1. Tanah Vulkanis
Tanah vulkanis adalah tanah yang berasal dari pelapukan batuan-batuan
vulkanis, baik dari lava/batu yang telah membeku (effusi) maupun dari
abu vulkanis yang telah membeku (efflata). Daerah pembekuan lava tidak
begitu luas dibanding daerah abu vulkanis.
Ciri-ciri
Tanah tersebut sangat subur. Oleh karena itu, banyak daerah pertanian di usahakan di daerah vulkanis. Tanah ini juga memiliki kandungan unsur hara yang sangat tinggi. Tanah ini mudah meresap air, tetapi daya menahan air sangat kurang sehingga mudah tererosi.
Persebaran
Contoh tanah vulkanis, yaitu tanah tuff yang terbentuk dari abu gunung api dan bersifat sangat subur. Tanah tuff terdapat di Lampung, palembang, dan Sumatra Barat, sedangkan daerah yang terkena letusan gunung berapi terisi abu vulkanis, seperti Bandung, Garut, dan sekitarnya baik untuk jenis pertanian karena sangat subur. Tanah vulkanis terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan beberapa wilayah lain yang memiliki gunung api.
Suhu
Karena banyak daerah pertanian diusahakan di daerah vulkanis, maka apat disimpulkan tanah ini bersuhu sedang.
Tanah vulkanis terdiri dari beberapa jenis, yaitu tanah regosol dan tanah latosol.
Ciri-ciri
Merupakan hasil erupsi gunung berapi, Jenis tanah masih muda, belum mengalami deferensiasi horison, bersifat subur, berbutir kasar, berwarna keabuan, kaya unsur hara, pH 6–7, cenderung gembur, kemampuan menyerap air tinggi, dan mudah tererosi.
Persebaran
Persebaran jenis tanah ini di Indonesia terdapat di setiap pulau yang memiliki gunung api, baik yang masih aktif ataupun yang sudah mati. Seperti Jawa, Sumatra, dan Madura. Banyak dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Tanah regosol juga cocok untuk tanaman palawija, tembakau dan buah-buahan.
Suhu
Tanah ini juga bersuhu sedang karena merupakaqn bagian dari tanah vulkanis yang bersuhu sedang.
Ciri-ciri
Tanah latosol memiliki ciri-ciri yaitu, merupakan jenis tanah yang telah berkembang atau terjadi deferensiasi horison, solum dalam, tekstur lempung, warna coklat, merah hingga kuning, tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 3000 mm/tahun, ketinggian tempat berkisar antara 300-1000 meter di atas permukaan laut, mudah menyerap air, kandungan bahan organik sedang, memiliki pH 6 – 7 (netral) hingga asam, memiliki zat fosfat yang mudah bersenyawa dengan unsur besi dan aluminium, kadar humusnya mudah menurun. Tanah latosol cocok untuk tanaman padi, palawija, kelapa, karet, kopi, kelapa sawit dan buah-buahan.
Persebaran
Tanah ini tersebar di kawasan Bukit Barisan (Sumatra), Jawa, Kalimantan Timur dan Selatan, Bali, Papua, dan Sulawesi.
Suhu
Tanah ini juga bersuhu sedang karena merupakaqn bagian dari tanah vulkanis yang bersuhu sedang.
Ciri-ciri
Jenis tanah masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka, dan kesuburan umumnya sedang hingga tinggi. Tanah ini cocok ditanami padi, palawija, tembakau, tebu, sayuran, kelapa dan buah-buahan.
Persebaran
Jenis tanah ini terdapat di Jawa bagian Utara, Sumatra bagian Timur, Kalimantan bagian Barat dan Selatan. Penyebarannya di lembah-lembah sungai dan dataran pantai seperti misalnya, di Kerawang, Indramayu, Delta Brantas.
Suhu
Karena proses terjadinya tanah alluvial berasal dari endapan yang terdiri dari hasil erosi, dan karena hasil endapan maka tanah ini terdapat di daerah dataran rendah. Sehingga dapat saya simpulkan tanah ini bersuhu tinggi.
Ciri-ciri
Tanah ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, yaitu tidak tejadi deferensiasi horison secara jelas, ketebalan lebih dari 0,5 m, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi agak lekat, kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4,0), dan kandungan unsur hara rendah.
