolusi Jiwa (Renaissance)
Pada abad 15 dan 16 di Eropa terjadi perubahan dalam tata
kehidupan. Suatu aliran baru yang disebut Humanisme telah menjadi pendobrak
pembaharuan dalam dunia pendidikan, sehingga gymnastic mendapat tempat yang
baru.
Kematangan yang terjadi ketika revolusi jiwa atau
renaissance :
þ Reformasi
þ Humanisme
þ Kemajuan Ilmu Pengetahuan (Spesialisasi)
Pentingnya pendidikan jasmani mereka mempunyai pendapat yang
sama dengan kita masa kini (abad 20).
a. Vittorino Da Feltre
(1379-1446 M.)
Gymnastic sebagai pendidikan jasmani belum berkembang, baru
kemudian seorang pendidik yaitu Da Feltre mempraktekan gymnastic sebagai
pendidikan jasmani.
Cita-cita kaum Humanis juga masuk ke dalam gereja dan oleh
karena itu pula pendapat bahwa pendidikan jasmani penting dapat diterima.
b. Sedoletti
Sadotti mulai menghargai pendidikan jasmani seperti halnya
pendeta lainnya. Ia menghendaki gymnastic dan musik diajarkan kepada anak-anak
dan sedapat mungkin dalam bentuk ritmis.
c. Vives (1492-1540 M.)
Ia menekankan kepada pentingnya gerak yang luwes dan enak
dipandang. Ia menentang metode yang militeristik, pendekatan terhadap murid
harus secara anak didik bukan secara militer. Tujuan utamanya ialah tubuh yang
sehat dan bebas dari ketegangan jiwa.
d. Montagna (1533-1592 M.)
Ia menekankan kepada pengembangan jasmani dan disiplin yang
tinggi. Apa yang terlihat secara lahiriah harus tersirat secara batiniyah. Apa
yang terkandung dalam hati harus terlihat secara lahiriah. Oleh karenanya
jasmani harus dilatih.
5. Senam Pada Abad Ke 17
Pada abad ini yaitu abad ke 17 orang mencari
"Kebenaran". Ilmu pengetahuan melepaskan diri dari gereja.
Baru saja pelajaran agama/gereja menyebar di masyarakat,
tidak lama kemudian ilmu pengetahuan berkembang untuk mencari kebenaran.
Dua cara dalam mencari kebenaran :
þ Di Inggris ialah Emperisme
þ Di Perancis (dan Jerman) ialah Rasionalisme.
Kedua pendekatan tersebut sangat mempengaruhi cara berfikir
dan perkembangan sikap terhadap pendidikan jasmani.
Emperisme ( John Lock)
Menurut Emperisme, dalam mencari kebenaran ilmu pengetahuan
itu dating dari luar, dari hubungan dengan lingkungannya. Jadi pengetahuan itu
timbul oleh karena pengalaman. Pengalaman itu timbul dari pengamatan panca
indra.
Pengamatan adalah apa-apa yang kita tangkap melalui panca
indra, indra hanya dapat bekerja dengan baik apabila tubuh kita baik (sehat).
Bila badan/jasmani sakit, maka panca indra tidak berfungsi
secara sebaik-baiknya. Agar fungsi indra fungsinya baik, badan harus sehat.
Baik badan maupun jiwa harus dilatih "mensana in corporesano" Oleh
karena itu gymnastic penting untuk perkembangan intelek.
Rasionalisme (Herbart)
Rasionalisme cara berfikirnya bertentangan dengan Emperisme.
Menurut pemahaman Rasionalisme panca indra kita tidak dapat melihat kebenaran.
Dengan panca indra kita mampu melihat matahari memutari bumi, dan bumi itu
datar, ternyata panca indra kita menipu diri kita sendiri, oleh karena itu
tidak boleh mempercayai panca indra. Hanya pikiran atau rasio kita yang dapat
menjejaki kebenaran.
Rasionalisme menitik beratkan pada perkembangan akal atau
rasio. Tujuannya ialah untuk memperoleh pengetahuan. Gymnastic tidak penting
oleh karena tidak dapat membantu untuk memperoleh pengetahuan dan terutama
dibawah aliran Rasionalisme, badan adalah bagian yang lebih rendah daripada
jiwa. Oleh karena itu badan/jasmani kurang penting.
6. Senam Pada Abad Ke 18
Aliran-aliran yang timbul pada abad ini :
a. Aliran Romantik (J.J.
