1. Pengertian Globalisasi
Kata globalisasi berasal dari “global” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, berarti secara keseluruhun. Globalisasi berarti suatu
proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan
sehingga tidak nampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata. Dalam
keadaan global, tentu apa saja dapat masuk sehingga sulit untuk
disaring atau dikontrol. Terkait dengan kehidupan berbangsa dan
bernegara, makna globalisasi memiliki dimensi luas dan kompleks yaitu
bagaimana suatu negara yang memiliki batas-batas teritorial dan
kedaulatan tidak akan berdaya untuk menepis penerobosan informasi,
komunikasi dan transportasi yang dilakukan oleh masyarakat di luar
perbatasan.
Globalisasi dalam arti literal adalah sebuah perubahan sosial, berupa bertambahnya keterkaitan di antara masyarakat dan elemen-elemennya yang terjadi akibat transkulturasi
dan perkembangan teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang
memfasilitasi pertukaran budaya dan ekonomi internasional.
Demikian pula pendapat beragam yang
dikemukakan para ahli berkaitan dengan konsep Globalisasi, diantaranya
adalah sebagai berikut:
- a. Malcolm Waters
Globalisasi adalah sebuah
proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan
sosial-budaya menjadi kurang penting, yang terjelma di dalam kesadaran
orang.
- b. Emmanuel Ritcher
Globalisasi adalah jaringan
kerja global yang secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya
terpencar-pencar dan terisolasi ke dalam saling ketergantungan dan
persatuan dunia.
- c. Thomas L. Friedman
Globalisasi memiliki Dimensi Ideologi dan Teknologi. Dimensi Ideologi, yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan Dimensi Teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
- d. Princeton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan
yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara
negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
- e. Leonor Briones
Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun juga mencakup globalisasi terhadap institusi-institusi demokratis, pembangunan sosial, hak asasi manusia dan pergerakan wanita.
- Proses Globalisasi
Perkembangan yang paling menonjol dalam
era globalisasi, antara lain globalisasi informasi seperti berita,
televisi dan bahan siaran. Demikian juga dalam bidang ekonomi
(perdagangan), teknologi, wawasan, perilaku dan aspek-aspek kebudayaan
lainnya. Dalam perkembangan global lainnya (global trens),
misalnya dalam bidang kependudukan (migrasi dan lapangan kerja
internasional), gejala lingkungan hidup (pemanasan global), gaya hidup,
serta politik ekonomi seperti munculnya masyarakat ekonomi, wilayah
pertumubhan lintas negara (APEC, AFTA, SIJORI, dan sebagainya).
Berikut ini beberapa segi perkembangan
bidang kehidupan, terkait dengan proses globalisasi yang mempunyai
dampak luas terhadap masyarakat internasional.
No |
Subyek Proses |
Indikator Globalisasi | Contoh/Keterangan |
1. | Globalisasi Informasi |
|
Peristiwa gempa tsunami yang melanda kawasan ASIA pada tanggal 26 Desember 2004, dalam waktu singkat dapat disiarkan langsung oleh stasiun swasta Metro TV. |
2. | Globalisasi Telekomu-nikasi |
|
Melalui internet, kita dapat meminta, mengo-lah dan “memanipulasi” segala informasi di manapun kita berada dalam berbagai bentuk (alfanumerik, suara, warna, gerak, hardcopy, dan lain-lain). |
3. | Komunitas Global |
|
Memunculkan kelom-pok spesialis manusia global di suatu bidang tertentu yang lebih mengenal kelompoknya di luar negeri dari pada di negaranya sendiri. |
4. | Peledakan Informasi |
|
Menurut para ahli, bahwa informasi yang dihasilkan dalam 30 tahun terakhir lebih banyak dari produksi 5000 tahun sebelum-nya. |
5. | Kecemasan Informasi |
|
Cepat berkembangnya isu-isu tertentu yang belum jelas sumbernya, namun sudah dipercaya menjadi masalah aktual, misalnya : terorisme, wabah penyakit, dll. |
6. | Masyrakat Informasi |
|
Di negara-negara maju, masyarakat miskin sulit bersaing dalam mempe-roleh pekerjaan yang layak, mereka lebih banyak mengerjakan pekerjaan dengan 3 D (dark, dirty, dan danger) |
- 3. Fenomena Globalisasi
Fenomena globalisasi yang sedang
dihadapkan oleh umat manusia semenjak abad ke-20 dapat ditandai oleh
beberapa hal, di antaranya adalah :
- Arus Etnis ditandai dengan mobilitas manusia yang tinggi dalam bentuk imigran, turis, pengungsi, tenaga kerja dan pendatang. Arus manusia ini telah melewati batas-batas teritorial negara.
- Arus Teknologi ditandai dengan mobilitas teknologi, munculnya multinational corporation dan transnational corporation yang kegiatannya dapat menembus batas-batas negara.
- Arus Keuangan yang ditandai dengan makin tingginya mobilitas modal, investasi, pembelian melalui internet penyimpanan uang di bank asing.
- Arus Media yang ditandai dengan makin kuatnya mobilitas informasi, baik melalui media cetak maupun elektronik. Berbagai peristiwa di belahan dunia seakan-akan berada di hadapan kita karena cepatnya informasi.
- Arus Ide yang ditandai dengan makin derasnya nilai baru yang masuk ke suatu negara. Dalam arus ide ini muncul isu-isu yang telah menjadi bagian dari masyarakat internasional. Isu-isu ini merupakan isu internasional yang tidak hanya berlaku di suatu wilayah nasional negara.
Berdasarkan fenomena yang nampak pada
globalisasi, dapat dijumpai adanya tanda-tanda yang dapat kita rasakan
di dalam kehidupan sehar-hari tentang globalisasi sebagai berikut :
- Meningkatnya perdagangan global.
- Meningkatnya aliran modal internasional, diantaranya investasi langsung luar negeri.
- Meningkatnya aliran data lintas batas, seperti penggunaan internet, satelit komunikasi dan telepon.
- Adanya desakan berbagai pihak untuk mengadili para penjahat perang di Mahkamah Kejahatan Internasional (International Criminal Court), dan adanya gerakan untuk menyerukan keadilan internasional.
- Meningkatnya pertukaran budaya (cultural exchange) internasional, misalnya melalui ekspor film-film Hollywood and Bollywood.
- Menyebarluasnya paham multikulturalisme dan semakin besarnya akses individu terhadap berbagai macam budaya.
- Meningkatnya perjalanan dan turisme lintas negara.
- Berkembangnya infrastruktur telekomunikasi global.
- Berkembangnya sistem keuangan global.
- Meningkatnya aktivitas perekonomian dunia yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan multinasional.
- Meningkatnya peran organisasi-organisasi internasional, seperti WTO, WIPO, IMF, yang berurusan dengan transaksi-transaksi internasional.
- 3. Aspek-Aspek Globalisasi
- a. Aspek Ekonomi
Mengacu kepada makin menyatunya unit-unit ekonomi di dunia ke dalam satu unit ekonomi dunia.
- b. Aspek Kebudayaan dan Keagamaan
Mengacu kepada gagasan-gagasan baru yang
datang dari seluruh dunia, terutama masyarakat negara maju yang
berangsur-angsur mengubah pola gagasan budaya dan agama asli suatu
bangsa.
- c. Aspek Tekhnologi
Adanya perkembangan teknologi informasi yang pada akhirnya menyatukan dunia menjadi sebuah tempat tanpa batas.
- d. Aspek Demografi
Merujuk kepada penghijrahan manusia yang berlaku sehingga merubah pola demografi sebuah negara.
- Trens Era Globalisasi
Era globalisasi yang akan terus berlanjut
dalam abad 21, pada mulanya merupakan wujud perubahan dan perkembangan
sistem informasi, telekomunikasi serta transportasi dengan fenomena
yaitu dapat mempersingkat jarak dalam hubungan antar negara atau antar
wilayah dalam batas ruang dan waktu. Dalam perkembangan demikian, telah
dimungkinkan oleh terjadinya kemajuan-kemajuan yang cepat dan
menakjubkan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
Tentu saja kemajuan-kemajuan Iptek
tersebut dapat dicapai berkat adanya kemampuan ekonomi dunia melalui
aliran modal tanpa batas untuk mendukungnya. Sebagaimana yang sedang
kita saksikan, adanya keterkaitan antara kedua faktor Iptek dan
kemampuan ekonomi ini telah menimbulkan perubahan-perubahan yang cepat
dan luar biasa di seantero dunia, serta tingkat kompetisi yang tinggi,
dan tidak terkecuali pada masyarakat Indonesia.
Adapun beberapa trens tentang globalisasi, dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Perubahan Akseleratif, yaitu merupakan perubahan yang sangat cepat dalam segala bidang terutama yang berhubungan dengan interdependensi atau ketergantungan dengan ekonomi, teknologi informasi dan komunikasi di antara negara-negara di dunia.
