1. SEJARAH ORNAMEN
Ornamen merupakan salah satu seni hias yang paling dekat dengan kriya apalagi jika dikaitkan dengan berbagai hasil produknya, oleh karena itu untuk membuat dan mengembangkan atau merintis suatu keahlian pada bidang kriya peranan ornamen menjadi sangat penting. Disamping itu dalam hal hias-menghias, merupakan salah satu tradisi di Indonesia yang tidak kalah pentingnya dan tidak dapat dipisahkan dengan cabang-cabang seni rupa lainnya. Peranan ornamen sangat besar, hal ini dapat dilihat dalam penerapannya pada berbagai hal meliputi: bidang arsitektur, alat-alat upacara, alat angkutan, benda souvenir, perabot rumah tangga, pakaian dan sebagainya, untuk memenuhi berbagai aspek kehidupan baik jasmaniah maupun rokhaniah.Untuk mempelajari dan menghayati bentuk serta arti seni ornamen, terlebih sampai pada sejarah, makna simbolis, gaya, jenis, cara pengungkapan, fungsi atau penerapannya pada suatu benda atau bangunan dan lain-lain, diperlukan suatu pengetahuan serta kemahiran (skill) tertentu dan waktu yang panjang, mengingat seni ornamen mempunyai berbagai aspek seperti: jenis motif, corak, perwatakan, nilai, teknik penggambaran, dan penerapan yang berbeda-beda. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan untuk mempelajari, mengerti, menghayati, dan menciptakannya secara baik dengan bertahap, bila didukung oleh kemauan dan rasa ingin tahu yang kuat.
Ornamen merupakan salah satu seni hias yang paling dekat dengan kriya apalagi jika dikaitkan dengan berbagai hasil produknya, oleh karena itu untuk membuat dan mengembangkan atau merintis suatu keahlian pada bidang kriya peranan ornamen menjadi sangat penting. Disamping itu dalam hal hias-menghias, merupakan salah satu tradisi di Indonesia yang tidak kalah pentingnya dan tidak dapat dipisahkan dengan cabang-cabang seni rupa lainnya. Peranan ornamen sangat besar, hal ini dapat dilihat dalam penerapannya pada berbagai hal meliputi: bidang arsitektur, alat-alat upacara, alat angkutan, benda souvenir, perabot rumah tangga, pakaian dan sebagainya, untuk memenuhi berbagai aspek kehidupan baik jasmaniah maupun rokhaniah.Untuk mempelajari dan menghayati bentuk serta arti seni ornamen, terlebih sampai pada sejarah, makna simbolis, gaya, jenis, cara pengungkapan, fungsi atau penerapannya pada suatu benda atau bangunan dan lain-lain, diperlukan suatu pengetahuan serta kemahiran (skill) tertentu dan waktu yang panjang, mengingat seni ornamen mempunyai berbagai aspek seperti: jenis motif, corak, perwatakan, nilai, teknik penggambaran, dan penerapan yang berbeda-beda. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan untuk mempelajari, mengerti, menghayati, dan menciptakannya secara baik dengan bertahap, bila didukung oleh kemauan dan rasa ingin tahu yang kuat.