Rousseuau).
Aliran ini adalah aliran yang mementingkan perasaan dan
angan-angan atau fantasi. Dia berpendapat :
"Kalau kita hendak mengembangkan intelegensi murid,
kembangkanlah kekuatannya. Latihlah jasmaninya. Maka kuat jasmaninya, makin
patuhlah ia kepada jiwa. Sebaliknya makin lemah jasmani, makin merajalela
ia".
Oleh karena itu, Rousseau berpendapat Gymnastic sangat
penting. Maka dikembangkanlah senam sekolah (school gymnastiek).
b. Aliran Filantrop (Bassedow)
(1723-1790 M)
Bassedow adalah pelopor dari aliran Filantrop dan ia adalah
orang pertama yang memasukan pendidikan jasmani sebagai mata pelajaran di
sekolah.
c. Penerus Aliran Filantrop
þ Johan Christian Gutsmuths (1744-1811 M.)
þ Vieth (1763-1836 M)
7. Senam Pada Abad Ke 19
a. Senam Elementer
þ Pestalozzi (1746-1827)
Pestalozzi menciptakan suatu system pendidikan yang lebih
diarahkan kepada kebutuhan seseorang. Ia juga ingin mengangkat rakyat kecil
melalui senam. Ia sebetulnya sebagai penganut dari teori Rousseau, tetapi
dalam kenyataannya ada perbedaan. Pastelozzi berpendapat , "bahwa gerakan
tubuh yang menjadi hakekat senam, tetapi kemungkinan gerak pada persendian
itulah senam".
Dari sinilah mulai terbit "senam dengan
kemungkinan-kemungkinan gerak-nya" yang berlawanan dengan Gutsmushs,
penganjur gerak yang wajar, praktis dan gembira.
Mulai dari situlah sejarah senam yang sebenarnya, senam
dalam arti kata "latihan yang metodis, tersusun dan disadari".
Pestalozzi membagi bentuk latihan:
Latihan tubuh terdiri dari :
a. Latihan persendian paha
b. Latihan persendian pinggul
c. Latihan persendian tulang belakang. Gerakannya
terdiri dari :
1) Gerakan lurus
2) Gerakan berputar
Latihan
persendian dari Pestalozzi masuk ke seluruh eropa ;
-
Ke negeri spanyol sebagai latihan
militer
-
Ke negeri Prancis dipakai di
sekolah-sekolah
-
Ke negeri Swedia dipakai sebagai
latihansetempat (latihan yang dilokalisir)
-
Ke negeri Jerman dipakai sebagai
latihan bebas, hamper seluruh system senam tidak terlepas dari latihan
persendian dari pestalozzi.
-
Sistem Swedia dipakai sebagai
latihan persendian dan kesehatan
-
Sistem Denmark latihan
persendian ini dipakai untuk memperbaiki kelainan-kelainan tubuh
-
Sistem Austria, latihan
persendian dipakai untuk kelainan-kelainan tubuh akibat kebiasaan hidup yang
salah di sekolah.
-
Sistem latihan yang kemudian latihan
persendian sebagai salah satu unsure untuk meningkatkan prestasi.
b. Turnen dari Jerman
F. L. Yahn (1778-1852). Keberhasilan Phylantropin dalam
membuka lembaran baru pendidikan jasmani di sekolah, maka dating kekuasaan
Napoleon di Prancis. Kekuasaannya yang despotis menghambat perkembangan
gymnastic di sekolah.
Yahn tidak tinggal diam, dia menggerakan semangat nasional
bangsa Jerman melalui gymnastic. Kondisi itu sangat menguntungkan bagi Yahn,
karena alam pikiran masyarakat terhadap gymnastic menunjang. Gymnastic adalah
alat untuk membentuk keserasian tubuh, gymnastic adalah alat untuk mempertinggi
ketahanan rakyat, dan gymnastic adalah alat untuk mengimbangi ketegangan jiwa
yang berlebihan.
Untuk pertama kalinya Yahn memakai istilah Turnen sebagai
pengganti kata gymnastic. Turnen dari Yahn menjadi pusat perhatian seluruh
rakyat, dari segala lapisan masyarakat, tua-muda, kaya miskin, bangsawan dan
rakyat jelata.
Selain mengadakan latihan senam di sekolah Yahn mengadakan
juga latihan senam diluar sekolah yang disebut "Hasenhaide". Sebagai
buku pedomannya yang tersebar diseluruh Jerman berjudul "Die Deutsche
Turnkunst".