Persebaran
Jenis tanah ini terdapat di Jawa, daerah pasang surut di daratan Timur Sumatra, pantai Kalimantan bagian barat dan selatan, serta pantai Papua (Irian jaya) bagian barat dan selatan yang kesemuanya kaya akan unsur hara.
Suhu
Karena umumnya tanah ini terdapat pada iklim basah dengan curah hujan yang tergolong tinggi dan tertutup rumput rawa yang selalu tergenang air, maka dapat disimpulkan tanah ini bersuhu rendah.
Tanah ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis tanah, yaitu tanah humus dan tanah gambut.
Ciri-ciri
Tanah jenis ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Suhu
Karena sering ditemukan di bawah hutan dengan pohon-pohon yang lebat yang tentunnya tanah ini sangat sedikit terkena intensitas matahari karena terhalang pohon-pohon lebat tadi. Sehingga dapat disimpulkan suhu tanah ini adalah rendah.
Ciri-ciri
Karena kekurangan unsur hara dan selalu tergenang air menyebabkan peredaran udara di dalamnya tidak lancer serta proses penghancuran tanah ridak sempurna. Tanah jenis ini kurang baik untuk pertanian.
Persebaran
Tanah jenis ini kurang baik untuk pertanian. Jenis tanah ini terdapat di pantai timur Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
Suhu
Karena selalu tergenang air, sehinggga dapat disimpulkan suhu tanah ini adalah rendah.
Ciri-ciri
Tanah laterit adalah hasil pencucian atau tanah yang terjadi karena pengaruh suhu yang tinggi dan curah hujan tinggi sehingga kekurangan unsur hara, kurang subur, dan tandus.
Persebaran
Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Lampung.
Suhu
Melihat dari ciri-ciri dapat disimpulkan tanah ini bersuhu tinggi.
Ciri-ciri
Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu solum yang dangkal, kurang dari 1 meter, kaya akan seskuioksida yang telah mengalami pelapukan lanjut, adanya horizon oksik pada kedalaman kurang dari 1,5 m, susunan horison A, B, dan C dengan horizon B spesifik berwarna merah kuning sampai kuning coklat dan bertekstur paling halus liat, mengandung konkresi Fe/Mn lapisan kuarsa. Banyak digunakan untuk perladangan, pertanian subsisten pengembalaan dengan intensitas rendah, dan perkebunan yang intensif seperti perkebunan tebu, nanas, pisang dan kopi.
Persebaran
Tanah jenis ini tersebar di daerah tropik basah.
Suhu
Berdasarkan persebarannya dan pemanfaatannya yang cocok untuk perkebunan maka dapat disimpulkan tanah ini bersuhu rendah.
Ciri-ciri
Tanah podsol mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, yaitu jenis tanah ini tidak mempunyai perkembangan profil, tekstur lempung hingga pasir, kandungan pasir kuarsanya tinggi, kesuburannya rendah dan warnanya kuning dan kuning kelabu.
Persebaran
Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering. Misalnya daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Irian Jaya. Sifatya mudah basah, jika kena air tanah podzol menjadi subur.
Suhu
Dilihat dari proses serta pengaruh terbentuknya dan ciri-cirinya, dapat disimpulkan tanah ini bersuhu rendah.
Ciri-ciri
Tanah ini memiliki ciri miskin kandungan unsur hara dan tidak subur.
Persebaran
Tersebar di dataran-dataran tinggi Sumatra, Sulawesi, Papua, Kalimantan, Jawa Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara. Di tempat-tempat ini ditemukan persawahan, perladangan, kebun karet, dan kopi.
Suhu
Karena berasal dari bahan induk batuan kuarsa di zona iklim basah dengan curah hujan antara 2.500 – 3.000 mm/tahun yang tergolong tinggi, serta sifatnya mudah basah, maka dapat disimpulkan tanah ini bersuhu rendah.
Ciri-ciri
Tanah jenis ini merupakan tanah mineral dengan sedikit perkembanan profil, tekstur tanah beraneka dan pada umumnya berpasir, tidak bertekstur, warna, kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi. Litosol dapat dijumpai di segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, dan kemiringan lereng miring hingga curam.
Persebaran
Tanah litosol terdapat di daerah pegunungan kapur dan daerah karst di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Maluku Selatan.
Suhu
Karena dapat dijumpai di segala iklim, suhu tanah ini tergantung iklim di daerah tersebut.