- Aliran Modal Tanpa Batas, yaitu tumbuhnya iklim investasi yang mencakup berbagai produk. Banyak perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan ekspansi ke negara-negara lain untuk mendapatkan komponen-komponen produk yang tidak lagi dari anak perusahaannya, tapi dapat juga dari perusahaan-perusahaan lain sehingga terwujud produk barang jadi.
- Ekonomi Pengetahuan, yaitu bahwa globalisasi telah membawa hubungan ekonomi antar bangsa yang ditandai saling ketergantungan antara negara-negara maju dan negara berkembang dengan segala implikasi yang ditimbulkannya. Hal ini menjadi kajian ilmu pengetahuan bagi para akademisi, ekonom, perumus kebijakan baik pemerintah maupun dunia usaha.
- Hiper Kompetisi, yaitu segala daya upaya yang dilakukan baik dari dunia usaha, dunia industri maupun pemerintah yang selalu berkompetisi untuk memperoleh simpati dan segmen pasar yang sebanyak-banyaknya. Pemanfaatan media komunikasi dan informasi sangat gencar dalam publikasi untuk menawarkan produk-produk unggulan yang berkualitas dengan segala kelebihannya sesuai dengan trens yang ada di dalam masyarakat.
- Global dan Kompleks, yaitu segala hal yang terkait dengan transnasional produk telah terjadi saling ketergantungan yang memerlukan tingkat manajemen tinggi dan kompleks. Oleh sebab itu, globalisasi telah memberikan implikasi analisis pemikiran yang integrated dan komprehensif.
Trens atau karakteristik globalisasi abad 21dapat digambarkan sebagai berikut :
- Berikan ulasan pengertian kembali tentang “Globalisasi” sesuai pendapat anda dan tokoh-tokoh terkenal !
Pendapat anda tentang Globalisasi ? …………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
No | Tokoh | Uraian Singkat |
1. | P.N. Lyman | ………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………… |
2. | Leonor Briones | ………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………… |
- Menurut Malcolm Waters, bahwa Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial-budayamenjadi kurang penting, yang terjelma di dalam kesadaran orang. Berikan penjelasan singkatnya yang dimaksud dengan !
- Pembatasan geografis: ……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………..
- Keadaan sosial-budaya : …………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………..
- Beberapa trens tentang globalisasi antara lain mencakup : perubahan akseleratif, aliran modal tanpa batas, ekonomi pengetahuan, hiper kompetisi. Jelaskan pada kolom di bawah ini !
Perubahan Akseleratif | Hiper Kompetisi |
……………………………………………………………………
…………………………………………………………………… …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… |
…………………………………………………………………..
………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. |
- Berikan tanggapan penjelasan, mengapa globalisasa harus ditanggapi positif yaitu dengan cara sebanyak mungkin mampu memenangkan berbagai kompetisi !
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
- Tuliskan perbedaan dan persamaan mendasar antara proses globalisasi informasi dan globalisasi telekomunikasi di bawah ini !
Persamaan | Perbedaan |
………………………………………………………………………
……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… |
……………………………………………………………………
…………………………………………………………………… …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… |
- Tantangan Globalisasi
Tantangan nyata pada era globalisasi
adalah semakin kompleksnya berbagai bidang kehidupan karena adanya
teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi yang membawa
pengaruh terhadap berbagai nilai dan wawasan masyarakat internasional.
Tantangan globalisasi yang mendasar dan akan dihadapi, antara lain
sebagai berikut :
- Sikap Individualisme, yaitu munculnya kecenderungan mengutamakan kepentingan diri sendiri di atas kepentingan bersama, memudarkan solideritas dan kesetiakawanan sosial, musyawarah mufakat, gotong royong dan sebagainya.
- Apresiasi Generasi Muda, yaitu banyaknya generasi muda yang sudah melupakan para pejuang dan jati diri bangsanya dengan fenomena baru yaitu lebih tahu dan mengidolakan artis, bintang-bintang film, pemain sepak bola asing yang ditiru dengan segala macam aksesorisnya.
- Pandangan Kritis terhadap Ideologi Negaranya, yaitu banyaknya masyarakat yang sudah acuh tak acuh terhadap ideologi atau falsafah negaranya. Mereka sudah tidak tertarik lagi untuk membahasnya bahkan lebih cenderung bersikap kritis dalam operasionalnya dengan cara membanding-bandingkan dengan ideologi lain yang dianggapnya lebih baik.
- Diversifikasi Masyarakat, yaitu munculnya kelompok-kelompok
masyarakat dengan profesi tertentu yang terus berkompetisi dalam
berbagai bidang kehidupan guna mencapai tingkat kesejahteraan yang
bertaraf internasional (mengglobal).
- Keterbukaan Yang Lebih Tinggi, yaitu tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah yang lebih mengedepankan pendekatan dialogis, demokratisasi, supremasi hukum, transparansi, akuntabilitas, efektif dan efisien.
- 6. Pelaku Atau Subjek Globalisasi
Para pelaku atau subjek dari globalisasi
yang berperan dalam tumbuh-kembangnya tatanan dunia global, dapat
digambarkan sebagai berikut :
- Negara-negara yang dipetakan secara dikotomis, yaitu negara-negara besar dan negara-negara kecil, negara-negara maju dan negara-negara berkembang, negara- negara yang kuat dan yang lemah secara ekonomi, negara-negara yang berdiri sendiri atau yang bergabung dengan negara lain, dan lain sebagainya.
- Organisasi-organisasi antar pemerintah (IGO atau International-Governmental Organizations), seperti ASEAN, NATO, Europian Community dan lain sebagainya.
- Perusahaan internasional yang dikenal dengan Multinational Corporation (MNC) atau Transnational Corporation atau Global Firms. Perusahaan-perusahaan ini dengan modalnya yang besar dan bersifat deteritorialis meluaskan jaringannya ke segala penjuru dunia. Pemerintah, pada khususnya negara-negara berkembang merasa perlu mendapatkan modal dan teknologinya. Fenomena pengaruh George Soros terhadap kebijakan politik global merupakan contoh dari peran perusahaan internasional dalam percaturan politik global.
- Organisasi internasional atau transnasional yang non pemerintah (INGO, International Non-Governmental Organizations) seperti Palang Merah Internasional di dirikan tahun 1867, Workingmen’s Association (Sosialist International) tahun 1860-an, International Women’s League for Peace and Freedom. Organisasi konvensional seperti: Vatikan, Dewan Gereja-gereja Sedunia, Rabiyatul Islamiyah. Yang modern seperti Amnesty International, Green-Peace International, World Conference on Religion and Peace, World Federation of United Nations Associations, Trans-Parency International, Worldwatch, Human Rights Watch dan Refugee International. Organisasi global ini lebih tepat disebut aktivis professional. Pendapat umum dan kebijakan dunia ternyata banyak sekali dipengaruhi oleh organisasi aktivis ini. Gagasan-gagasan mereka banyak disalurkan melalui media massa elit dunia, seperti International Herald Tribune, The Guardian, Times dan The Economist.
- Organisasi-organisasi non formal, rahasia dan setengah rahasia. seperti: mafia, teroris, pembajak, penyelundup, preman global, tentara bayaran, hacker komputer dan mungkin juga organisasi semacam Al-Qaeda.
- 7. Dampak Globalisasi
Globalisasi telah menimbulkan dampak yang
sangat berarti dalam dimensi kehidupan manusia. Globalisasi merupakan
proses internasionalisasi seluruh tatanan masyarakat modern. Pada
awalnya ini hanya ada pada tataran ekonomi, namun dalam perkembangannya
cenderung menunjukkan keragaman. Malcolm Waters mengemukakan bahwa ada 3 (tiga) dimensi proses globalisasi, yaitu: Globalisasi Ekonomi, Globalisasi Politik dan Globalisasi Budaya.
Dari segi dimensi globalisasi budaya, muncul beberapa jenis space atau lukisan, seperti : emospace, technospace, finanspace, mediaspace, ideaspace dan sacrispace. Dengan demikian, universalisasi sistem nilai global yang terjadi dalam dimensi kebudayaan telah mengaburkan sistem nilai (values system)
kehidupan manusia, khususnya pada negara-negara berkembang seperti
Indonesia dalam menghadapi tahun era pasar bebas. Berikut adalah dampak
globalisasi diberbagai bidang :
- Ekonomi, yaitu terbentuknya masyarakat global yang tidak lagi tergantung batas-batas wilayah. Dalam globalisasi bidang ekonomi telah terjadi perdagangan internasional pasar bebas, dibentuknya kerjasama regional, bilateral, maupun multilateral. Berdirinya organisasi World Bank, World Trade Organization, Asian Free Trade Area dan lain-lain.
- Ideologi, yaitu timbulnya dua ideologi besar yang menguasai dunia (Liberal dan Sosialis), di mana keduanya saling bertentangan. Ideologi Liberal menganut paham kebebasan untuk tiap individu merupakan jalan mencapai kebahagiaan, sementara ideologi Sosialis mengekang kebebasan rakyat untuk mencapai masyarakat yang makmur. Dengan globalisasi ideologi, berdampak luas terhadap upaya-upaya suatu negara dalam mewujudkan sistem politik, ekonomi maupun sosial budayanya.