Yahn dihormati sebagai pahlawan, dengan perkumpulan
Turnennya dia dianggap sebagai bapak Senam-Alat. Muridnya Ernst Eiselen yang
menambahkan alat gelang-gelang dan kincir laying.
Latihan secara metodis menurut Yahn adalah :
1.
Lari
2.
Macam-macam lompatan : lompat jauh,
lompat galah, lompat tali dan lompat simpai.
3.
Memanjat tali yang digantung di
pohon
4.
Melempar : lempar jauh, lempar
sasaran dengan bola, lempar lembing, batu dan tolak peluru.
5.
Tarik tambang, mengangkat beban atau
partner, mendorong, voltigeren, renang, gulat.
Latihan memakai alat / turnen :
1. Balok
2. Palang tunggal
3. Palang sejajar
Permainan :
Permainan tanding dan menyelinap.
c. Jatuhnya Turnen
Turnsperre (1820-1842). Turnen dan organisasi-organisasi
mahasiswa dilarang keras dan harus dibubarkan. Turnplaiz di tutup, ini yang
disebut Turn-sperre.
Akibat adanya Turnsperre, latihan tidak mungkin dilakukan di
lapangan terbuka sehingga terpaksa harus pindah ke ruang tertutup. Latihan
lari, lompat dan lempar tidak mungkin dilakukan ditempat yang terbatas, maka
diciptakanlah suatu latihan yang sesuai dengan tempat tersebut. Maka dari
sinilah timbul Turnen Perkakas (Senam-Alat).
Karena kegiatan Yahn dibatasi, maka datanglah masa baru bagi
Senam-Sekolah, senam dengan metode yang lebih baik. Orang yang pertama pada
masa ini ialah Adolf Spiesz. Maka dari sinilah tercipta latihan "bebas
yang geometris" latihan yang dibuat-buat, gerak menurut 8 penjuru mata
angina.
Kemudian terjadi pula latihan memakai perkakas (alat besar)
yang kemudian berkembang menjadi "Senam Alat" terdiri dari : Kuda
Lompat/Vaulting Horse, Gelang-gelang/Still Ring, Palang Tunggal/Horizontal Bar,
Perkakas tersebut berkembang terus menjadi 6 macam perkakas untuk putra dan 4
macam perkakas untuk putrid yang dipertandingkan.
8. Senam Medis
Senam Medis atau senam penyembuhan adalah latihan tubuh yang
dilakukan untuk memperbaiki penyimpangan sikap dan bentuk tubuh sehingga
menjadi normal kembali.
1. Senam Jaman Kuno
Di dataran Cina latihan pernapasan, massage dan macam
gerakan pasip dan aktif dikenal dalam tulisan Kong Fou 2700 S.M. Di Yunani
senam penyembuhan dikenal sejak Hippokrates (+ 400 S.M.).
a.
Galenus (131-201)
Pada tahun 131-201 Galenus mengembangkan terus karya
Hippokrates. Di dalam bukunya ia menguraikan latihan aktip, pasip dan gabungan
pasip-aktip, ia menyuruh pasiennya melakukan latihan jasmani sesuai dengan
kegunaannya.
Pada abad pertengahan ilmu pengetahuan medis ini tidak
mengalami kemajuan. Baru kemudian pada jaman Renaissance hidup kembali; suatu
pertanda bahwa ilmu pengetahuan medis telah tumbuh dengan pesat.
b.
Mercurialis ( 1530-1606)
Bersama dengan kemajuan ilmu pengetahuan, gymnastic yang
telah diakui sebagai alat pendidikan di sekolah, telah menjadi perhatian
tokoh-tokoh di bidang medis. Mercurialis adalah seorang tabib dan ahli filsafat
yang juga menentang jiwa dan kebudayaan abad pertengahan.
Pada tahun 1569 terbit bukunya yang sangat terkenal, yaitu
"De arte Gymnastica". Buku tersebut menggambarkan dan menerangkan
tentang Gymnastiek dilihat dari sudut medis-hygienis.
Menurut Mercurialis gymnastiek mempunyai 3 arti :
2.
Propylactis (pencegahan)
3.
Therapeutis (penyembuhan)
4.
Conservatis (pemeliharaan)
Gymnastiek ini diberikan istilah senam-hygienis. Ia
menentang senam yang mengejar prestasi (senam-atletis).
d.