Ciri-ciri
Tanah ini tidak subur, tetapi masih dapat ditanami pohon jati, seperti daerah hutan jati di Pegunungan Kendeng, Blora, Jawa Tengah, dan di Pegunungan Sewu, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Persebaran
Persebarannya banyak terdapat di daerah pegunungan kapur, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku dan Sumatera.
Suhu
Ciri-ciri daerah kapur sangat tandus walaupun curah hujan di daerah kapur tergolong tinggi. Ini dikarenakan tanah kapur sangat gampang menyerap air dan kemampuan menahan airnya sangat buruk sehingga di bagian permukaan tanah kapur sangat tandus / kering dan panas. Selain itu tanah kapur yang berwarna terang mengakibatkan cahaya matahari dipantulkan ke permukaan sehingga daerahnya panas. Sehingga permukaan tanah kapur bersuhu panas dan tanah kapur dibagian dalam sendiri suhunya tidak begitu tinggi (sedang) karena cahaya yang membawa panas matahari dipantulkan ke permukaan.
Ciri-ciri
Rendzina memiliki ciri-ciri yaitu, merupakan tanah padang rumput yang tipis berwarna gelap, terbentuk dari kapur lunak, batu-batuan mergel, dan gips. Pada umumnya memiliki kandungan Ca dan Mg yang tinggi dengan pH antara 7,5 – 8,5 dan peka terhadap erosi.
Persebaran
Tanah rendzina tersebar tidak begitu luas di beberapa pulau Indonesia. Berdasarkan luasannya, daerah-daerah di Indonesia yang memiliki jenis tanah ini adalah Maluku, Papua, Aceh, Sulawesi Selatan, Lampung dan Pegunungan Kapur di Jawa.
Suhu
Melihat dari ciri-ciri yang merupakat tanah padang rumput dan sebagian persebarannya disimpulkan tanah ini bersuhu tinggi. Selain itu tanah ini merupakan bagian dari tanah kapur.
Ciri-ciri
Tanah ini sangat miskin unsur hara, tidak berstruktur, sedikit mengandung bahan organik dan kadar air di dalamnya sangat sedikit. Daya menahan air sangat kurang sehingga mudah tererosi.
Persebaran
Tanah pasir terdapat di pantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi. Tanah pasir yang terdapat di pantai berpasir disebut sand dune. Di daerah ini dipengaruhi oleh angin, seperti bukit pasir di Pantai Parangtritis, Yogyakarta.
Suhu
Karena sebagian besar persebarannya dekat daerah pantai maka suhu tanah tersebut menjadi tinggi.
Ciri-ciri
Tanah mergel termasuk jenis tanah yang subur dan banyak terdapat di lereng pegunungan dan dataran rendah.
Persebaran
Sekitar Pulau Jawa, missal Solo (Jawa Tengah), Madiun, dan Kediri (Jawa Timur).
Suhu
Karena banyak terdapat di lereng pegunungan (curah hujan di lereng pegunungan tidak tentu, karena daerah baying-bayang hujan) dan dataran rendah. Maka dapat kita lihat tanah ini merupkan tanah suhunya tinggi.
Ciri-ciri
Tanah ini tersebar di daerah dengan musim kering musiman. Di pulau jawa banyak digunakan untuk lahan pertanian padi sawah. Di Indonesia jenis tanah ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 meter di atas muka laut dengan topografi agak bergelombang sampai berbukit, temperatur tahunan rata-rata 25oC dengan curah hujan kurang dari 2500 mm dan pergantian musim hujan dan kemarau nyata.
Suhu
Melihat dari struktur yang mengembang pada waktu basah dan pecah-pecah pada waktu kering dan ciri-ciri maka suhu tanah ini tergantung musim di daerah tersebut. Ketika musim kering suhu di daerah tersebut akan panas begitu juga dengan tanah sehingga tanah akan pecah-pecah begitu pun sebaliknya.
Ciri-ciri
Tanah ini memiliki ciri-ciri yaitu, merupakan jenis tanah mineral yang telah mempunyai perkembangan profil, warna coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organiknya tinggi, dan kelembapannya juga tinggi.
Persebaran
Penyebarannya di daerah beriklim sedang dengan curah hujan diatas 2500 mm/tahun tanpa bulan kering, umumnya di jumpai di daerah lereng atau kerucut volkan dengan ketinggian diatas 800 m diatas permukaan laut. Andosol kebanyakan terdapat di pulau-pulau yang memiliki gunung api aktif, seperti di Sumatra bagian Barat, Jawa, Bali, dan sebagian Nusa Tenggara.
