Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk adalah pengelompokan atau susunan penduduk suatu negara atau suatu wilayah berdasarkan kriteriakriteria tertentu. Contoh komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan usia/umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain.
Komposisi penduduk diperlukan dalam suatu negara karena dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan ataupun penentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan. Gambaran mengenai komposisi penduduk perlu dikaji atau dipelajari karena berbagai alasan, antara lain, karena setiap penduduk pasti memiliki usia dan jenis kelamin yang berbeda sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda pula. Pemerintah dapat merancang kegiatan atau perencanaan yang sesuai dengan kemampuan penduduk. Pemerintah juga dapat menata kebutuhan sarana dan prasarana kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang disesuaikan dengan kebutuhan penduduknya. Oleh karena itu, dengan mengetahui komposisi penduduk, dapat dibuat pertimbangan yang logis, matang, dan bermakna sehingga tidak menimbulkan adanya kesalahan (bias) dalam pengambilan keputusan ataupun penenentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin.

a. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Komposisi penduduk berdasarkan usia/umur dapat dibuat dalam bentuk usiabtunggal, seperti 0, 1, 2, 3, 4, sampai 60 tahun atau lebih. Komposisi penduduk dapat juga dibuat berdasarkan interval usia tertentu, seperti 0–5 (usia balita), 6–12 (usia SD), 13–15 (usia SMP), 16–18 (usia SMA), 19–24 (usia Perguruan Tinggi), 25–60 (usia dewasa), dan >60 (usia lanjut). Selain itu komposisi penduduk juga dapat dibuat berdasarkan usia produktif dan usia nonproduktif, misalnya: usia 0–14 (usia belum produktif), 15–64 (usia produktif), dan usia >65 (tidak produktif).
Contoh penggunaan komposisi
penduduk berdasarkan usia adalah dalam perencanaan program Wajib Belajar (Wajar). Dengan mengamati dan menganalisis jumlah penduduk tiap-tiap kelompok usia maka dapat diketahui Komposisi penduduk berdasarkan usia adalah pengelompokan penduduk berdasarkan usia baik tunggal maupun berdasarkan interval usia tertentu. Komposisi penduduk juga dapat dibuat berdasarkan usia produktif dan usia nonproduktif.
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan usia/ umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain.
berapa jumlah anak yang harus bersekolah, sarana dan prasarananya, berapa jumlah pendidik dan tenaga kependidikan untuk mendukung kegiatan tersebut, berapa jumlah sekolah yang dapat melayani kegiatan belajar mengajar, dan lain-lainnya. Contoh lain penggunaan komposisi penduduk berdasarkan usia, yaitu dalam perencanaan pembangunan nasional. Dengan mengetahui jumlah penduduk tiap tingkatan usia maka dapat dirancang bentuk dan arah pembangunan, apakah akan dikembangkan pembangunan yang padat modal atau padat karya. Komposisi penduduk berdasarkan usia dapat juga digunakan menghitung kebutuhan serta cadangan pangan nasional.
Komposisi penduduk berdasarkan usia produktif dan nonproduktif dapat digunakan untuk menghitung angka ketergantungan (dependency ratio). Angka ini sangat penting diketahui karena dapat memperkirakan beban tiap penduduk nonproduktif untuk menopang kebutuhan hidupnya.
Permasalahan dalam komposisi penduduk lainnya adalah apabila jumlah penduduk dengan usia di bawah 15 tahun dan usia di atas 65 tahun jumlahnya lebih besar dibandingkan usia produktif (15-65 th). Hal tersebut dapat menyebabkan penduduk usia produktif menanggung hidup seluruh penduduk usia nonproduktif. Penduduk usia produktif akan terbebani oleh penduduk yang tidak berkualitas untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi mereka sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Semakin besar angka ketergantungan, akan semakin besar beban penduduk dalam menopang kehidupan. Hal ini biasanya terjadi di negara berkembang dan terbelakang, dimana angka ketergantungan umumnya masih besar. Artinya jumlah penduduk usia non produktif jumlahnya masih besar, sehingga penduduk usia produktif harus menanggung kehidupan penduduk usia non produktif yang jumlahnya lebih banyak.