- Politik, yaitu pengaruh globalisasi pada sistem politik di berbagai negara yang berkembang seperti sistem politik demokrasi Liberal, demokrasi Pancasila, Sosialis, Komunis dan sebagainya. Salah contohnya di Indonesia, yaitu terjadinya dinamika ketatanegaraan sistem politik yang mula-mula berbentuk demokrasi liberal, kemudian menjadi demokrasi terpimpin dan akhirnya menjadi demokrasi pancasila yang dianut hingga sekarang ini.
- Hankam, yaitu adanya upaya-upaya setiap negara dalam mempertahankan kedaulatan negaranya melalui pembuatan sistem persenjataan maupun pemberdayaan rakyat dan tentaranya. Globalisasi bidang hankam yang pernah dirasakan masyarakat dunia, yaitu dengan dibentuknya pakta pertahanan NATO, SEATO, WARSAWA, dan sebagainya. Dalam bidang hankam, negara Indonesia selain memperkuat berbagai sistem persenjataan di darat, udara dan laut juga melakukan upaya-upaya keamanan rakyat semesta dan kedaulatan nasional. Negara Indonesia dalam partisipasi menjaga keaman internasional, juga pernah mengirim Pasukan Garuda kebeberapa negara atas mandat Dewan Keamanan PBB.
- Sosial, yaitu banyaknya nilai-nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif . Salah satu contoh perubahan di bidang sosial yaitu dengan hadirnya modernisasi di segala bidang kehidupan, terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual. Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instan) pada diri seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat berpengaruh negatif maupun positif.
Dampak Positif dan Negatif Globalisasi
Dampak Positif | Dampak Negatif |
|
|
Masyarakat dan bangsa Indonesia perlu
mempersiapkan diri agar dapat memenangkan arus globalisasi ini.
Tujuannya adalah mendapatkan segi-segi positif dari globalisasi dan
mampu menghindarkan diri dari aspek negative globalisasi. Hal-hal yang
perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut :
- Pembangunan kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan.
- Pemberian keterampilan hidup (life skill) agar mampu menciptakan kreativitas dan kemandirian.
- Usaha menumbuhkan budaya dan sikap hidup global, seperti mandiri, kreatif, menghargai karya, optimis dan terbuka.
- Usaha selalu menumbuhkan wawasan kebangsaan dan identitas nasional.
- Usaha menciptakan pemerintahan yang transparan dan demokratis.
- 8. Isu-isu Internasional Sebagai Dampak Globalisasi
Akibat arus budaya global, isu-isu
internasional sekarang ini banyak berpengaruh pada aspek politik.
Pengaruh itu, meliputi isu tentang demokrasi, isu hak asasi manusia dan
transparansi (keterbukaan). Pada aspek sosial budaya, muncul isu tentang
perlunya sikap pluralisme dan pelestarian lingkungan hidup. Dalam
bidang ekonomi muncul pasar global, sedangkan di bidang keamanan muncul
isu tentang terorisme.
Beberapa isu internasional terkait dengan dampak globalisasi yang paling sering muncul kepermukaan adalah sebagai berikut :
No | Isu-isu Globalisasi | Uraian | Keterangan |
1. | Demokrasi | Paham demokrasi berasaskan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat. Oleh karena itu, rakyatlah yang memegang kekuasaan tertinggi negara. Demokrasi sebagai sistem politik harus mengikutsertakan rakyat dalam pengambilan keputusan. Semua negara ingin disebut sebagai negara demokrasi. Negara-negara yang belum berpemerintahan demokrasi atau masih melakukan praktek pemerintahan otoriter banyak dikecam oleh negara lain. | Negara-negara otoriter umumnya terkucilkan dari pergaulan internasional. |
2. | Hak Asasi Manusia | Masalah hak asasi manusia berkaitan erat dengan demokrasi. Sekarang ini dunia internasional sangat memperhatikan penegakan hak asasi manusia. Adanya berbagai perang, pertentangan dan konflik antar bangsa dikarenakan adanya penindasan terhadap hak asasi manusia dan perilaku sewenang-wenang. | Masalah hak asasi manusia sudah merupakan masalah internasional. |
3. | Transparansi (keterbukaan) | Transparansi atau keterbukaan terutama ditujukan pada penyelenggaraan pemerintahan negara. Pemerintahan yang tertutup tidak akan lama bertahan sebab kemajuan informasi telah mampu menerobos berbagai ketertutupan yang disembunyikan pemerintah. Pemerintahan yang tertutup juga dianggap tidak demokratis karena tidak ada pertanggungjawaban publik dan tidak mengikutsertakan rakyat dalam bernegara. Hal ini bertentangan dengan pesan demokrasi. | Penyelenggaraan negara diharapkan berlaku terbuka dan transparan terhadap rakyatnya. |
4. | Pelestarian Lingkungan Hidup | Ligkungan hidup merupakan isu internasional yang ditujukan kepada negara-negara. Sekarang ini lingkungan hidup yang rusak dapat menjadi ancaman baru bagi umat manusia. Negara-negara yang memiliki kekayaan alam dan hutan dihimbau untuk serius dalam melestarikan lingkungan hidup. Misalnya, kebakaran hutan di Kalimantan bukan hanya merugikan Indonesia tetapi mengganggu negara-negara tetangga bahkan mengancam ekosistem dunia. | Tindakan terhadap perusakan lingkungan selalu akan mendapat kecaman masyarakat internasional. |
4. | Pluralisme | Dalam masyarakat global, hubungan antar manusia akan semakin intensif dan tidak hanya manusia sebangsa, tetapi manusia yang berbeda ras, agama, nilai budaya, bahasa dan adat. Sikap menghargai keberanekaan perbedaan (pluralisme) sangat dibutuhkan. | Apabila suatu bangsa memaksa-kan nilai budayanya dan tidak menghargai budaya lain maka hubungan global akan rusak. |
5. | Pasar global dan Pesaing global | Dalam era global, barang, jasa dan produk dari berbagai Negara akan masuk dan saling berkompetisi dengan produk lokal. Arus keluar masuk barang dan jasa tidak lagi dibatasi. | Di wilayah-wilayah regional dibentuk pasar bersama, misalnya di Asia dengan pemberla-kuan AFTA 2003. |
- C. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEHIDUPAN BANGSA DAN NEGARA
- Globalisasi di Bidang Ekonomi
Abad 21, yang ditandai dengan globalisasi
ekonomi. Hal ini merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu
kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas
teritorial negara. Wujud nyata globalisasi bidang ekonomi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain terjadi dalam aspek-aspek
berikut :
- Aspek Produksi, yaitu suatu perusahaan dapat berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
- Aspek Pembiayaan, yaitu suatu perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT. Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT. Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (Build-Operate-Transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.
- Aspek Tenaga Kerja, yaitu suatu perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf professional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional dan atau buruh diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.
- Aspek Jaringan Informasi, yaitu masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui : televisi, radio, media cetak, dan lain-lain. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh, KFC, celana jeans Levi’s, hamburger, dan sebagainya telah melanda pasar di mana-mana. Akibatnya, selera masyarakat dunia baik yang berdomisili di kota ataupun di desa menuju pada selera global.
- Aspek Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan non tarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin ketat dan fair. Bahkan, transaksi menjadi semakin cepat karena “less papers/documents”dalam perdagangan, tetapi dapat mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yang semakin canggih.
Dengan kegiatan bisnis korporasi (bisnis corporate)
di atas, dapat dikatakan bahwa dampak globalisasi mengarah pada
meningkatnya ketergantungan ekonomi antar negara melalui peningkatan
volume dan keragaman transaksi antar negara (cross-border capital flows), pergerakan tenaga kerja (human movement)
dan penyebaran teknologi informasi yang cepat. Sehingga secara
sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hampir pasti telah
merupakan salah satu kekuatan yang memberikan pengaruh (berdampak
positif) terhadap bangsa, masyarakat, kehidupan manusia, lingkungan
kerja dan kegiatan bisnis corporate di Indonesia.
Kekuatan ekonomi global menyebabkan
bisnis korporasi, termasuk BUMN, perlu melakukan tinjauan ulang terhadap
struktur dan strategi usaha serta melandaskan strategi manajemennya
dengan basis entrepreneurship, cost efficiency dan competitive advantages. Mencermati kondisi Indonesia dalam konteks ekonomi global, Sjahrir (2001)
mengemukakan bahwa, suasana internal dan eksternal ekonomi Indonesia
pada saat ini menunjukkan fenomena yang kurang menggembirakan. Untuk itu
Bangsa Indonesia perlu melakukan prioritas dalam memulihkan ekonomi.