Suhu
Berdasarkan ketinggian, tingkat kesuburan dan curah hujan yang tinggi, maka dapat disimpulkan tanah ini bersuhu rendah.
Ciri-ciri
Entisol mempunyai ciri-ciri sebagai berikut yaitu, tanah yang baru berkembang, belum ada perkembangan horison tanah, meliputi tanah-tanah yang berada di atas batuan induk dan termasuk tanah yang berkembang dari bahan baru.
Persebaran
Sepanjang pantai, misalnya diantara Cilacap dan Parangtritis (selatan Yogyakarta), dan Kerawang.
Suhu
Karena daerah persebaran tanah ini di sepanjang pantai maka dapat disimpulkan tanah ini bersuhu tinggi.
Ciri-ciri
Tanah grumusol pada umumnya mempunyai tekstur liat, berwarna kelabu hingga hitam, pH netral hingga alkalis, dan mudah pecah saat musim kemarau.
Persebaran
Di Indonesia, jenis tanah ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 m di atas permukaan laut dengan topografi agak bergelombang hingga berbukit, temperatur rata-rata 25oC, curah hujan <2.500 mm, dengan pergantian musim hujan dan kemarau yang nyata. Persebarannya meliputi Sumatra Barat, Jawa Barat (daerah Cianjur), Jawa Tengah (Demak, Grobogan), Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Madiun, dan Bangil), serta di Nusa Tenggara Timur. Pemanfaatan jenis tanah ini pada umumnya untuk jenis vegetasi rumput-rumputan atau tanaman keras semusim (misalnya pohon jati).
Suhu
Melihat dari ciri-ciri dan persebarannya, dapat ditarik kesimpulan tanah ini bersuhu tinggi.
Ciri-ciri
Inceptisol memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu adanya horizon kambik, dimana terdapat horizon penumpukan liat <20% dari horizon diatasnya, tanah yang mulai berkembang tetapi belum matang yang ditandai oleh perkembangan profil yang lebih lemah, mencakup tanah sulfat masam (Sulfaquept) yang mengandung horison sulfurik yang sangat masam, tanah sawah (aquept) dan tanah latosol.
Persebaran
Tanah jenis ini banyak terdapat di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Sebagain besar tanah ini ditanami palawija (jawa) dan hutan/semak belukar (sumatera dan Kalimantan).
Suhu
Ciri-ciri
Merupakan tanah yang padat dan miskin mineral. Kandungan organik tanah ini rendah bahkan hampir tidak ada dan peka terhadap erosi.
Persebaran
Jenis tanah ini terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Suhu
Berdasarkan ciri-ciri dapat disimpulkan tanah ini bersuhu tinggi.
Ciri-ciri
Kandungan bahan organik, kenjenuhan basa dan pH rendah (pH 4,2-4,8), terjadi proses podsolisasi (proses pecucian bahan organik dan seskuioksida dimana terjadi penimbunan Fe dan Al dan Si tercui), bahan induk seringkali berbecak kuning, merah dan kelabu tak begitu dalam tersusun atas batuan bersilika, batu lapis, batu pasir, dan batu liat, terbentuk dalam daerah iklim seperti Latosol, perbedaan karena bahan induk (Latosol terutama berasal dari batuan volkanik basa dan intermediate, sedang tanah Ultisol berasal dari batuan beku dan tuff).
Persebaran
Tanah ini paling luas penyebarannya di Indonesia di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan sebagian Jawa. Sebaiknya tanah ini dihutankan atau untuk perkebunan seperti : kelapa sawit, karet dan nanas.
Suhu
Berdasarkn tempat terbentuknya yaitu di hutan maka disimpulkan tanah ini bersuhu rendah.
sumber: https://ni2ngpurwaningsih.wordpress.com/2013/06/01/jenis-tanah-suhu-dan-ciri/
Ciri-ciri
Tanah tersebut sangat subur. Oleh karena itu, banyak daerah pertanian di usahakan di daerah vulkanis. Tanah ini juga memiliki kandungan unsur hara yang sangat tinggi. Tanah ini mudah meresap air, tetapi daya menahan air sangat kurang sehingga mudah tererosi.