Tissot (1750-1826)
C.J Tissot seorang dokter dari Perancis terkenal dengan
bukunya "Gymnastique Medicale at Chirurgicale" Ia menguraikan manfaat
gerak-kerja dan istirahat, ilmu penyakit dan orthopaedie.
Tissot membagi latihan dengan 3 kelompok :
a. Latihan aktif; bermain, berburu, gerak jalan
b. Latihan pasif; digendong, diayun, dikayuh
c. Latihan aktif-pasif; menunggang kuda.
2. Senam Medis Modern
P.H. Ling (1776-1839). Sebelum Pehr Hendrik Ling latihan
senam yang sudah ada dimanfaatkan oleh para ahli medis untuk tujuan kesehatan.
Jadi secara tidak langsung latihan senam yang umum dipakai sebagai alat untuk
mencapai tubuh yang sehat.
Metode Ling sangat berbeda dengan apa yang dipelajari
di Denmark. Ling akhirnya menyadari bahwa senam baru inilah yang dapat
membawa kesejahteraan kepada rakyat. Penyakit rakyat, reumatik dan TBC yang
melanda Swedia menambah sukses Ling dalam mempropagandakan senam untuk
kesehatan.
9. Terjadinya Sistem Swedia
a. P.H. Ling memberikan suatu criteria untuk senam:
"Suatu gerak, baru dapat dimasukan sebagai latihan
senam, kalau mempunyai pengaruh terhadap tubuh atau anggota tubuh".
P.H. Ling adalah penemu perkakas "jenjang" (wandrek
atau ribatol) dan "peti lompat" (vaulting box). Dari sinilah dimulai
metode Swedia dan sejak itulah diikuti oleh Negara-negara lain.
b. Hjalmar Ling
Hjalmar Ling berdasarkan ilmu pengetahuan alam, prinsip
latihannya :
- Latihan harus diseleksi dengan teliti
- Pelaksanaan gerak harus tepat
- Dilakukan dengan sikap permulaan dan sikap akhir yang
benar
- Semua latihan mempunyai dosis yang sesuai dengan
tujuannya.
c. Torngren
Torngren yang melanjutkan cita-cita Hjalmar Ling menerbitkan
bukunya "Leerboek der Gymnastiek" (1905) dan dipakai sebagai buku
pedoman di sekolah.
d. Senam Swedia di Jerman
Rohtstein
Barrenstreit (1860-1863)
10. Perkembangan Senam di Denmark
Pada tahun 1804 buku Gutsmuths diterbitkan diDenmark, dan
gymnastic dipegang oleh Nachtegall sebagai penerus Gutsmuths. Pada
tahun +1885 Denmark dipengaruhi oleh system Swedia. Kemudian
muncul tokoh yang merubah kehidupan masyarakat Denmark yaitu Niels
Bukh (1880-1950).
Pembaharuan Bukh terhadap system Swedia:
a. Tidak ada latihan yang statis lagi
b. Tidak ada latihan pernapasan yang berdiri sendiri
c. Tidak ada latihan melepaskan yang berdiri sendiri
Pembagian metodik menurut Bukh:
1. Latihan kelentukan, latihan kekuatan, latihan
kecekatan
2. Latihan lari dan lompat
3. Latihan ketangkasan
4. Latihan kerapian.
11. Senam Pada Abad Ke 20
Pada semua bidang kehidupan, perpindahan dari abad 19
ke abad 20 ditandai oleh perubahan yang besar. Tidak heran bila dilapangan
gymnast/senam terjadi juga perubahan besar. Aliran rasionalisme diganti oleh system
senam atas dasar emosional.
1. Aliran Senam Irama.
2. Aliran Medis Estetis.
3. Pembaharuan Dalam Musik
12. Pembaharuan Dalam Metode/Sistem
Ada dua aliran senam: pertama adalah senam perkakas
dibawah pimpinan Jahn, kedua adalah senam system Swedia pimpinannya Hjalmar
Ling.
13. Aliran Elektis
Kombinasi dari system Jerman dengan Swedia dan pengaruh
aliran-aliran baru, terjadi pembagian senam sebagai berikut:
1. Senam kwalitatif
2. Senam kwantitatif
3. Senam praktis
Tokoh yang mendukung system Swedia adalah Rohtstein dan
penerusnya adalah Von Stoken dan Euler. Dia berkata; "turnen malahan
merupakan suatu latihan yang menyenangkan daripada senam".