2. PENGERTIAN ORNAMEN
Ornamen berasal dari kata “ORNARE” (bahasa Latin) yang berarti menghias. Ornamen juga berarti “dekorasi” atau hiasan, sehingga ornamen sering disebut sebagai disain dekoratif atau disain ragam hias.Dalam Ensiklopedia Indonesia p. 1017 ornamen adalah setiap hiasan bergaya geometrik atau bergaya lain, ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari suatu hasil kerajinan tangan (perabotan, pakaian dan sebagainya) termasuk arsitektur. Dari pengertian tersebut jelas menempatkan ornamen sebagai karya seni yang dibuat untuk diabdikan atau mendukung maksud tertentu dari suatu produk, tepatnya untuk menambah nilai estetis dari suatu benda/produk yang akhirnya pula akan menambah nilai finansial dari benda atau produk tersebut. Dalam hal ini ada ornamen yang bersifat pasif dan aktif. Pasif maksudnya ornamen tersebut hanya berfungsi menghias, tidak ada kaitanya dengan hal lain seperti ikut mendukung konstruksi atau kekuatan suatu benda. Sedangkan ornamen berfungsi aktif maksudnya selain untuk menghias suatu benda juga mendukung hal lain pada benda tersebut misalnya ikut menentukan kekuatanya (kaki kursi motif belalai gajah/motif kaki elang). Pendapat lain menyebutkan bahwa : Ornamen adalah pola hias yang dibuat dengan digambar, dipahat, dan dicetak, untuk mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda atau karya seni. Ornamen juga merupakan perihal yang akan menyertai bidang gambar (lukisan atau jenis karya lainnya) sebagai bagian dari struktur yang ada didalam. (Susanto, 2003). Pendapat iniagak luas, ornamen tidak hanya dimanfaatkan untuk menghias suatu benda/produk fungsional tapi juga sebagai elemen penting dalam karya seni (lukisan, patung, grafis), sedangkan teknik visualisasinya tidak hanya digambar seperti yang kita kenal selama ini, tapi juga dipahat, dan dicetak.
Dalam perkembangan selanjutnya, penciptaan karya seni ornamen tidak hanya dimaksudkan untuk mendukung keindahan suatu benda, tapi dengan semangat kreativitas seniman mulai membuat karya ornamen sebagai karya seni yang berdiri sendiri, tanpa harus menumpang atau mengabdi pada kepentingan lain. Karya semacam dikenal dengan seni dekoratif (lukisan atau karya lain yang mengandalkan hiasan sebagai unsur utama).Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa: ornamen adalah salah satu karya seni dekoratif yang biasanya dimanfaatkan untuk menambah keindahan suatu benda atau produk, atau merupakan suatu karya seni dekoratif (seni murni) yang berdiri sendiri, tanpa terkait dengan benda/produk fungsional sebagai tempatnya.
3. MOTIF DAN POLA PADA ORNAMEN
Motif dalam konteks ini dapat diartikan sebagai elemen pokok dalam seni ornamen. Ia merupakan bentuk dasar dalam penciptaan/perwujudan suatu karya ornamen. Motif dalam ornamen meliputi:
a.Motif Geometris.
Motif tertua dari ornamen adalah bentuk geometris, motif ini lebih banyak memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis-garis lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga, segiempat, bentuk meander, swastika, dan bentuk pilin, patra mesir “L/T” dan lain-lain. Ragam hias ini pada mulanya dibuat dengan guratan-guratan mengikuti bentuk benda yang dihias, dalam perkembangannya motif ini bisa diterapkan pada berbagai tempat dan berbagai teknik, (digambar, dipahat, dicetak)
Motif tertua dari ornamen adalah bentuk geometris, motif ini lebih banyak memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis-garis lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga, segiempat, bentuk meander, swastika, dan bentuk pilin, patra mesir “L/T” dan lain-lain. Ragam hias ini pada mulanya dibuat dengan guratan-guratan mengikuti bentuk benda yang dihias, dalam perkembangannya motif ini bisa diterapkan pada berbagai tempat dan berbagai teknik, (digambar, dipahat, dicetak)
b.Motif tumbuh-tumbuhan.
Penggambaran motif tumbuh-tumbuhan dalam seni ornamen dilakukan dengan berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan senimannya, demikian juga dengan jenis tumbuhan yang dijadikan obyek/inspirasi juga berbeda tergantung dari lingkungan (alam, sosial, dan kepercayaan pada waktu tertentu) tempat motif tersebut diciptakan. Motif tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian rupa jarang dapat dikenali dari jenis dan bentuk tumbuhan apa sebenarnya yang digubah/distilisasi, karena telah diubah dan jauh dari bentuk aslinya.
Penggambaran motif tumbuh-tumbuhan dalam seni ornamen dilakukan dengan berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan senimannya, demikian juga dengan jenis tumbuhan yang dijadikan obyek/inspirasi juga berbeda tergantung dari lingkungan (alam, sosial, dan kepercayaan pada waktu tertentu) tempat motif tersebut diciptakan. Motif tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian rupa jarang dapat dikenali dari jenis dan bentuk tumbuhan apa sebenarnya yang digubah/distilisasi, karena telah diubah dan jauh dari bentuk aslinya.
c.Motif binatang.