Jika hal ini tidak segera dilakukan, maka akan menimbulkan berbagai kosekuensi serius, antara lain:
- Semakin meningkatnya harga barang (tingkat inflasi yang tinggi),
- Jumlah pengangguran yang semakin membengkak (apalagi pengangguran yang terjadi pada kaum intelektual),
- Kemiskinan struktural yang semakin memilukan,
- Utang yang semakin menggunung baik pada pihak luar negeri maupun dalam negeri dan
- Pertumbuhan ekonomi yang semakin rendah.
Berikut ini adalah beberapa contoh yang tercipta akibat/dampak globalisasi bidang ekonomi yaitu :
- Coca-cola atau Coke adalah sebuah merk minuman kola yang sangat populer. Dijual di berbagai restoran, toko dan mesin penjual di seluruh negara. Produsen dari minuman ini adalah The Coca-Cola Company yang mempunyai merk yang paling dikenal dan paling luas penjualannya.
- McDonald’s Corporation adalah rangkaian rumah makan siap saji terbesar di dunia. Sampai pada tahun 2004, McDonald’s memiliki 30.000 rumah makan di seluruh dunia dengan jumlah pengunjung rata-rata 17.000 orang per hari per rumah makan.
- Nokia Corporation adalah produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia. Kantor pusatnya berada di kota Espoo, Finlandia dan paling dikenal lewat produk-produk telepon selularnya.
- WTO (Organisasi Perdagangan Dunia/World Trade Organization) adalah organisasi internasional yang mengawasi banyak persetujuan yang mendefinisikan “aturan perdagangan” di antara anggotanya. Didirikan pada 1 Januari 1995 untuk menggantikan GATT, persetujuan setelah Perang Dunia II untuk meniadakan hambatan perdagangan internasional. Pada tahun 2005 organisasi ini memiliki 149 negara anggota.
- b. Globalisasi di Bidang Ideologi
Globalisasi saat ini bisa dikatakan
sebagai bentuk penjajahan model baru yang bisa mengakibatkan
keterpurukan ekonomi dan kemiskinan suatu bangsa yang tidak mampu
mengimbangi pengaruh atau dampak globalisasi tesebut. Dan hal ini
kemungkinan besar bisa terjadi pada negara-negara yang sedang
berkembang. Sedangkan pengaruh globalisasi bisa menjanjikan kemakmuran
pada negara-negara maju yang menginginkan tercapainya misi negara-negara
tersebut dalam mengusung gaya ideologi Kapitalis dan Liberalis.
Mereka dapat memasuki wilayah negara yang sedang berkembang dengan
mengusung misi “kebebasan” di semua aspek yaitu politik, ekonomi dan
sosial budaya.
Tidak dapat disangsikan lagi bahwa
pengaruh globalisasi di bidang ekonomi sangat menguntungkan
negara-negara maju, karena dalam “upaya” memperbaiki ekonomi
negara-negara berkembang, terdapat unsur-unsur ideologi
yang disusupkan ke dalam suatu negara. Seperti Amerika Serikat yang
berada di balik lembaga bantuan peminjaman seperti IMF dan Bank Dunia,
jika ingin memberikan bantuan maka salah satu persyaratannya harus menerima prinsip pasar bebas.
Hal ini bagi negara berkembang seperti negara Indonesia akan berakibat hanya dijadikan negara koloni, yaitu tidak lebih hanya sebagai pasar barang dan tempat pemasaran hasil industri oleh negara-negara maju.
Karena terdapat unsur keberpihakan pada
negara-negara maju, maka pengaruh globalisasi bagi Indonesia menyebabkan
keterpurukan ekonomi yang disebabkan ketidak-mampuan kita dalam
bersaing secara cepat pada hasil-hasil produksi di tanah air. Demikian
juga tingkat ketergantungan kita yang secara tidak sadar telah mengikat
secara politik dengan mengusung prinsip-prinsip kapitalis dan pemikiran
liberal.
- c. Globalisasi di Bidang Politik
Ketika mendengar ungkapan “politik
global” yang ada di benak kita adalah percaturan perebutan kekuasaan,
hegemoni dan pengaruh global antara kekuatan-kekuatan besar di dunia.
Percaturan tersebut kadang berupa proses politik yang melibatkan banyak
negara, lembaga internasional dan kepentingan kelompok tertentu.
Percaturan tersebut juga kadang terjadi dengan diwarnai pertempuran
antara kekuatan militer yang menyimpan banyak kepentingan di
belakangnya, seperti kita saksikan dalam pertempuran-pertempuran di
Afghanistan dan Irak. Seperti sebuah negara, dunia global telah
mempunyai dinamika politiknya sendiri.
Pengaruh globalisasi politik, menimbulkan
begitu banyak kepentingan-kepentingan yang tidak lagi bisa dipenuhi
kecuali melalui peran kekuatan global atau melibatkan unsur suprastate. Terkadang justru kepentingan sebuah negara sendiri tidak akan bisa terpenuhi kecuali dengan mengkondisikan eksternal sebagai support
kepentingan domestik. Maka globalisasi politik tidak lain adalah
pergulatan global dalam mewujudkan kepentingan para pelaku yang
menjalankannya.
Para pelaku globalisasi di bidang politik adalah sebagai berikut :
1) Negara-negara besar dan
negara-negara kecil, negara-negara maju dan negara-negara berkembang,
negara-negara yang kuat dan yang lemah secara ekonomi, negara-negara
yang kuat dan yang lemah secara militer, negara-negara yang berdiri
sendiri atau yang bergabung dengan negara lain.
2) Organisasi-organisasi antar pemerintah, seperti ASEAN, SARC, NATO, European Community dan lain sebagainya.
3) Perusahaan internasional yang dikenal dengan Multinational Corporations (MNC). Perusahaan-perusahaan ini dengan modalnya yang besar dan bersifat deteritorialis meluaskan jaringannya ke segala penjuru dunia.
4) Perusahaan internasional atau transnasional yang non pemerintah, seperti Palang Merah Internasional, Working Men’s Association, dan International Women’s League for Peace and Freedom. Sedangkan yang bersifat konvensional, seperti Vatikan, Dewan Gereja-gereja Sedunia, Rabiyatul Islamiyah. Untuk yang modern, antara lain : Amnesty
International, Green-Peace International, World Conference on Religion
and Peace, World Federation of United Nations Associations,
Trans-Parency International, Worlwatch, Human Rights Watch, dan Refugee
International.
- d. Globalisasi di Bidang Sosial-Budaya
Paska jatuhnya kekuasaan orde baru yang
kemudian berubah menjadi rezim yang disebut sebagai “era reformasi”,
kondisi sosial-budaya masyarakat Indonesia cenderung mengalami krisis
sosial yang mengarah pada disintegrasi. Krisis moneter dan ekonomi yang
terjadi sejak akhir 1997, telah mengakibatkan munculya berbagai krisis
lanjutan atau disebut “krisis multidimensi” yang mencakup krisis
politik, kepercayaan, hukum, sosio-budaya dan sebagainya dalam kehidupan
berbangsa dan negara.
Salah satu krisis multidimensi dalam
bidang sosial budaya, yaitu meluasnya berbagai modus disorientasi dan
dislokasi pada banyak kalangan masyarakat kita. Misalnya, disintegrasi
sosial-politik yang bersumber pada eforia kebebasan yang nyaris
kebablasan; lenyapnya kesabaran sosial dalam menghadapi realitas
kehidupan yang semakin sulit sehingga mudah mengamuk dan melakukan berbagai tindakan kekerasan dan anarki;
merosotnya penghargaan dan kepatuhan terhadap hukum, etika, moral dan
kesantunan sosial; semakin meluasnya penyebaran narkoba serta
penyakit-penyakit sosial lain; berlanjutnya konflik dan kekerasan yang
bernuansa politis, etnis dan agama, seperti yang pernah terjadi di
berbagai wilayah Aceh, Kalimantan Barat dan Tengah, Maluku dan Sulawesi
tengah.
Beberapa indikasi yang dapat kita rasakan akibat pengaruh globalisasi sosial budaya, adalah sebagai berikut :
1) Disorientasi, dislokasi, atau krisis sosial-budaya di kalangan masyarakat yang merebak dengan kian meningkatnya penetrasi dan ekspansi budaya Barat — khususnya Amerika — yang semakin sulit dibendung.
2) Berbagai ekspresi sosial budaya “alien”
(asing), yang sebenarnya tidak memiliki basis dan preseden kulturalnya,
semakin menyebar di dalam masyarakat sehingga muncul
kecenderungan-kecenderungan “gaya-hidup” baru yang tidak kondusif bagi
kehidupan masyarakat dan bangsa.
3) Semakin merebaknya budaya “McDonald-isasi”, meluasnya budaya telenovela yang menyebarkan kepermisifan, kekerasan dan hedonisme, mewabahnya MTV-isasi, Valentine’s Day dan kini juga From’s Night di kalangan remaja. Meminjam ungkapan Edward Said, gejala itu tidak lain adalah neo cultural imperialism, menggantikan imperialisme klasik yang terkandung dalam orientalisme.