Persebaran
Contoh tanah vulkanis, yaitu tanah tuff yang terbentuk dari abu gunung api dan bersifat sangat subur. Tanah tuff terdapat di Lampung, palembang, dan Sumatra Barat, sedangkan daerah yang terkena letusan gunung berapi terisi abu vulkanis, seperti Bandung, Garut, dan sekitarnya baik untuk jenis pertanian karena sangat subur. Tanah vulkanis terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan beberapa wilayah lain yang memiliki gunung api.
Suhu
Karena banyak daerah pertanian diusahakan di daerah vulkanis, maka apat disimpulkan tanah ini bersuhu sedang.
Tanah vulkanis terdiri dari beberapa jenis, yaitu tanah regosol dan tanah latosol.
- 2. Tanah Regosol
Ciri-ciri
Merupakan hasil erupsi gunung berapi, Jenis tanah masih muda, belum mengalami deferensiasi horison, bersifat subur, berbutir kasar, berwarna keabuan, kaya unsur hara, pH 6–7, cenderung gembur, kemampuan menyerap air tinggi, dan mudah tererosi.
Persebaran
Persebaran jenis tanah ini di Indonesia terdapat di setiap pulau yang memiliki gunung api, baik yang masih aktif ataupun yang sudah mati. Seperti Jawa, Sumatra, dan Madura. Banyak dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Tanah regosol juga cocok untuk tanaman palawija, tembakau dan buah-buahan.
Suhu
Tanah ini juga bersuhu sedang karena merupakaqn bagian dari tanah vulkanis yang bersuhu sedang.
- 3. Tanah Latosol
Ciri-ciri
Tanah latosol memiliki ciri-ciri yaitu, merupakan jenis tanah yang telah berkembang atau terjadi deferensiasi horison, solum dalam, tekstur lempung, warna coklat, merah hingga kuning, tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 3000 mm/tahun, ketinggian tempat berkisar antara 300-1000 meter di atas permukaan laut, mudah menyerap air, kandungan bahan organik sedang, memiliki pH 6 – 7 (netral) hingga asam, memiliki zat fosfat yang mudah bersenyawa dengan unsur besi dan aluminium, kadar humusnya mudah menurun. Tanah latosol cocok untuk tanaman padi, palawija, kelapa, karet, kopi, kelapa sawit dan buah-buahan.
Persebaran
Tanah ini tersebar di kawasan Bukit Barisan (Sumatra), Jawa, Kalimantan Timur dan Selatan, Bali, Papua, dan Sulawesi.
Suhu
Tanah ini juga bersuhu sedang karena merupakaqn bagian dari tanah vulkanis yang bersuhu sedang.
- 4. Tanah Alluvial
Ciri-ciri
Jenis tanah masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka, dan kesuburan umumnya sedang hingga tinggi. Tanah ini cocok ditanami padi, palawija, tembakau, tebu, sayuran, kelapa dan buah-buahan.
Persebaran
Jenis tanah ini terdapat di Jawa bagian Utara, Sumatra bagian Timur, Kalimantan bagian Barat dan Selatan. Penyebarannya di lembah-lembah sungai dan dataran pantai seperti misalnya, di Kerawang, Indramayu, Delta Brantas.
Suhu
Karena proses terjadinya tanah alluvial berasal dari endapan yang terdiri dari hasil erosi, dan karena hasil endapan maka tanah ini terdapat di daerah dataran rendah. Sehingga dapat saya simpulkan tanah ini bersuhu tinggi.
- 5. Tanah Organosol
Ciri-ciri
Tanah ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, yaitu tidak tejadi deferensiasi horison secara jelas, ketebalan lebih dari 0,5 m, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi agak lekat, kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4,0), dan kandungan unsur hara rendah.
Persebaran
Jenis tanah ini terdapat di Jawa, daerah pasang surut di daratan Timur Sumatra, pantai Kalimantan bagian barat dan selatan, serta pantai Papua (Irian jaya) bagian barat dan selatan yang kesemuanya kaya akan unsur hara.
Suhu
Karena umumnya tanah ini terdapat pada iklim basah dengan curah hujan yang tergolong tinggi dan tertutup rumput rawa yang selalu tergenang air, maka dapat disimpulkan tanah ini bersuhu rendah.
Tanah ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis tanah, yaitu tanah humus dan tanah gambut.
- 6. Tanah Humus
Ciri-ciri
- Berada di lapisan atas
- Berwarna gelap
- Bersifat gembur
- Terbentuk daru pembusukan tumbuh tumbuhan
- Banyak terdapat di hutan tropis
- Tanah humus cocok untuk tanaman kelapa, nanas dan padi.