14. Pembaharuan Dalam Metode Swedia
Senam Swedia ternyata terus mengalami penyempurnaan,
beberapa tokohnya:
1. Eline Flask (1872-1942)
2. Maja Carlquist
3. Elli Bjorksten
4. Thulin (1875-1905)
15. Sistem Austria
Gaulhofer dan Streicher
Isi pembaharuan system ini antara lain :
1. Pembaharuan dari segi sekolah
2. Pembaharuan dari segi guru
3. Pembaharuan dari segi anak didik
16. Senam di Indonesia
1. Senam pada jaman Penjajahan Belanda (1912-1945)
a.
Pengaruh Sistem Jerman di negeri
Belanda. Carl Euler (1809-1885). Spiesz.
b.
Pengaruh Sistem Swedia di negeri
Belanda. Hubert Van Blijenburgh.
c.
Pengaruh dari Denmark di negeri
Belanda. Niels Bukh, J. Thulin
d.
Pengaruh Sistem Austria.
Gaulhofer dan Streicher
2. Senam pada Jaman Penjajahan Jepang (1942-1945)
3. Senam pada Jaman Kemerdekaan Republik Indonesia
a. Burger dan Groll
b. Metode STO Bandung
c. Ganefo.
Pengertian Senam
Senam
adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga
tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya.
Berlainan dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil
aktivitasnya pada obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang
dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian
anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik seperti :
kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan.
Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan
terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik.
Untuk mengetahui pengertian senam, kita harus mengetahui cirri-ciri senam antara lain:
- Gerakan-gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja
- Gerakan-gerakannya harus selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu (meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak atau keindahan tubuh, menambah ketrampilan, meningkatkan keindahan gerak, meningkatkan kesehatan tubuh)
- Gerakannya harus selalu tesusun dan sistematis
Berdasarkan
cirri-ciri diatas, batasan senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan
diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan
membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis.
Pada
tingkat sekolah atau yunior pertandingan dapat dibatasi pada
nomor-nomor tertentu, biasanya senam lantai dan kuda-kuda lompat.
Pertandingan tingkat Nasional dan Internasional bagi pria terdiri dari 6
(enam) nomor yakni : senam lantai, kuda-kuda lompat, kuda-kuda pelana,
palang sejajar, palang tunggal, dan gelang-gelang. Sedang bagi wanita
ada 4 (empat) nomor : senam lantai, kuda-kuda lompat, balok
keseimbangan, dan palang bertingkat.
Penilaian
diberikan oleh 4 (empat) orang wasit yang dipimpin oelh seorang wasit
kepala. Setiap peserta pertandingan harus melakukan 2 (dua) macam
rangkaian pada setiap nomor atau alat, satu rangkaian wajib (yang telah
ditentukan terlebih dahulu) dan satu rangkaian pilihan atau bebas
masing-masing. Nilai seseorang adalah rata-rata dari dua nilai tengah
dengan membuang nilai tertinggi dan nilai terendah dari 4 (empat) orang
wasit. Pesenam dengan nilai akumulasi tertinggi menjadi juara ke I dalam
kategori serba bisa, tertinggi kedua menjadi juara ke II dan
seterusnya.
Juara
regu ditentukan dengan penjumlahan 5 (lima) nilai terbaik dari 6 (enam)
anggota regu dan setiap alat. 6 (enam) peserta terbaik dari semua atlet
turut dalam pertandingan final pada tiap-tiap atlet dan nilai akhir
yaitu rata-rata dari rangkaian bebas/pilihan dan wajib terdahulu
disatukan dengan nilai rangkaian bebas/pilihan dalam final. Nilai ini
menentukan urutan pemenang tiap alat.
Para
wasit memberikan nilai pada waktu bersamaan. Nilai maksimum adalah :
10,000. Hukuman-hukuman diberikan dengan pengurangan nilai pada
pelaksanaan yang salah, penguasaan yang kurang baik, dibantu orang lain,
jatuh dari alat atau melampaui batas waktu. Selain itu dinilai pula
faktor kesulitan gerak dan penampilan estetikanya. Besar pengurangan
nilai adalah persepuluhan. Peraturan penilaian direvisi setiap 2 (dua)
tahun. Semua gerakan mempunyai faktor kesulitan yaitu : A, B dan yang
tersukar adalah C. Rangkaian latihan biasaya terdiri atas sikap-sikap
statis yang memerlukan tenaga yang besar disambung dengan
gerakan-gerakan berirama y agn sesuai. Sementara sejumlah berntuk gerak
memerlukan kekuatan yang lain memerlukan mobilitas atau keterampilan.