Dari berbagai kecenderungan tersebut, orang bisa menyaksikan kemunculan kultur hybrid (budaya gado-gado tanpa identitas), di Indonesia dewasa ini. Pada satu sisi, kemunculan budaya hybrid
tampaknya tidak terelakkan, khususnya karena pengaruh globalisasi yang
semakin sulit dihindari. Beberapa sisi negatif dari munculnya budaya hybrid antara lain :
- dapat mengakibatkan erosi budaya.
- lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal.
- kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jatidiri.
- hilangnya semangat nasionalisme dan patriitisme.
- cenderung pragmatisme dan maunya serba instan.
Multikulturalisme merupakan
sebuah paham yang menekankan pada kesederajatan dan kesetaraan
budaya-budaya lokal dengan tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi
budaya lain. Itu penting kita pahami bersama dalam kehidupan masyarakat
multikultural seperti bangsa Indonesia. Jika tidak, mungkin akan selalu
terjadi konflik akibat ketidaksaling pengertian dan pemahaman terhadap
realitas multikultural tersebut.
- e. Globalisasi di Bidang Hankam
Pengaruh globalisasi di bidang Hankam
sangat nampak terutama pada industri-industri pertahanan sebagai tatanan
segenap potensi industri nasional baik milik pemerintah/swasta, yang
mampu secara sendiri atau kelompok, untuk sebagian atau seluruhnya
menghasilkan alat peralatan Hankam serta jasa pemeliharaan guna
kebutuhan pertahanan keamanan negara.
Negara-negara industri persenjataan
seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, Cina dan sebagainya,
telah berupaya selalu memperbaharui jenis, bentuk dan kemampuannya untuk
kepentingan pertahanan negara. Tidak sedikit negara-negara lain seperti
Iran, Israel, India, Pakistan, Korea Utara dan sebagainya juga telah
berupaya untuk membuat persenjataan-persenjataan yang semakin
disempurnakan, bahkan belakangan muncul isu-isu senjata nuklir yang
masih menjadi polemik.
Bidang-bidang industri pertahanan dan
keamanan khususnya negara Indonesia, telah berupaya melakukan kerja sama
dengan negara-negara lain baik untuk kepentingan TNI Darat, Laut, Udara
maupun Kepolisian Negara sebagai berikut :
1) Sistem senjata meliputi platform (udara, laut dan darat), senjata dan bahan peledak dan propellant.
2) Sistem Komando, Kendali, Komunikasi dan Informasi (K3I).
3) Untuk Platform Udara, dalam
melakukan pengalihan teknologi atas dasar lisensi, PT. IPTN telah
memproduksi platform pesawat bersayap tetap NC212 di bawah lisensi dari Constructiones Aeronauticas SA (CASA), Spanyol; platform Helikopter tipe NBO-105 di bawah lisensi Meserschmitt-Bolkow-Blohm (MBB), Jerman Barat; Helikopter Puma NSA-330 dan Super Puma NAS-330 di bawah lisensi Aerospatiale, Perancis; helikopter NBell-412 lisensi dari Bell Textorn Inc, USA; dan Helikopter NBK 117 lisensi dari MBB-Kawasaki.
4) Bentuk kerjasama lain dalam bidang Hankam adalah offset dengan General Dynamics USA sehubungan dengan pengadaan pesawat jet tempur F16. Demikian juga program offset dengan British Aerospace Co
dalam pengadaan rapier serta kerjasama dengan Boeing dan Fokker dalam
menyediakan bagian pesawat untuk produksi Boeing dan Fokker yang
dikaitkan dengan pembelian pesawat-pesawat oleh Garuda dan Merpati.
- f. Globalisasi di Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi di era
globalisasi dewasa ini, telah mengalami perkembangan sedemikian pesat.
Kemajuan di bidang inilah yang paling cepat memunculkan terbentuknya era global yang antar negara seakan-akan tidak ada lagi batas-batas teritorial. Globalisasi
menunjukkan perubahan besar dalam masyarakat dunia. Apa yang
ditunjukkan bukan sesuatu yang mengada-ada. Bukan sekadar soal kita
menambahkan perlengkapan modern, seperti video, fashion, televisi,
parabola, komputer dalam cara hidup. Kita hidup di dalam dunia yang
sedang mengalami transformasi yang luar biasa sehingga pengaruhnya
hampir melanda setiap aspek dari kehidupan. Kita didorong masuk ke dalam
tatanan global yang tidak sepenuhnya dipahami oleh siapa pun, namun
dampaknya bisa kita rasakan.
Pesatnya perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi menjadi sebuah fenomena yang selalu menarik
untuk diamati. Teknologi komunikasi dan informasi merupakan perangkat
teknologi yang membantu manusia dalam berhubungan atau berinteraksi
dengan manusia lain. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi
menjadikan manusia dalam berhubungan dengan pihak lain seakan tidak
lagi dibatasi oleh waktu dan tempat. Kapan-pun dan di mana-pun manusia
dengan perangkat teknologi tersebut bisa menjalin hubungan, mendapatkan
informasi dan menyebarkan informasi kepada orang lain. Teknologi
komunikasi informasi telah memberikan kemudahan dalam pergaulan hidup
manusia. Beberapa perangkat teknologi komunikasi informasi yang ada
sekarang, misalnya :
- Media cetak, seperti koran, tabloid dan majalah
- Media audio, seperti radio, tape, compact disk
- Media audio visual, seperti televisi, TV kabel, internet,
- Komputer, perangkat infra merah, telepon, handphone, mobile phone, LCD, kamera, laptop.
Di negara-negara maju, orang telah akrab
dengan penggunaan berbagai perangkat teknologi komunikasi dan informasi
tersebut. Kemudahan yang didapatkan dari penggunaan teknologi komunikasi
dan informasi sejalan dengan nilai-nilai yang berkembang di
negara-negara maju, seperti efisiensi, efektifitas dan rasionalitas.
Contohnya adalah penggunaan komputer multimedia yang telah terhubung
dengan jaringan internet. Dengan hanya berada di depan komputer orang
bisa melakukan berbagai aktvitas, seperti melakukan pembicaraan dengan
orang lain, mengirim surat, melihat televisi, membaca berbagai berita,
mencari informasi, memberikan informasi, serta melakukan transaksi
(pembelian, pembayaran dan penjualan). Apa yang dahulu tidak terbayang
bisa dilakukan, sekarang ini dengan kemajuan teknologi komunikasi
informasi orang dapat melakukannya.
- D. SIKAP TERHADAP PENGARUH DAN IMPLIKASI GLOBALISASI TERHADAP BANGSA DAN NEGARA
Sesungguhnya dengan globalisasi dapat,
kita dapat mengambil peranan yang lebih besar pada prakarsa dan
kreativitas warga masyarakat melalui berbagai infrastruktur teknologi
informasi dan transportasi, ekonomi, sosial budaya, politik atau elemen
organisasi masyarakat. Setiap warga negara berkewajiban dan sekaligus
merupakan suatu kehormatan apabila mampu menciptakan motivasi, tatanan,
kondisi dan peluang yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya
kreativitas dan prakarsa masyarakat itu sendiri.
Dalam era globalisasi dewasa ini,
mengharuskan kita untuk bersikap arif dan mampu merumuskan serta
mengaktualisasikan kembali nilai-nilai kebangsaan yang tangguh dalam
berinteraksi terhadap tatanan dunia luar dengan tetap berpijak pada jati
diri bangsa, serta menyegarkan dan memperluas makna pemahaman
kebangsaan kita dengan mengurangi berbagai dampak negatif yang akan
timbul. Sudah saatnya, era globalisasi kita maknai dalam arti yang
positif antara lain tumbuhnya persaingan yang sehat, tingkat kompetisi
yang tinggi, harus serba cepat, dan sebagainya. Beberapa sikap yang
perlu kita miliki dalam rangka menghadapi pengaruh globalisasi dan
implikasinya terhadap bangsa dan negara antara lain sebagai berikut :
- 1. Memiliki Wawasan Global
Khusus globalisasi dan perkembangan
global lainnya, perkembangan ini mulai menampakkan pengaruhnya berupa
perhatian dan apresiasi kita yang kadang berlebihan terhadap berbagai wawasan dan perikehidupan global, antara lain :
- a. Budaya Global.
Perilaku, nilai, dan gaya hidup yang
dibawa masuk arus informasi global diterima dengan mudah, meskipun ada
yang tidak sesuai degan nilai sosial budaya sendiri. Munculnya manusia
global, orang yang hidup di Indonesia tetapi lebih merasa sebagai warga
komunitas global dan sebagainya.
- b. Konsep Global.
Timbulnya wacana atau diskusi terhadap
permasalahan konseptual yang ditimbulkan oleh globalisasi, misalnya
mengenai konsep negara-bangsa ( nation state ), relevansi ideologi bagi negara, primordialisme baru, liberalisasi, dan sebagainya.
- c. Pendangkalan wawasan dan kehidupan demokrasi.