Tanah jenis ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Suhu
Karena sering ditemukan di bawah hutan dengan pohon-pohon yang lebat yang tentunnya tanah ini sangat sedikit terkena intensitas matahari karena terhalang pohon-pohon lebat tadi. Sehingga dapat disimpulkan suhu tanah ini adalah rendah.
- 7. Tanah gambut
Ciri-ciri
Karena kekurangan unsur hara dan selalu tergenang air menyebabkan peredaran udara di dalamnya tidak lancer serta proses penghancuran tanah ridak sempurna. Tanah jenis ini kurang baik untuk pertanian.
Persebaran
Tanah jenis ini kurang baik untuk pertanian. Jenis tanah ini terdapat di pantai timur Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
Suhu
Karena selalu tergenang air, sehinggga dapat disimpulkan suhu tanah ini adalah rendah.
- 8. Tanah Laterit
Ciri-ciri
Tanah laterit adalah hasil pencucian atau tanah yang terjadi karena pengaruh suhu yang tinggi dan curah hujan tinggi sehingga kekurangan unsur hara, kurang subur, dan tandus.
Persebaran
Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Lampung.
Suhu
Melihat dari ciri-ciri dapat disimpulkan tanah ini bersuhu tinggi.
- 9. Tanah Oxisol
Ciri-ciri
Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu solum yang dangkal, kurang dari 1 meter, kaya akan seskuioksida yang telah mengalami pelapukan lanjut, adanya horizon oksik pada kedalaman kurang dari 1,5 m, susunan horison A, B, dan C dengan horizon B spesifik berwarna merah kuning sampai kuning coklat dan bertekstur paling halus liat, mengandung konkresi Fe/Mn lapisan kuarsa. Banyak digunakan untuk perladangan, pertanian subsisten pengembalaan dengan intensitas rendah, dan perkebunan yang intensif seperti perkebunan tebu, nanas, pisang dan kopi.
Persebaran
Tanah jenis ini tersebar di daerah tropik basah.
Suhu
Berdasarkan persebarannya dan pemanfaatannya yang cocok untuk perkebunan maka dapat disimpulkan tanah ini bersuhu rendah.
- 10. Tanah Podsol
Ciri-ciri
Tanah podsol mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, yaitu jenis tanah ini tidak mempunyai perkembangan profil, tekstur lempung hingga pasir, kandungan pasir kuarsanya tinggi, kesuburannya rendah dan warnanya kuning dan kuning kelabu.
Persebaran
Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering. Misalnya daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Irian Jaya. Sifatya mudah basah, jika kena air tanah podzol menjadi subur.
Suhu
Dilihat dari proses serta pengaruh terbentuknya dan ciri-cirinya, dapat disimpulkan tanah ini bersuhu rendah.
- 11. Tanah Podzolik Merah Kuning atau Alfisol
Ciri-ciri
Tanah ini memiliki ciri miskin kandungan unsur hara dan tidak subur.
Persebaran
Tersebar di dataran-dataran tinggi Sumatra, Sulawesi, Papua, Kalimantan, Jawa Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara. Di tempat-tempat ini ditemukan persawahan, perladangan, kebun karet, dan kopi.
Suhu
Karena berasal dari bahan induk batuan kuarsa di zona iklim basah dengan curah hujan antara 2.500 – 3.000 mm/tahun yang tergolong tinggi, serta sifatnya mudah basah, maka dapat disimpulkan tanah ini bersuhu rendah.
- 12. Tanah Litosol
Ciri-ciri
Tanah jenis ini merupakan tanah mineral dengan sedikit perkembanan profil, tekstur tanah beraneka dan pada umumnya berpasir, tidak bertekstur, warna, kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi. Litosol dapat dijumpai di segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, dan kemiringan lereng miring hingga curam.
Persebaran
Tanah litosol terdapat di daerah pegunungan kapur dan daerah karst di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Maluku Selatan.
Suhu
Karena dapat dijumpai di segala iklim, suhu tanah ini tergantung iklim di daerah tersebut.
- 13. Tanah Kapur
Ciri-ciri
Tanah ini tidak subur, tetapi masih dapat ditanami pohon jati, seperti daerah hutan jati di Pegunungan Kendeng, Blora, Jawa Tengah, dan di Pegunungan Sewu, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Persebaran
Persebarannya banyak terdapat di daerah pegunungan kapur, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku dan Sumatera.