Penggambaran binatang dalam ornamen sebagian besar merupakan hasil gubahan/stilirisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil gubahan tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu ( tidak sepenuhnya) dan dikombinasikan dengan motif lain. Jenis binatang yang dijadikan obyek gubahan antara lain, burung, singa, ular, kera, gajah dll.
Penggambaran binatang dalam ornamen sebagian besar merupakan hasil gubahan/stilirisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil gubahan tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu ( tidak sepenuhnya) dan dikombinasikan dengan motif lain. Jenis binatang yang dijadikan obyek gubahan antara lain, burung, singa, ular, kera, gajah dll.
d.Motif manusia.
Manusia sebagai salah satu obyek dalam penciptaan motif ornamen mempunyai beberapa unsur, baik secara terpisah seperti kedok atau topeng, dan secara utuh seperti bentuk-bentuk dalam pewayangan.
Manusia sebagai salah satu obyek dalam penciptaan motif ornamen mempunyai beberapa unsur, baik secara terpisah seperti kedok atau topeng, dan secara utuh seperti bentuk-bentuk dalam pewayangan.
e.Motif gunung, air, awan, batu-batuan dan lain-lain.
Motif benda-benda alami seperti batu, air, awan dll, dalm penciptaannya biasanya digubah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu motif dengan karakter tertentu sesuai dengan sifat benda yang diekspresikan dengan pertimbangan unsur dan asas estetika. misalnya motif bebatuan biasanya ditempatkan pada bagian bawah suatu benda atau bidang yang akan dihias dengan motif tersebut.
Motif benda-benda alami seperti batu, air, awan dll, dalm penciptaannya biasanya digubah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu motif dengan karakter tertentu sesuai dengan sifat benda yang diekspresikan dengan pertimbangan unsur dan asas estetika. misalnya motif bebatuan biasanya ditempatkan pada bagian bawah suatu benda atau bidang yang akan dihias dengan motif tersebut.
f.Motif Kreasi/ khayalan yaitu bentuk-bentuk ciptaan yang tidak terdapat
pada alam nyata seperti motif makhluk ajaib, raksasa, dewa dan lain-lain.Bentuk
ragam hias khayali adalah merupakan hasil daya dan imajinasi manusia atas
persepsinya, motif mengambil sumber ide diluar dunia nyata. Contoh motif ini
adalah : motif kala, motif ikan duyung, raksasa, dan motif makhluk-makhluk gaib
lainnya.
Sedangkan yang dimaksud pola adalah suatu hasil susunan atau pengorganisasian dari motif tertentu dalam bentuk dan komposisi tertentu pula. Contohnya pola hias batik, pola hias majapahit, jepara, bali, mataram dan lain-lain.singkatnya pola adalah penyebaran atau penyusunan dari motif-motif.
Sedangkan yang dimaksud pola adalah suatu hasil susunan atau pengorganisasian dari motif tertentu dalam bentuk dan komposisi tertentu pula. Contohnya pola hias batik, pola hias majapahit, jepara, bali, mataram dan lain-lain.singkatnya pola adalah penyebaran atau penyusunan dari motif-motif.
Pola biasanya terdiri dari :
a.Motif pokok.
b.Motif pendukung/piguran.
c.Isian /pelengkap.
a.Motif pokok.
b.Motif pendukung/piguran.
c.Isian /pelengkap.
Penyusunan pola dilakukan dengan jalan menebarkan motif secara berulang-ulang,
jalin-menjalin, selang-seling, berderet, atau variasi satu motif dengan motif
lainnya.
Hal-hal yang terkait dengan pembuatan pola adalah :
a.Simetris yaitu pola yang dibuat, antara bagian kanan dan kiri atau atas
dan bawah adalah sama. (lihat contoh dibawah ini)
b.Asimetris yaitu pola yang dibuat antara bagian-bagiannya (kanan-kiri,
atas-bawah) tidak sama. (lihat contoh)
c.Pengulangan yaitu pola yang dibuat dengan pengulangan motif-motif.
d.Bebas atau kreasi yaitu pola yang dibuat secara bebas dan bervariasi.