Kompetisi media massa global melahirkan demokrasi “instant” dan pendangkalan wawasan, dengan proses analisis realtime yang langsung jadi dari tempat peristiwa yang mengutamakan nilai “gigit” ( soundbites ), rentang perhatian ( span of attention ) yang singkat, serta kultur pop global.
Pendangkalan ini menular ke dalam masyarakat yang tidak sempat melihat
perspektif yang wajar sebagai akibat dari gerak dinamika yang sangat
tinggi.
- d. Isyu Global.
Hak Asasi Manusia, masalah lingkungan
global, dan isyu yang dikembangkan di masyarakat yang menguasai
lalu-lintas informasi global, misalnya: hak aborsi wanita, kohabitasi,
keluarga sama jenis, dan sebagainya.
- e. Politik global.
Perlu diingat, bahwa adanya diskusi dan
perhatian tersebut tentu dengan tidak sendirinya berarti tidak baik.
Dengan pengkajian dan telaahan yang lebih dalam dan terbuka, dengan
memakai bahasa yang sama, isyu global dapat dibahas dalam berbagai forum
seminar, pengkajian dan diskusi secara lugas. Hal ini misalnya dapat
dilakukan terhadap wawasan tentang keterbukaan, hak asasi manusia atau
wawasan lingkungan.
Dalam hal wawasan lingkungan hidup,
misalnya, banyak yang berpendapat bahwa pandangan ini diakibatkan oleh
tekanan dan pengaruh internasional. Meskipun ada di antaranya yang
datang dari luar ( seperti konsep global commons ). Khususnya
di Indonesia, bahwa sebenarnya kebanyakan konsep lingkuangan sudah
sesuai dengan nilai-nilai yang berkembang di dalam masyarakat..
Perhatikan umpamanya, prinsip-prinsip dibalik konsep Pembangunan
Berkelanjutan, ekosistem, daya dukung alam, keanekaragaman hayati atau
keterkaitan penduduk dengan lingkungan. Semuanya beranjak dari konsep
ekosistem secara holistik: seluruh bagian saling terkait dan tergantung,
berhubungan secara serasi, selaras dan seimbang.
- 2. Memahami Era Globalisasi dan Hubungan Interdependensi Ekonomi
Perkembangan baru bidang ekonomi, telah
menciptakan suasana serta pola hubungan finansial, perdagangan, produksi
dan berbagai hubungan ekonomi lain yang sangat berbeda dengan yang
dikenal atau dilaksanakan sebelumnya ini. Hal yang penting untuk kita
fahami, bahwa segala aktivitas kegiatan ekonomi dan operasi dunia usaha
tidak lagi dapat diidentifikasikan sebagai kegiatan nasional, akan
tetapi bersifat transnasional atau global.
Berbagai perkembangan baru yang
menggambarkan kecenderungan globalisasi atau transnasionalisasi dalam
perekonomian dapat dilukiskan sebagai berikut :
- Dalam hubungan finansial, semenjak pertengahan dasawarsa tujuh puluhan telah terjadi proses globalisasi keuangan dalam bentuk internasionalisasi dan mungkin lebih tepat transionalisasi keuangan, yaitu meluasnya operasi lembaga keuangan sehingga tidak terbatas pada suatu negara atau wilayahnya, akan tetapi seluruh dunia.
- Gejala sekuritisasi atau proses membaurnya operasi bank-bank komersial dengan lembaga-lembaga keuangan sekuriti serta inovasi baru dalam operasi keuangan, berupa perluasan jasa uang sehingga mencakup berbagai kegiatan di luar yang secara tradisional dilakukan di pasar uang.
- Dalam kegiatan produksi, kecenderungan globalisasi nampak dari proses pembuatan produk akhir yang komponen-komponennya dihasilkan diberbagai negara, sehingga hasil akhirnya merupakan gabungan dari produk yang berasal dari berbagai negara tersebut.
- Perusahaan multinasional, bukan lagi yang menghasilkan suatu produk dengan pasokan bahan yang datang dari perusahaan-perusahaan anaknya, akan tetapi masing-masing perusahaan nasional menghasilkan komponen yang setelah digabungkan dengan komponen-komponen lain yang dihasilkan perusahaan di negar-negara lain, akhirnya menjadi satu barang jadi.
- Dalam perkembangan investasi, pada berbagai kegiatan produkasi juga bersifat transnasional. Perdagangan internasional makin mengikuti ivestasi, bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa perdagangan merupakan fungsi dari investasi.
- Perkembangn di Timur Tengah, suatu reaksi yang menyatukan negara-negara lain untuk mengambil tindakan embargo ekonomi dan penyerangan terhadap Irak yang oleh resolusi PBB dianggap memiliki senjata pemusnah masal. Hal ini, merupakan perkembangan baru yang merupakan globalisasi politik, yang dimotori Amerika Serikat dan sekutunya.
- Perkembangan teknologi, terutama teknologi komunikasi terutama setelah ditemukannya kabel dari “fiber optic” yang menggantikan tembaga sebagai sarana komunikasi dengan efisiensi yang berlipat ganda, telah menimbulkan revolusi dalam hubungan komunikasi karena mampu mentransfer informasi jauh lebih cepat dan akurat serta kapasitas yang berlipat besarnya.
Semua perubahan-perubahan tersebut di
atas, telah memudahkan masyarakat dunia memindahkan uang, data dan
informasi ke seluruh penjuru dunia dengan lebih mudah dan murah.
Mayarakat dapat mengikuti peristiwa penting di dunia dengan mudah,
bagaimana tembok Berlin runtuh, bagaimana krisis hubungan RRC dan Jepang
terjadi, krisis Timur Tengah, Gempa bumi dan gelombang Tzunami di Aceh,
dan sebagainya.
Globalisasi ekonomi telah menimbulkan
gejala baru, yaitu sifat hubungan ekonomi antar bangsa-bangsa yang lebih
ditandai oleh saling ketergantungan atau interdependensi yang makin
menguat. Kecenderungan timbulnya hubungan interdependensi ekonomi ini
tidak saja antar negara-negara maju yang sudah lama terjadi, akan tetapi
juga antar negara-negara berkembang serta antara negara-negara
berkembang dan maju.
- 3. Memahami Perkembangan Dunia Yang Sangat Cepat
Kecenderung globalisasi yang menimbulkan
hubungan interdependensi antar perekonomian negara-negara di dunia,
harus kita pahami bahwa hal ini akan dibarengi dengan berbagai
perkembangan sangat cepat dan juga bersifat struktural. Beberapa
indikator perubahan dan perkembangan dunia yang sangat cepat, antara
lain :
- Banyaknya perekonomian di dunia yang mendorong bekerjanya mekanisme pasar dan persaingan dengan mengurangi campur tangan langsung negara atau pemerintah dalam kegiatan ekonomi nasional. Kecenderungan ini sering disebutkan sebagai penemuan kembali ekonomi pasar, yang dilaksanakan di negara-negara atau perekonomian industri baru (newly industrializing countries atau NICs dan newly industrializing economies atau NIEs), negara-negara berkembang, termasuk negara kita, dan yang banyak mendapat sorotan, di negara-negara sosialis atau komunis, dengan “glasnost” dan “perestroikannya”.
- Terdapat perkembangan penting di Eropa Barat dengan program Pasar Tunggal Eropa pada tahun 1992. Dengan program yang sangat luas ini, kita dapat memaklumi bahwa Eropa akan jauh lebih banyak memperhatikan masalah intern dan lebih bersikap introvertif. Yang jelas sejak dicanangkannya penyatuan pasar Eropa, kepercayaan Eropa menjadi pulih, istilah “Euroclerosisi” menjadi hilang dan penanaman modal di Eropa baik oleh masyarakat sendiri maupun oleh masyarakat luar Eropa, makin meningkat.
- Amerika Serikat yang 50 tahun lalu menunjukan keterbukaan dalam sikapnya terhadap perdagangan internasional, mengalami perubahan kearah proteksionisme, terutama setelah AS mulai kehilangan daya saingnya menghadapi Jepang. Kecenderungan ini nampak jelas dari perundang-undangan yang dikeluarkan dalam perdagangan maupun berbagai rancangan undang-undang yang diajukan di Congress.
- Negara Jepang telah memperlihatkan kemampuannya sebagai kekuatan utama di bidang perdagangan. Baru-baru ini MITI Jepang mengeluarkan dokumen yang menunjukan programnya untuk menjadikan ekonomi Jepang berperan sebagai pemimpin ekonomi dunia dalam tahun 2000-an sebagaimana Amerika Serikat melakukan hal ini semenjak berakhirnya Perang Dunia II.
- Timbulnya gejala baru kearah pembentukan “free trade area” diberbgai wilayah seperti Amerika Utara dan Amerika Serikat dengan Kanada, kemudian dengan Meksiko dan wilayah Australia-NewZealand, dan di negara-negara ASEAN. Bila masing-masing “free trade area” ini akan menjadi tertutup pula maka kita menghadapi bahaya fragmentasi atau proteksionisme.