Suhu
Ciri-ciri daerah kapur sangat tandus walaupun curah hujan di daerah kapur tergolong tinggi. Ini dikarenakan tanah kapur sangat gampang menyerap air dan kemampuan menahan airnya sangat buruk sehingga di bagian permukaan tanah kapur sangat tandus / kering dan panas. Selain itu tanah kapur yang berwarna terang mengakibatkan cahaya matahari dipantulkan ke permukaan sehingga daerahnya panas. Sehingga permukaan tanah kapur bersuhu panas dan tanah kapur dibagian dalam sendiri suhunya tidak begitu tinggi (sedang) karena cahaya yang membawa panas matahari dipantulkan ke permukaan.
- 14. Tanah Rendzina
Ciri-ciri
Rendzina memiliki ciri-ciri yaitu, merupakan tanah padang rumput yang tipis berwarna gelap, terbentuk dari kapur lunak, batu-batuan mergel, dan gips. Pada umumnya memiliki kandungan Ca dan Mg yang tinggi dengan pH antara 7,5 – 8,5 dan peka terhadap erosi.
Persebaran
Tanah rendzina tersebar tidak begitu luas di beberapa pulau Indonesia. Berdasarkan luasannya, daerah-daerah di Indonesia yang memiliki jenis tanah ini adalah Maluku, Papua, Aceh, Sulawesi Selatan, Lampung dan Pegunungan Kapur di Jawa.
Suhu
Melihat dari ciri-ciri yang merupakat tanah padang rumput dan sebagian persebarannya disimpulkan tanah ini bersuhu tinggi. Selain itu tanah ini merupakan bagian dari tanah kapur.
- 15. Tanah Pasir
Ciri-ciri
Tanah ini sangat miskin unsur hara, tidak berstruktur, sedikit mengandung bahan organik dan kadar air di dalamnya sangat sedikit. Daya menahan air sangat kurang sehingga mudah tererosi.
Persebaran
Tanah pasir terdapat di pantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi. Tanah pasir yang terdapat di pantai berpasir disebut sand dune. Di daerah ini dipengaruhi oleh angin, seperti bukit pasir di Pantai Parangtritis, Yogyakarta.
Suhu
Karena sebagian besar persebarannya dekat daerah pantai maka suhu tanah tersebut menjadi tinggi.
- 16. Tanah Mergel
Ciri-ciri
Tanah mergel termasuk jenis tanah yang subur dan banyak terdapat di lereng pegunungan dan dataran rendah.
Persebaran
Sekitar Pulau Jawa, missal Solo (Jawa Tengah), Madiun, dan Kediri (Jawa Timur).
Suhu
Karena banyak terdapat di lereng pegunungan (curah hujan di lereng pegunungan tidak tentu, karena daerah baying-bayang hujan) dan dataran rendah. Maka dapat kita lihat tanah ini merupkan tanah suhunya tinggi.
- 17. Tanah Vertisol
Ciri-ciri
- Tanpa horizon eluviasi dan iluviasi.
- Koefisien mengembang dan mengerut tinggi jika dirubah kadar airnya.
- Bahan induk basaltik atau berkapur.
- Mikroreliefnya gilgei.
- Konsistensi luar biasa plastis
Tanah ini tersebar di daerah dengan musim kering musiman. Di pulau jawa banyak digunakan untuk lahan pertanian padi sawah. Di Indonesia jenis tanah ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 meter di atas muka laut dengan topografi agak bergelombang sampai berbukit, temperatur tahunan rata-rata 25oC dengan curah hujan kurang dari 2500 mm dan pergantian musim hujan dan kemarau nyata.
Suhu
Melihat dari struktur yang mengembang pada waktu basah dan pecah-pecah pada waktu kering dan ciri-ciri maka suhu tanah ini tergantung musim di daerah tersebut. Ketika musim kering suhu di daerah tersebut akan panas begitu juga dengan tanah sehingga tanah akan pecah-pecah begitu pun sebaliknya.
- 18. Tanah Andosol
Ciri-ciri
Tanah ini memiliki ciri-ciri yaitu, merupakan jenis tanah mineral yang telah mempunyai perkembangan profil, warna coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organiknya tinggi, dan kelembapannya juga tinggi.