Pola memiliki fungsi sebagai arahan dalam membuat suatu perwujudan bentuk
artinya sebagai pegangan dalam pembuatan agar tidak menyimpang dari
bentuk/motif yang dikehendaki, sehingga hasil karya sesuai dengan ide yang
diungkapkan.
3. TEKNIK PERWUJUDAN/PENGGAMBARAN ORNAMEN
Beberapa cara atau gaya yang dijadikan konsep dalam pembuatan karya ornamen adalah sebagai berikut:
a.Realis atau naturalis pembuatan motif ornamen yang berusaha mendekati
atau mengikuti bentuk-bentuk secara alami tanpa melalui suatu
gubahan, bentuk-bentuk alami yang dimaksud berupa bentuk binatang, tumbuhan,
manusia dan benda-benda alam lainnya.
b.Stilirisasi atau gubahan yaitu pembuatan motif ornamen dengan cara
melakukan gubahan atau merubah bentuk tertentu, dengan tidak meninggalkan
identitas atau ciri khas dari bentuk yang digubah/distilirisasi, atau dengan
menggayakan bentuk tertentu menjadi karya seni ornamen. Bentuk-bentuk yang
dijadikan inspirasi adalah binatang, tumbuhan, manusia, dan benda alam lainnya.
c.Kombinasi atau kreasi yaitu motif yang dibuat dengan mengkombinasikan
beberapa bentuk atau motif, yang merupakan hasil kreasi dari senimannya. Motif
yang tercipta dengan cara ini biasanya mewakili karakter atau identitas
individu penciptanya (idealisme)
4. CORAK SENI ORNAMEN
Berdasarkan periode dan ciri-ciri yang ditampilkan, karya seni ornamen memiliki beberapa corak yaitu:
a.Ornamen Primitif, yaitu karya seni ornamen yang diciptakan pada zaman
purba atau zaman primitif. Ciri-ciri umum dari seni ornamen primitif adalah sederhana,
tegas, kaku, cendrung bermotif geometris, goresan spontan, biasanya mengandung
makna simbolik tertentu. Sedangkan komposisi yang diterapkan biasanya berderet,
sepotong-sepotong, berulang, berselang-seling, dan sering juga dijumpai
penyusunan secara terpadu. Karya seni primitif memberi gambaran kesederhanaan
dan gambaran perilaku masyarakat pada zaman itu. Seni primitif bersifat
universal karena ciri-ciri umumnya adalah sama diseluruh dunia.
b.Ornamen klasik adalah hasil karya seni ornamen yang telah mencapai
puncak-puncak perkembangannya atau telah mencapai tataran estetis tertinggi,
sehingga sulit dikembangkan lebih lanjut. Ia telah mempunyai bentuk dan pakem
yang standard, struktur motif dan pola yang tetap, memiliki susunan, irama yang
telah baku dan sulit untuk dirobah dalam bentuk yang lain, dan yang terpenting
telah diterima eksistensinya tanpa mengalami perubahan lagi. Contohnya ornamen
Majapahit, Pajajaran, Jepara, Bali, Surakarta, Madura, mataram dan lain-lain.
Seni klasik bersifat kedaerahan karenanya masing-masing daerah memiliki ragam
hias klasik dengan corak dan ciri-ciri tersendiri.
c.Ornamen Tradisional yaitu ragam hias yang berkembang ditengah-tengah
masyarakat secara turun-temurun, dan tetap digemari dan dilestarikan sebagai
sesuatu yang dapat memberi manfaat (keindahan) bagi kehidupan, dari masa ke
masa. Ornamen tradisonal mungkin berasal dari seni klasik atau seni primitif,
namun setelah mendapat pengolahan-pengolahan tertentu, dilestarikan
kemanfaatannya demi memenuhi kebutuhan, khususnya dalam hal kebutuhan estetis.
Oleh sebab itu corak seni ornamen tradisional merupakan pembauran dari seni
klasik dan primitif. Hasil atau wujud dari pembauran tersebut tergantung dari
sumber mana yang lebih kuat yang akan memberi kesan/corak yang lebih dominan.