Sebaliknya, jika semakin kecil angka ketergantungan, akan semakin kecil beban dalam menopang kehidupan penduduk usia nonproduktif.
Setelah kamu mempelajari angka ketergantungan, selanjutnya kamu perlu mempelajari bonus demografis yang dimiliki bangsa Indonesia. Apakah yang dimaksud dengan bonus demografis? Bonus demografis adalah keadaan di mana komposisi penduduk kita sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia kerja atau usia produktif cukup besar, sedang penduduk usia muda semakin sedikit dan penduduk usia lanjut belum banyak. Bonus demografis yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia, khususnya pada periode 2010-2035 adalah berupa penduduk usia produktif yang jumlahnya cukup besar. Penduduk usia produktif jumlahnya mencapai sekitar 70% atau mencapai 160-180 juta jiwa pada 2020, sedang yang 30% nya adalah penduduk yang tidak produktif (usia kurang dari 15 tahun dan usia lebih dari 65 tahun).
Dari gambar 2.3. kamu dapat melihat bagaimana kondisi bonus demografis Indonesia. Kamu perhatikan rentang tahun 2010-2020. Pada gambar tersebut kelompok umur di atas 65 tahun (Elderly) berjumlah di bawah 10%, kelompok anak-anak umur 0-14 tahun di bawah 30 %. Dengan demikian maka kelompok tidak produktif sekitar 40%, berarti kelompok produktif sekitar 60%. Atau secara sederhana setiap 100 penduduk, terdapat 60 orang yang mencari nafkah.
Jika kelompok usia produktif ini memiliki kompetensi yang memadai sesuai dengan yang dibutuhkan, maka akan menjadi potensi sumber daya manusia yang sangat berarti bagi pembangunan bangsa dan negara. Tetapi apabila kelompok ini tidak/kurang memiliki kompetensi yang diperlukan untuk pembangunan, maka kelompok ini justru akan menjadi beban yang luar biasa berat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Bangsa Indonesia harus mampu menyiapkan generasi muda yang berkualitas tinggi melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja, dan investasi. Pengelolaan bonus demografis yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah-masalah lain. Sebagai contoh apabila kekurangan lapangan kerja maka akan terjadi permasalahan, yaitu pengangguran yang akan menjadi beban negara.
Apakah bangsa Indonesia sudah mampu memanfaatkan bonus demografis sebagai modal pembangunan menuju Indonesia adil, makmur, dan sejahtera? Tentu saja bangsa Indonesia akan selalu berusaha memanfaatkan bonus demografis secara optimal. Kamu juga dapat berperan dalam hal tersebut misalnya dengan belajar giat sehingga ketika dewasa kamu menjadi warga negara yang terampil. Salah satu cara memanfaatkan bonus demografis adalah mengelola usia produktif dengan baik.

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Untuk memahami komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, komposisi penduduk ditinjau dari beberapa kategori. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin juga penting untuk diketahui, karena Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dituangkan dalam bentuk diagram yang dikenal dengan piramida penduduk. dapat digunakan dalam menghitung angka perbandingan jenis kelamin (sex ratio). Perbandingan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan bentuk pemberdayaan penduduk sebagai sumber daya manusia sesuai dengan karakteristiknya. Misalnya, berkenaan dengan pekerjaan, tanggung jawab, serta bentuk pengembangan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan potensi dan kemampuan penduduk.
Pada zaman dahulu, kaum laki-laki lebih dominan untuk berusaha (bekerja) dan mempertahankan diri. Pada saat itu, teknologi masih sangat sederhana sehingga hanya penduduk yang memiliki tenaga dan kemampuan fisik yang kuat yang dapat bertahan hidup. Akan tetapi, setelah teknologi berkembang dengan cepat dan modern, sesuai pula dengan prinsip emansipasi wanita, ternyata hampir semua jenis pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh kaum laki-laki juga dapat dikerjakan oleh kaum perempuan.
Setelah kamu memahami komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, kerjakan aktivitas di bawah ini!