Persebaran
Penyebarannya di daerah beriklim sedang dengan curah hujan diatas 2500 mm/tahun tanpa bulan kering, umumnya di jumpai di daerah lereng atau kerucut volkan dengan ketinggian diatas 800 m diatas permukaan laut. Andosol kebanyakan terdapat di pulau-pulau yang memiliki gunung api aktif, seperti di Sumatra bagian Barat, Jawa, Bali, dan sebagian Nusa Tenggara.
Suhu
Berdasarkan ketinggian, tingkat kesuburan dan curah hujan yang tinggi, maka dapat disimpulkan tanah ini bersuhu rendah.
- 19. Tanah Entisol
Ciri-ciri
Entisol mempunyai ciri-ciri sebagai berikut yaitu, tanah yang baru berkembang, belum ada perkembangan horison tanah, meliputi tanah-tanah yang berada di atas batuan induk dan termasuk tanah yang berkembang dari bahan baru.
Persebaran
Sepanjang pantai, misalnya diantara Cilacap dan Parangtritis (selatan Yogyakarta), dan Kerawang.
Suhu
Karena daerah persebaran tanah ini di sepanjang pantai maka dapat disimpulkan tanah ini bersuhu tinggi.
- 20. Tanah Grumusol
Ciri-ciri
Tanah grumusol pada umumnya mempunyai tekstur liat, berwarna kelabu hingga hitam, pH netral hingga alkalis, dan mudah pecah saat musim kemarau.
Persebaran
Di Indonesia, jenis tanah ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 m di atas permukaan laut dengan topografi agak bergelombang hingga berbukit, temperatur rata-rata 25oC, curah hujan <2.500 mm, dengan pergantian musim hujan dan kemarau yang nyata. Persebarannya meliputi Sumatra Barat, Jawa Barat (daerah Cianjur), Jawa Tengah (Demak, Grobogan), Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Madiun, dan Bangil), serta di Nusa Tenggara Timur. Pemanfaatan jenis tanah ini pada umumnya untuk jenis vegetasi rumput-rumputan atau tanaman keras semusim (misalnya pohon jati).
Suhu
Melihat dari ciri-ciri dan persebarannya, dapat ditarik kesimpulan tanah ini bersuhu tinggi.
- 21. Tanah Inceptisol
Ciri-ciri
Inceptisol memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu adanya horizon kambik, dimana terdapat horizon penumpukan liat <20% dari horizon diatasnya, tanah yang mulai berkembang tetapi belum matang yang ditandai oleh perkembangan profil yang lebih lemah, mencakup tanah sulfat masam (Sulfaquept) yang mengandung horison sulfurik yang sangat masam, tanah sawah (aquept) dan tanah latosol.
Persebaran
Tanah jenis ini banyak terdapat di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Sebagain besar tanah ini ditanami palawija (jawa) dan hutan/semak belukar (sumatera dan Kalimantan).
Suhu
- 22. Tanah Padas
Ciri-ciri
Merupakan tanah yang padat dan miskin mineral. Kandungan organik tanah ini rendah bahkan hampir tidak ada dan peka terhadap erosi.
Persebaran
Jenis tanah ini terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Suhu
Berdasarkan ciri-ciri dapat disimpulkan tanah ini bersuhu tinggi.
- 23. Tanah Ultisol
Ciri-ciri
Kandungan bahan organik, kenjenuhan basa dan pH rendah (pH 4,2-4,8), terjadi proses podsolisasi (proses pecucian bahan organik dan seskuioksida dimana terjadi penimbunan Fe dan Al dan Si tercui), bahan induk seringkali berbecak kuning, merah dan kelabu tak begitu dalam tersusun atas batuan bersilika, batu lapis, batu pasir, dan batu liat, terbentuk dalam daerah iklim seperti Latosol, perbedaan karena bahan induk (Latosol terutama berasal dari batuan volkanik basa dan intermediate, sedang tanah Ultisol berasal dari batuan beku dan tuff).
Persebaran
Tanah ini paling luas penyebarannya di Indonesia di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan sebagian Jawa. Sebaiknya tanah ini dihutankan atau untuk perkebunan seperti : kelapa sawit, karet dan nanas.
Suhu
Berdasarkn tempat terbentuknya yaitu di hutan maka disimpulkan tanah ini bersuhu rendah.
sumber: https://ni2ngpurwaningsih.wordpress.com/2013/06/01/jenis-tanah-suhu-dan-ciri/