Misalnya motif tradisonal Majapahit, Bali, Jogyakarta, Pekalongan beberapa
daerah lainnya lebih dominan bersumber pada corak motif klasik, sedangkan motif
tradisional Irian jaya, toraja, motif suku dayak dan motif Kalimantan corak
primitifnya lebih menonjol. Ornamen tradisonal bersifat kolektif.
d.Ornamen modern atau Kontemporer yaitu karya seni ornamen yang merupakan
hasil kreasi atau ciptaan seniman yang baru dan lepas dari kaidah-kaidah
tradisi, klasik atau primitif. Ornamen ini bersifat individu. Poses dan
terciptanya seni ornamen modern terkadang bertolak atau mengambil inspirasi
dari seni primitif atau tradisional atau merupakan hasil inovasi/kreativitas
seniman secara pribadi, sehingga karya yang tercipta merupakan cerminan pribadi
senimannya.
Adanya berbagai corak dalam seni ornamen bukan berarti antara corak yang satu dengan yang lainnya mempunyai nilai estetis atau nilai kegunaan lebih tinggi atau lebih rendah, karena masing-masing corak memiliki keunggulan karakter, ciri, dan nilai estetika tersendiri, perbedaan corak tersebut hanya berdasarkan pada periode perkembangan, tampilan fisik, dan sifat penciptaannya. Sedangkan menyangkut kegunaan dan nilai estetis pada dasarnya adalah sama. Adanya anggapan bahwa suatu corak lebih baik dari corak lainnya semata-mata karena selera individu.
Adanya berbagai corak dalam seni ornamen bukan berarti antara corak yang satu dengan yang lainnya mempunyai nilai estetis atau nilai kegunaan lebih tinggi atau lebih rendah, karena masing-masing corak memiliki keunggulan karakter, ciri, dan nilai estetika tersendiri, perbedaan corak tersebut hanya berdasarkan pada periode perkembangan, tampilan fisik, dan sifat penciptaannya. Sedangkan menyangkut kegunaan dan nilai estetis pada dasarnya adalah sama. Adanya anggapan bahwa suatu corak lebih baik dari corak lainnya semata-mata karena selera individu.
5. FUNGSI ORNAMEN
Penciptaan suatu karya biasanya selalu terkait dengan fungsi tertentu,demikian pula halnya dengan karya seni ornamen yang penciptaannya selalu terkait dengan fungsi atau kegunaan tertentu pula.
Penciptaan suatu karya biasanya selalu terkait dengan fungsi tertentu,demikian pula halnya dengan karya seni ornamen yang penciptaannya selalu terkait dengan fungsi atau kegunaan tertentu pula.
Beberapa fungsi ornamen diuraikan sebagai
berikut:
a.sebagai ragam hias murni, maksudnya bentuk-bentuk ragam hias yang dibuat hanya untuk menghias saja demi keindahan suatu bentuk (benda ) atau bangunan, dimana ornamen tersebut ditempatkan. Penerapannya biasanya pada alat-alat rumah tangga, arsitektur, pada pakaian (batik, bordir, kerawang) pada alat transportasi dan sebagainya.
b.Sebagai ragam hias simbolis, maksudnya karya ornamen yang dibuat selain mempunyai fungsi sebagai penghias suatu benda juga memiliki nilai simbolis tertentu di dalamnya, menurut norma-norma tertentu (adat, agama, sistem sosial lainnya). Bentuk, motif dan penempatannya sangat ditentukan oleh norma-norma tersebut terutama norma agama yang harus ditaati, untuk menghindari timbulnya salah pengertian akan makna atau nilai simbolis yang terkandung didalamnya, oleh sebab itu pengerjaan suatu ornamen simbolis hendaknya menepati aturan-aturan yang ditentukan. Contoh ragam hias ini misalnya motif kaligrafi, motif pohon hayat sebagai lambang kehidupan, motif burung phonik sebagai lambang keabadian, motif padma, swastika,lamak dan sebagainya.
a.sebagai ragam hias murni, maksudnya bentuk-bentuk ragam hias yang dibuat hanya untuk menghias saja demi keindahan suatu bentuk (benda ) atau bangunan, dimana ornamen tersebut ditempatkan. Penerapannya biasanya pada alat-alat rumah tangga, arsitektur, pada pakaian (batik, bordir, kerawang) pada alat transportasi dan sebagainya.