Macam-macam Senam
Senam Lantai
Senam lantai pada umumnya disebut floor exercise,
tetapi ada juga yang menamakan tumbling. Senam lantai adalah latihan
senam yang dilakukan pada matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari
mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan
tangan, atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat
meloncat ke depan atau belakang. Jenis senam ini juga disebut latihan
bebas karena pada waktu melakukan gerakan pesenam tidak mempergunakan
suatu peralatan khusus. Bila pesenam membawa alat berupa bola, pita,
atau alat lain, itu hanyalah alat untuk meningkatkan fungsi gerakan
kelentukan, pelemasan, kekuatan, ketrampilan, dan keseimbangan.
Senam
lantai dilakukan di atas area seluas 12×12 m dan dikelilingi matras
selebar 1 m untuk keamanan pesenam. Rangkaian gerakan senam harus
dimulai dari komposisi gerakan ringan, sedang, berat, dan akrobatik,
serta mengandung gerakan ketangkasan, keseimbangan, keluwesan, dll.
Pesenam pria tanpil dalam waktu 70 detik dan wanita tampil diiringi
music dalam waktu 90 detik. Gerkan-gerakan yang menekankan tenaga harus
dilakukan secara lambat dan sikap statis sekurang-kurangnya 2 detik.
Gerakan-gerakan salto harus dikerjakan setinggi bahu.
Macam-macam bentuk gerakan senam lantai antara lain:
1. Guling ke depan
2. Guling ke belakang
3. Lompat harimau
4. Keseimbangan kepala
5. Keseimbangan tangan
6. Handspring
7. Back handspring
8. Meroda
9. Stut
10. Round off
11. Kep
12. Neck kip
13. Head kip
14. Kayang
15. Sikap lilin
16. Sikap kayang
17. Salto
Senam Artistik
Lahirnya
senam artistik di Indonesia yaitu pada saat menjelang pesta olahraga
Ganefo I di Jakarta pada tahun 1963, yang mana setiap artistik merupakan
salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan, untuk ini perlu
dibentuk suatu organisasi yang berfungsi menyiapkan para pesenamnya.
Organisasi ini dibentuk pada tanggal 14 Juli 1963 dengan nama PERSANI
(Persatuan Senam Indonesia), atas prakarsa dari tokoh-tokoh olahraga
se-Indonesia yang menangani dan mempunyai keahlian pada cabang olahraga
senam. Promotornya dapat diketengahkan tokoh-tokoh dari daerah seperti :
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara. Wadah
inilah kemudian telah membina dan menghasilkan atlet-atlet senam yang
dapat ditampilkan dalam Ganefo I dan untuk pertama kalinya pula
pesenam-pesenam Indonesia menghadapi pertandingan Internasional.
Kegiatan selanjutnya adalah mengikut sertakan tim senam dalam rangka
Konferensi Asia Afrika I dan dalam Ganefo Asia, dimana untuk
mempersiapkan atlet-atlet Indonesia ini dipanggil pelatih-pelatih senam
dari RRC, maka dengan demikian Indonesia mengalami kemajuan dalam
prestasi olahraga senam. Tetapi sangat disayangkan bahwa harapan yang
mulai tumbuh harus berhenti sementara oleh karena suasana politik yaitu
saat meletusnya G 30 S/PKI, sehingga pelatih-pelatih dari RRC harus
dikembalikan ke negaranya.
Usaha
untuk mengejar ketinggalan ini maka pada tahun 1967 dikirim seorang
pelatih Indonesia yaitu : Sdr. T. J. Purba ke Jerman Timur untuk sekolah
khusus pelatih senam artistik selama 26 bulan. Kemudian sebagai titik
tolak yang kedua adalah dimasukkannya cabang olahraga senam artistik
yang pertama kalinya dalam Pekan Olahraga Nasional (PON VII/1969) di
Surabaya, dan kemudian untuk seterusnya dimasukkan dalam setiap
penyelenggaraan PON.