c. Piramida Penduduk
Bayangkan seandainya dijadikan ketua kelas. Suatu ketika kamu dicalonkan menjadi bupati di tempat tinggalmu. Dalam kegiatan kampanye, masyarakat mengundangmu ceramah tentang rencana program pembangunan pendidikan di daerahmu.
Masyarakat minta kamu menyampaikan rencana penambahan pembangunan SD, SMP, SMA, dan SMK di daerahmu. Apa dasar pertimbangan yang kamu lakukan !
untuk menentukan jumlah sekolah dan jenis sekolah? Biaya pembangunan sudah
tersedia, karena di daerahmu sudah ada perusahaan sponsor siap menjadi penyandang
dana pembangunan sekolah. Apakah kamu begitu saja membangun sekolah sesuai
dengan dana yang disediakan sponsor? Atau ada pertimbangan lain?
Tentu saja kamu akan mempertimbangkan hal-hal penting lainnya, terutama kaitannya dengan pertumbuhan dan komposisi penduduk. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang digunakan secara terus-menerus. Karena itu kamu harus mengetahui bagaimana kondisi masyarakat 5 atau 10 tahun yang akan datang. Gedung SMP yang dibangun saat ini akan digunakan oleh anak-anak yang sekarang duduk di SD.
Karena itu kamu harus mengetahui berapa jumlah anak usia sekolah dasar. Apabila ingin membangun SMA dan SMK, kamu juga harus memikirkan jumlah siswa sekarang yang duduk di sekolah tingkat bawah. Bahkan kamu juga perlu memikirkan bagaimana perbandingan anak laki-laki dan perempuan. Mengapa demikian? Setiap anak tentu minatnya berbeda. Apabila kamu hanya membangun SMK jurusan mesin dan bangunan, pasti tidak semua anak perempuan bersedia sekolah di SMK Teknik Mesin dan Bangunan. Sehingga kamu juga harus memikirkan pendirian sekolah yang menjadi minat berbagai jenis kelamin.
Bagaimana kamu memperoleh data sebagai pertimbangan membuat keputusan di atas? Salah satunya adalah melalui piramida penduduk di daerahmu. Tahukah kamu apa yang dimaksud piramida penduduk? Piramida penduduk adalah dua buah diagram batang pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval usia lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri, sedangkan penduduk wanita di sebelah kanan.
Dengan piramida penduduk tersebut, akan memudahkan kamu untuk menentukan perkembangan jumlah lembaga pendidikan di daerahmu. Mengapa demikian? Dengan mengetahui persentase jumlah anak-anak usia sekolah, membantumu menentukan jumlah kebutuhan sekolah yang akan datang. Selain didasarkan pada usia sekolah, tentu saja kamu juga memiliki pertimbangan yang lain seperti sarana dan prasarana transportasi, tenaga pendidikan, dan sebagainya dalam merencanakan pembangunan sekolah. Dengan perencanaan yang baik, pasti pembangunan pendidikan di daerahmu juga akan berkualitas.
Setelah mencermati kasus di atas, kamu tentu memahami bagaimana pentingnya piramida penduduk di suatu negara. Piramida penduduk memiliki manfaat seperti; mengetahui perbandingan jumlah penduduk pria dan wanita, mengetahui pertumbuhan penduduk di suatu negara, mengetahui jumlah penduduk usia sekolah, dan mengetahui golongan penduduk produktif dan tidak produktif. Dengan demikian, piramida penduduk menjadi data penting untuk menjadi salah satu dasar pembuatan keputusan penting di suatu negara.
Data tentang komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan dalam suatu grafik pada saat tertentu yang disebut piramida penduduk. Komposisi penduduk berdasarkan umur dapat dibedakan menjadi kelompokkelompok,
misalnya:
- Penduduk usia muda umur 0 – 20 tahun
- Penduduk usia dewasa umur 21 – 55 tahun
- Penduduk usia tua umur > 55 tahun
Dengan membaca piramida penduduk suatu negara, kamu dapat memperoleh banyak data dan informasi tentang kondisi penduduk tersebut. Misalnya berapa persen jumlah penduduk yang tidak produktif, berapa persen jumlah perempuan, dan sebagainya. Piramida penduduk dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Piramida Penduduk Muda
Piramida ini menggambarkan kondisi penduduk yang sedang tumbuh dengan ditandai  leh tingkat kelahiran yang tinggi sehingga penduduk usia muda lebih besar daripada penduduk usia tua.