b.Sebagai ragam hias simbolis, maksudnya karya ornamen yang dibuat selain mempunyai fungsi sebagai penghias suatu benda juga memiliki nilai simbolis tertentu di dalamnya, menurut norma-norma tertentu (adat, agama, sistem sosial lainnya). Bentuk, motif dan penempatannya sangat ditentukan oleh norma-norma tersebut terutama norma agama yang harus ditaati, untuk menghindari timbulnya salah pengertian akan makna atau nilai simbolis yang terkandung didalamnya, oleh sebab itu pengerjaan suatu ornamen simbolis hendaknya menepati aturan-aturan yang ditentukan. Contoh ragam hias ini misalnya motif kaligrafi, motif pohon hayat sebagai lambang kehidupan, motif burung phonik sebagai lambang keabadian, motif padma, swastika,lamak dan sebagainya.
6. TEKNIK PENYELESAIAN (FINISHING)
Penyelesaian gambar ornamen bertujuan untuk membuat karya tersebut menjadi lebih indah, dan gambar yang difinishing akan nempak lebih jelas dan menarik.
Beberapa teknik yang bisa digunakan untuk melakukan finishing adalah sebagai berikut:
a.Teknik hitam-putih yaitu penyelesaian suatu karya ornamen yang hanya
memanfaatkan tinta atau pensil hitam, penyelesaian dengan cara ini dimaksudkan
untuk menimbulkan kesan gelap-terang, penyinaran, kesan jarak, dan kesan
volume. Teknik penyelesaian (finishing) dilakukan dengan sistem :
Arsiran (searah, bebas, dusel)
Pointilis yaitu penyelesaian dengan menggunakan titik-titik.
Sungging atau gradasi yaitu dengan menggunakan tinta china atau tinta bak, finishing ini dilakukan melalui tahapan-tahapan dari tipis ke tebal atau dari gelap ke terang sesuai dengan keinginan.
Arsiran (searah, bebas, dusel)
Pointilis yaitu penyelesaian dengan menggunakan titik-titik.
Sungging atau gradasi yaitu dengan menggunakan tinta china atau tinta bak, finishing ini dilakukan melalui tahapan-tahapan dari tipis ke tebal atau dari gelap ke terang sesuai dengan keinginan.
b.Teknik warna yaitu jenis finishing yang mengunakan warna sebagai unsur
pokok. Finishing ini dilakukan dengan sistem:
Plakat yaitu menerapkan warnasecara plakat(poster) sesuai dengan warna motif yangdiinginkan.
Gradasi (warnater susun) yaitu dengan menerapkan warna secara tersusun baik dari warna gelap kewarna terang atau sebaliknya.
Gelap-terang yaitu menerapkan warna dari warna gelap ke warna terang dengan menebarkan warna (bukan tersusun).
Untuk mendapat hasil yang maksimal dalam melakukan finishing dengan warna adalah pengetahuan seseorang tentang teori warna yang menyangkut: jenis warna, teknik pencampuran warna dan efek yang ditimbulkan, nilai warna, sifat warna, makna warna dan lain-lain.
Plakat yaitu menerapkan warnasecara plakat(poster) sesuai dengan warna motif yangdiinginkan.
Gradasi (warnater susun) yaitu dengan menerapkan warna secara tersusun baik dari warna gelap kewarna terang atau sebaliknya.
Gelap-terang yaitu menerapkan warna dari warna gelap ke warna terang dengan menebarkan warna (bukan tersusun).
Untuk mendapat hasil yang maksimal dalam melakukan finishing dengan warna adalah pengetahuan seseorang tentang teori warna yang menyangkut: jenis warna, teknik pencampuran warna dan efek yang ditimbulkan, nilai warna, sifat warna, makna warna dan lain-lain.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Seni Rupa
dengan judul "SEJARAH, PENGERTIAN, MOTIF, TEKNIK, CORAK, FUNGSI ORNAMEN". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sen1budaya.blogspot.co.id/2012/10/blog-post.html