- Transformasi perekonomian yang terjadi di kawasan Pasifik dan Asia Tenggara, serta perkembangan NICs baik di Asia maupun di kawasan lain. Ekonomi kawasan Asia Pasifik berkembang sangat pesat yang dipelopori oleh RRC, Taiwan dan Korea Selatan, demikian pula perdagangan antar negara-negara di kawasan ini. Kecenderungan ini akan berlanjut di masa depan.
Dengan peningkatan hubungan dagang,
investasi dan ekonomi antar negara-negara di berbagai kawasan,
seolah-olah ada suatu integrasi ekonomi di kawasan tersebut. Di lain
pihak ketergantungan kebanyakan negara pada pasar tertentu (AS dan
Jepang) yang dapat menimbulkan hubungan bilateral yang berpotensi
menimbulkan friksi, seperti defisit neraca perdangan yang berkelanjutan.
- 4. Memanfaatkan Globalisasi Untuk Pembangunan
Pembangunan di negara-negara berkembang
pada umumnya, sekarang ini berlangsung dalam keadaan dunia yang sedang
mengalami proses globalisasi. Hal ini dengan akibat bahwa proses
pembangunan negara berkembang tidak bisa dilaksanakan terisolasi dari
proses globalisasi. Oleh karena itu, beberapa kerangka kebijaksanaan
yang berlaku dimasa perang dingin, kini ditahun sembilan puluhan dan ke
masa depan tidak revelan lagi.
Beberapa negara berkembang, seperti
Indonesia dan negara Asia Timur serta beberapa negara Amerika Selatan
lainnya sudah menempuh proses pembangunan yang cukup kencang selama
dasawarsa lalu dan karena itu mengalami perubahan struktur ekonomi dan
sosial yang cukup besar. Perubahan yang berlangsung ini menumbuhkan
kekuatan-kekuatan sosial baru yang memerlukan penanganan dan kerangka
kebijaksanaan pembangunan yang baru pula. Tidak lagi bisa ditempuh
“jalan kemarin” atau pendekatan “busines as usual”.
Sehingga setidaknya terdapat dua faktor
yang mempengaruhi kerangka kebijaksanaan yang membedakannya dengan
kebijakan lalu, yaitu :
- Proses globalisasi yang gencar berlangsung di seantero dunia sehingga perlu diperhitungkan dan dimanfaatkan dalam menarik kebijaksanaan pembangunan nasional; dan
- Perubahan kondisi dan aspirasi masyarakat yang merubah dan meningkat sebagai hasil pembangunan dasawarsa-dasawarsa lalu.
Dengan memperhatikan dua faktor ini perlu
dikaji implikasinya pada keperluan melakukan penyesuaian pada beberapa
bidang yang strategis. Perhatikan bagan di bawah ini !
- a. Penyesuaian Kebijakan Ekonomi
Perlu ditekankan bahwa stabilitas
terutama yang terkait dengan bidang ekonomi, khususnya dalam ukuran laju
inflasi, tetap perlu dipertahankan oleh karena globalisasi ekonomi
justru menghendaki terpeliharanya stabilitas ekonomi. Namun dalam
penerapannya tidak cukup lagi ditempuh kebijaksanaan ekonomi yang
diandalkan pada kebijaksanaan moneter saja. Kebijaksanaan stabilisasi
ekonomi inipun memerlukan penyesuaian dengan menekankan sekarang lebih
banyak pada kebijaksanaan sektor rill mengurangi hambatan arus dan
produksi barang serta jasa.
Dalam menanggapi proses globalisasi
ekonomi dengan masuknya saingan menghadapi kelompok-kelompok ekonomi
kuat, perlu ada ikhtiar khusus memberdayakan kekuatan ekonomi lemah.
Paling tidak diusahakan agar “medan juang” (playing field) setingkat dalam dunia kompetisi global.
Sudut penghlihatan ini membawa akibat
bahwa ada sikap berpihak dalam menarik kebijaiksanaan pembangunan. Dalam
ekonomi pasar yang didorong oleh proses globalissi ekonomi, sangat
penting bahwa Pemerintah secara eksplisit menunjukan sikap berpihak pada
kelompok lemah dan rentan dalam kebijaksanaan pembangunan. Ini berarti
bahwa sistem sekonomi yang dikembangkan adalah “ekonomi pasar dengan
pencernaan”.
Proses pembangunan yang berlangsung secara global sekarang ini menunjukan sifat “pertumbuhan tanpa perluaan lapangan kerja” (jobless growth)
dalam mengisi pembangunan negara berkembang ini berarti bahwa
perombakan struktur ekonomi dari mayarakat pertanian menjadi masyarakat
industri sungguhpun penting tidaklah cukup. Yang diperlukan sebagai
tambahan adalah meningkatkan kemampuan industri-berpengetahuan (knowledge based industry).
- b. Penyesuaian Pengembangan Institusi
Penyesuaian kebijakan tentang pembangunan
ekonomi, memerlukan penyesuaian pengembangan institusi. Pertama adalah
pengembangan institusi aparatur Pemerintah. Dalam sistem ekonomi pasar
dengan perencanaan, maka peranan pemerintah adalah penting. Namun sifat
orientasi kepemerintahan perlu mengalami penyesuaian :
1) Memberi pelayanan kepada masyarakat ditingkatkan menjadi sifat memberdayakan masyarakat melayaninya diri sendiri.
2) Kegiatan Pemerintah beralih dari pelaksanaan (excution) menjadi pembimbingan (guidance).
3) Pola kepimpinan yang ditampuh tidak lagi sentralissi tetapi desentralisasi baik ke daerah maupun kekelompok masyarakat.
4) Sikap kerja yang beralih dari tindak repressif kearah preventif;
5) Visi penglihatan untuk melihat proses pembangunan tidak dalam jangka pendek (short tern vision) tetapi dalam jangka panjang (long tern vision).
Masyarakat plural dan beranekaragam (pluralisme) adalah
ciri masyarakat global. Bangsa Indonesia bersyukur bahwa secara politis
kita sudah menganut “Bhineka Tunggal Ika”, sehingga keanekaragaman
dalam diri masyarakat seyogianya tidak perlu menjadi masalah. Oleh
karena itu tumbuh-kembangnya demokrasi tidak lagi cara kekuasaan yang
dimiliki berbagai fihak, termasuk pemerintah, digunakan dalam
mengembangkan sumberdaya alam, ekonomi dan sosial dalam proses
pembangunan.
Globalisasi ekonomi
mengakibatkan bahwa modal menjadi barang langka. Lebih-lebih dengan
kesempatan pembangunan yang terbuka sekarang akibat berakhirnya perang
dingin. Maka permintaan akan modal melebihi pemasokan modal. Modal
“tidak mengenal bendera nasional” dan akan memasuki sektor dan negara
yang menghasilkan keuntungan.
- c. Penyesuaian Nilai Etika
Berbagai penyesuaian kebijaksanaan
ekonomi dan pengembangan institusi ini memerlukan pengembangan nilai
etika. Dari berbagai nilai luhur yang dimiliki bangsa Indonesia perlu
diangkat secara eksplisit nilai-nilai sebagai berikut :
1) Penegakkan martabat kemanusian dengan pokok menghormati hidup (respect for life). Hidup dan kehidupan bermatabat kemanusiaan inilah perlu dihormati.
2) Menumbuhkan kebebasan sebagai
ciri manusia beradab dan mencakup kebebasan mengakatualisasikan diri
dengan identitas sendiri dan atas kerangka acuan sendiri : kebebasan
beragama, menerima dan memilih informasi, kebebasan berfikir dan
mengungkapkan pendapat, kebebasan hidup bermasyarakat menurut kerangka
acuan masyarakat itu sendiri.; kebebasan berbangsa , bernegara, dan
bertanah air yang tegak sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain.
3) Menegakkan keadilan yang
diwujudkan melalui hukum, sehingga peraturan perundang-undangan
mencerminkan rasa adil yang hidup dalam masyarakat.
4) Toleransi yang menghormati hak
berbeda pendapat, berbeda agama, berbeda suku, berbeda ras, berbeda
kelompok. Hak untuk berbeda dalam semangat bersatu.
5) Solideritas sosial yang
menumbuhkan sikap keadilan sosial dan terwujud dalam jumlah penduduk di
bawah garis kemiskinan yang menurun dan kesenjangan di atas garis
kemiskinan mangecil.
Demikian langkah-langkah penyesuaian yang
perlu diusahakan dalam menanggapi proses globalisasi dan proses
pembangunan yang merobah struktur ekonomi dan masyarakat Indonesia dari
masyarakat agraris pertanian ke arah masyarakat industri.
Langkah-langkah penyesuaian ini tidak berlangsung otomatis, tetapi perlu
ditumbuh kembangkan.