Pada piramida penduduk tersebut, sebagian besar jumlah penduduk ada di usia di bawah 20 tahun. Piramida penduduk muda juga disebut piramida kerucut karena bentuknya menyerupai kerucut, di bawahnya lebih lebar dibandingkan bagian puncaknya.
Piramida penduduk muda menunjukkan angka ketergantungan yang tinggi. Penduduk usia produktif banyak menanggung beban usia muda dan tua. Suatu negara yang memiliki piramida penduduk muda, diperlukan motivasi kerja yang tinggi bagi penduduk usia produktif agar dapat menghidupi penduduk usia nonproduktif (usia muda dan tua). Apa yang harus dilakukan penduduk usia produktif? Penduduk usia produktif harus dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan baik seperti bertani, berdagang, maupun aktivitas yang lain. Dengan demikian pendapatan akan meningkat sehingga dapat menghidupi penduduk usia nonproduktif. Oleh karena itu mulai sekarang kalian harus rajin belajar agar kelak menjadi orang yang berpendidikan tinggi sehingga dapat bekerja dengan baik disertai dengan penghasilan yang tinggi pula
Proporsi yang besar dari usia muda ini merupakan penghambat bagi pembangunan ekonomi, karena penduduk golongan usia muda cenderung menurunkan tingkat penghasilan per kapita dan mereka merupakan konsumen dan bukan sebagai produsen dalam perekonomian.
2) Piramida Penduduk Dewasa
Piramida penduduk dewasa menggambarkan komposisi penduduk usia muda seimbang dengan komposisi penduduk usia tua dimana jumlah penduduknya dalam keadaan tetap atau seimbang. Oleh karena itu bentuk piramida ini disebut juga piramida penduduk tetap (stasioner), ada juga yang menyebut istilah piramida granat karena bentuknya menyerupai granat.
Suatu negara yang memiliki komposisi penduduk seperti piramida penduduk dewasa angka ketergantungannya rendah karena usia produktif lebih banyak. Negara yang memiliki piramida seperti ini tetap harus bekerja keras, agar pendapatan meningkat sehingga tingkat kemakmuran semakin tinggi.
3) Piramida Penduduk Tua (constructive)
Piramida penduduk tua menggambarkan komposisi penduduk usia tua lebih besar daripada penduduk usia muda atau dewasa. Piramida penduduk ini digambarkan seperti batu nisan sehingga piramida ini disebut piramida batu nisan.
Suatu negara yang memiliki komposisi penduduk piramida penduduk tua, kondisinya hampir sama dengan negara yang memiliki piramida penduduk muda.
Keduanya sama-sama menggambarkan usia nonproduktif lebih banyak daripada usia produktif. Akibatnya angka ketergantungannya tinggi.
 Terjadinya piramida penduduk tersebut tentu disebabkan oleh berbagai faktor seperti yang telah kamu kaji pada bagian pertumbuhan penduduk.
Kalian harus bersyukur sekaligus bangga Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar, disertai dengan bonus demografis yang dapat dimanfaatkan mencapai negara yang adil dan makmur. Namun, sampai saat ini masih banyak persoalan-persoalan terkait dengan dengan dinamika kependudukan di Indonesia seperti pertumbuhan penduduk yang tinggi serta jumlah penduduk yang memusat di Pulau Jawa. Sebagai calon pemimpin di negeri ini, tentu pada saatnya kamu punya tanggung jawab bagaimana mengatasi persoalan-persoalan berkaitan dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia.
Piramida penduduk adalah dua buah diagram batang pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval usia lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri, sedangkan penduduk wanita di sebelah kanan. Piramida penduduk dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Piramida penduduk muda,
2. Piramida penduduk dewasa, dan
3. Piramida penduduk tua.

Sumber : buku k13 IPS kelas 8