Peralatan Senam Artistik
Ukuran alat
- Untuk putra ada 6 alat
- floor exercise (lantai) : ukuran 12×12 m
- pommel horse (kuda-kuda pelana) ; panjang 1.60 m dan tinggi 1.10 m
- parallelbar (palang sejajar) : panjang 3.50 m, jarak 0.48 s/d 0.52 m, tinggi 1.75 m
- rings (gelang-gelang) : tinggi 2.55 m dan jarak 0.50 m
- horse vault (kuda-kuda lompat) ; panjang 1.60 m dan tinggi 1.35 m
- horizontal bar (palang tunggal) : panjang 2.40 m dan tinggi 2.55 m
2. Untuk putrid ada 4 alat
- horse vault (kuda-kuda lompat) : panjang 1.60 dan tinggi 1.20 m
- univen bars (palang bertingkat) : panjang 2.40 m, tinggi palang bawah 1.50 m, tinggi palang atas 2.30 m
- balance beam (balok keseimbangan) : panjang 5.00 m dan tinggi 1.20 m
- floor exercise (lantai) : ukuran 12×12 m
Peraturan Umum Senam Artistik
- Kejuaraan Beregu (kompetisi I)
- Setiap regu terdiri dari 6 pesenam putra/putri
- Terdiri dari rangkaian wajib dan rangkaian pilihan, pada putra 6 alat, putrid 4 alat
- Juara beregu (kompetisi I) adalah regu dengan jumlah nilai terbanyak dari jumlah 5 pesenam terbaik pada masing-masing alat untuk rangkaian wajib dan rangkaian pilihan.
Nilai
maksimum untuk putra adalah: 12 nomor pertandingan x 50 = 600 (wajib
dan pilihan), 60 nomor pertandingan x 50 = 300 (pilihan)
Nilai
maksimum untuk putri adalah: 8 nomor pertandingan x 50 = 400 (wajib dan
pilihan), 4 nomor pertandingan x 50 = 200 (pilihan)
- Kejuaraan perorangan serba bias (kompetisi II)
1. Peserta finalis diambil dari 36 pesenam terbaik dari hasil kompetisi I, atau 1/3 dari jumlah peserta
2. Dibatasi 3 pesenam dari tiap Negara/daerah
3. Hanya melakukan rangkaian pilihan untuk putra 6 alat dan putrid 4 alat
4. Juara
perorangan serba bisa (kompetisi II) adalah pesenam dengan jumlah nilai
terbanyak dari nilai rata-rata pada kompetisi I (wajib dan pilihan),
ditambah dengan nilai kompetisi II pada seluruh alat
Nilai maksimum untuk putra = 120
Nilai maksimum untuk putri = 80
- Kejuaraan perorangan per alat (kompetisi III)
1. Peserta finalis diambil dari 8 pesenam terbaik dari hasil kompetisi I pada alat tersebut
2. Dibatasi 2 pesenam dari tiap Negara/daerah dan hanya 3 alat yang boleh diikuti oleh seorang pesenam
3. Hanya melakukan rangkaian pilihan untuk putra 6 alat dan putrid 4 alat
4. Juara
perorangan per alat (kompetisi III) adalah pesenam dengan jumlah nilai
terbanyak dari nilai rata-rata pada kompetisi I (wajib dan pilihan)
ditambah dengan nilai kompetisi III pada masing-masing alat
Nilai maksimum putri =20
Senam Aerobik
Aerobik
adalah suatu cara latihan untuk memperoleh oksigen sebanyak-banyaknya.
Senam Aerobik adalah olahraga untuk peningkatan kesegaran jasmani bukan
olahraga prestasi, akan tetapi olahraga preventif yang dapat dilakukan
secara masal.
Pembagian senam Aerobik menurut cara melakukan dan musik pengiring, yaitu:
1. High impact aerobics (senam aerobik aliran gerakan keras)
2. Low impact aerobics (senam aerobik aliran gerakan ringan)
3. Discorobic (kombinasi antara gerakan-gerakan aerobik aliran keras dan ringan disko)
4. Rockrobic (kombinasi gerakan-gerakan aerobik dan ringan serta gerakan-gerakan rock n’roll)
5. Aerobic sport (kombinasi gerakan-gerakan keras dan ringan serta gerakan-gerakan kalestetik/kelentukan)
Tahap-tahap melakukan senam aerobik adalah sebagai berikut:
- Pemanasan selama 10 menit
- Latihan inti selama 15 – 20 menit
- Pendinginan/pelemasan selama 5 menit
- sumber : http://pendidikanjasmani13.blogspot.co.id/2012/04/sejarah-senam.html