- 5. Implikasi Globalisasi Terhadap Bangsa dan Negara
Negara Indonesia sebagai bagian dari
masyarakat global dengan ideologi Pancasila yang terbuka dan sistem
politik, ekonomi, sosial-budaya serta hankam yang dinamis, dalam
melaksanakan pembangunan dari tahun ke tahun, merasakan dampak dari
perubahan-perubahan dunia yang cepat dan mendasar. Hal ini tentu saja
membawa implikasi pada perencanaan dan pengelolaan pembangunan nasional
secara keseluruhan dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Akan tetapi, perubahan-perubahan itu
sendiri akan berpengaruh pada perkembangan terhadap teknologi informasi
dan komunikasi, ilmu pengetahuan, para cendikiawan dari berbagai
disiplin ilmu, pelaku ekonomi dalam dunia usaha maupun purumus kebijakan
di tingkat nasional. Semua perubahan-perubahan tersebut akan
berimplikasi pada hal-hal antara lain sebagai berikut :
- Perumus kebijakan di tingkat nasional, bahwa perubahan yang cepat dan kecenderungan tidak menentu serta makin ketatnya persaingan atau kompetisi di berbagai bidang kehidupan, menuntut peningkatan strategi dan langkah-langkah operasional untuk penciptaan iklim bagi dunia usaha, aparat birokrasi, perangkat hukum, infrastruktur, penciptaan sumber daya manusia dan sebagainya yang terus makin meningkat efisiensi dan daya saingnya.
- Pelaku ekonomi, bahwa dalam dasawarsa dua ribuan daya saing ekonomi nasional mulai meningkat, kemampuan produksi dan ekspor makin membesar. Untuk itu, diperlukan segala upaya untuk mempertahankan dan meingkatkan pasar bagi hasil produksi nasional, baik lewat perbaikan sistim perdagangan internasional dalam kerangka multilateral, regional, dan bilateral.
- Pemerintah, yaitu baik pemerintah pusat maupun daerah diharapkan makin memainkan peran sebagai fasilitator, pemberi dorongan dan bimbingan kepada para cendikiawan, tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu serta dunia usaha untuk terus meningkatkan daya saing dalam skala nasional dan global. Kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi harus dilanjutkan, tanpa menghilangakan campur tangan yang diperlukan, khususnya yang memberikan arah serta mendorong prakarsa, kreativitas dan partisipasi masyarakat.
- Bagi dunia usaha, dituntut untuk lebih luwes, lebih sensitif pada tuntutan pasar dan lebih jeli mempelajari peluang-peluang yang terbuka di pasar serta menerus meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaannya. Khusus pada globalisasi ekonomi, menuntut kelincahan dunia usaha dalam keja sama antar para pelakunya dan dengan pemerintah dalam memperjuangkan kepentingan nasional di pasar dunia.
Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan di bawah ini !
Perkembangan yang cepat sebagai
pengaruh globalisasi, telah membawa implikasi pada teori atau pendekatan
diberbagai bidang dan aspek kehidupan. Oleh sebab itu, globalisasi
dengan segala implklikasinya, hendaknya terus kita upayakan dalam
kerangka membangun sebuah bangsa dan negara yang mampu berlaku efisien,
efektif dan memiliki daya saing global.
- E. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BANGSA DAN NEGARA INDONESIA
Bangsa Indonesia, seperti halnya
bangsa-bangsa lain dalam era globalisasi ini tidak dapat menghindar dari
arus derasnya kompleksitas perubahan (inovasi) sebagai akibat
canggihnya teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi, tatanan
ekonomi dunia yang mengarah pada pasar bebas, serta tingkat efisiensi
dan kompetisi yang tinggi di berbagai bidang hidupan.
Beberapa indikator pengaruh negatif
maupun positif globalisasi yang melanda bangsa dan negara Indonesia
antara lain dapat dilihat berikut ini.
No | Bidang | Indikator Perubahan / Dampak Globalisasi |
1. |
Politik |
|
2. |
Ekonomi |
|
3. |
Sosial dan Budaya |
|
4. |
Hukum, Pertahan dan Kemanan |
|
LATIHAN UJI KOMPETENSI
- A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !Agar bangsa
Indonesia tidak ketinggalan di era globalisasi hal-hal yang dapat
dilakukan antara lain ….
- menutup diri dari bangsa lain
- membuka seluas-luasnya
- penguasaan berbagai iptek
- menyesuaikan diri dengan keadaan
- memberikan ruang gerak
- Era globalisasi membuat batas-batas antara negara menjadi seakan semakin kabur dalam bentuk yang disebut ….
- Nasionalisasi
- intrnasionalisasi
- imperialisme
- kepentingan global
- neo-imperialisme
- Bangsa Indonesia harus siap dalam menghadapi era globalisasi abad 21 yang memiliki karakteristik sebagai berikut, kecuali….
- perubahan akseleratif
- hiper kompetisi
- lompatan teknologi
- ekonomi pengetahuan
- global dan kompleks
- Lunturnya nilai-nilai dan semangat kekeluargaan, serta musyawarah
mufa-kat di lembaga perwakilan rakyat, merupakan salah satu indikasi
dampak negatif globalisasi dalam bidang ….
- Politik
- hukum
- ekonomi
- hankam
- sosial-budaya
- Tokoh yang berpendapat bahwa globalisasi merupakan pertumbuhan yang sangat cepat dan saling ketergantiangan adalah ….
- Melcolm Waters
- Thomas L. Friedman
- Emmanuel Ritcher
- Princeton N. Lyman
- Leonor Briones
- Berikut ini adalah yang termasuk dalam tantangan yang dihadapi dalam era globalisasi abad ke 21, kecuali….
- sikap individualaisme
- diversifikasi masyarakat
- apresiasi generasi muda
- keterbukaan yang lebih tinggi
- demoralisasi nilai-nilai
- Pengaruh globalisasi pada bidang politik yang paling menonjol antara lain ….
- aggota parlemen yang heterogen
- partisipasi politik rakyat
- pemerintah yang semakin longggar
- demokratisasi dan HAM
- suburnya praktik-praktik KKN
- Hak asasi manusia dan lingkungan, dalam wawasan global merupakan ….
- budaya global
- politik global
- c. konsep global
- d. kehidupan global
- e. isu global
- Jika dewasa ini dapat kita lihat banyaknya tenaga asing yang bekerja
disuatu negara atau sebaliknya, hal ini merupakan salah satu indikator
aspek globalisasi ….
- Teknologi
- sosial dan budaya
- industri dan jasa
- lingkungan
- perdagangan
- Salah satu aspek negatif globalisasi yang memunculkan fanatisme terhadap rasial, etnis dan agama tertentu, disebut sebagai ….
- fanatisme sempit
- sekterianisme
- chauvinistis
- the global paradox
- primordialisme
B. Uraian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !
- Jelaskan yang anda ketahui tentang makna globalisasi !
- Salah satu karakteristik era globalisasi adalah adanya kompetisi yang tinggi, berikan alasan mengapa demikian !
- Beri penjelasan salah satu aspek globalisasi yang mencakup lingkungan, khususnya di negara Indonesia !
- Berikan contoh sekurang-kurangnya 3 (tiga) dampak globalisasi bagi bangsa Indonesia dalam bidang sosial budaya !
- Beri penjelasan bagaimana hubungan antara globalisasi dengan pembangunan !
- Tuliskan sekurang-kurangnya 3 (tiga) aspek negatif dalam globalisasi !
- Berikan alasan, mengapa dalam proses globlaisasi terjadi “kecemasan informasi “ !
- Menurut pendapat anda, apa langkah-langkah yang paling mungkin dilaksanakan merintah Indonesia dalam rangka menghadapi masyarakat global pada proses globalisasi !
- Jelaskan, mengapa dalam menghadapi tantangan globalisasi perlu memperkuat jadiri bangsa Indoensia yang berdasarkan Pancasila !
- Berikan alasan mengapa kita perlu mewaspadai budaya global dalam era globalisasi baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat !
C. Bahan Untuk Tugas atau Diskusi
- Diskusikan dengan teman-temanmu tentang topik-topik berikut ini !
- Era globalisasi dalam mempercepat demokratisasi di Indonesia.
- Tantangan dunia pendidikan dalam era globalisasi.
- Pentingnya pemahaman terhadap aspek positif dan negatif era globalisasi.
- Kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam era globalisasi.
- Carilah referensi lain baik dari buku, koran, buletin, majalah, internet dan sebagainya yang berhubungan dengan pengaruh globalisasi dalam kehidupan.
Bentuklah kelompok sesuai dengan kebutuhan !
- Rumuskan kembali yang dimaksud dengan globalisasi !
- Jelaskan kembali pengaruh globalisasi dalam berbagai bidang kehidupan !
- Berikan contoh aspek positif dan aspek negatif era globalsiasi di Indonesia !
- Carilah perbandingan dengan salah satu negara tentang contoh-contoh kesiapan pemerintah dan masyarakatnya dalam menghadapi era globalisasi !
- Buatlah makalah sehubungan dengan pembahasan tersebut dan presentasikan hasilnya di depan kelas !