Situasi dan kondisi dapat menentukan terhadap pendekatan mana yang paling sesuai untuk sesuatu tempat dan waktu. Beberapa pendekatan apresiasi seni tersebut diantaranya adalah dilakukan dengan:
a. Pendekatan Aplikatif, yaitu apresiasi seni yang ditumbuhkan dengan melakukan sendiri penciptaan-penciptaan seni. Sesuai doktrin Dewey dalam Soedarso (1990) “Learning by Doing”, metode ini memang baik dan wajar sekali. Dengan melakukan sendiri macam-macam kegiatan seni maka yang bersangkutan akan kenal secara mendalam apa dan bagaimana seni yang dibuatnya itu.
b. Pendekatan Kesejarahan, yaitu apresiasi seni yang ditempuh melalui pengenalan sejarah seni. Penciptaan demi penciptaan, peristiwa demi peristiwa yang masing-masing memiliki problemnya sendiri, dibicarakan dan dibahas, dengan cara demikian diharapkan orang akan memahami apa-apa yang ada di balik setiap penciptaan dan peristiwa itu. Selanjutnya memungkinkan bagi apresiator untuk menikmatinya, mempelajarinya, mengaguminya, dan melestarikan musik.
c. Pendekatan Problematik, yaitu apresiasi yang menyoroti masalah serta liku-liku seni sebagai sarana untuk dapat menikmatinya secara semestinya. Bukanlah urutan waktu seperti dalam pendekatan historis yang diutamakan di sini. Akan tetapi deretan problem-problem senilah yang harus dibahas satu persatu. Misalnya:
• Mengapa manusia menciptakan seni
• Hubungan antara seni dan keindahan
• Seni dan ekspresi
• Seni dan alam
• Macam-macam aliran dalam seni
• Sistematika dan sifat-sifat seni
• problem-problem seni yang kalau dibahas akan membuka tabir yang menyelubungi seni.
Kita dapat mengamati benda dan wujud seni yang lahir dan berkembang di dunia ini.
Banyak media yang dapat digunakan oleh manusia dalam berkreativitas seni. Berdasarkan lingkup medianya bentuk karya seni dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dalam beragam wujud diantaranya: bahasa rupa, bahasa bunyi dan bahasa gerak, wujud ketiga bahasa tersebut dapat diklasifikasikan kedalam jenis seni, antara lain:
• Seni Rupa, dengan unsur-unsur rupa yang bersifat visual;
• Seni Musik, dengan unsur suara/bunyi yang bersifat audio;
• Seni Tari, dengan unsur gerak yang bersifat visual;
• Seni Drama, dengan unsur pesan yang mengandung cerita;
• Seni Sastra, dengan unsur utamanya kata-kata.
a. Pendekatan Aplikatif, yaitu apresiasi seni yang ditumbuhkan dengan melakukan sendiri penciptaan-penciptaan seni. Sesuai doktrin Dewey dalam Soedarso (1990) “Learning by Doing”, metode ini memang baik dan wajar sekali. Dengan melakukan sendiri macam-macam kegiatan seni maka yang bersangkutan akan kenal secara mendalam apa dan bagaimana seni yang dibuatnya itu.
b. Pendekatan Kesejarahan, yaitu apresiasi seni yang ditempuh melalui pengenalan sejarah seni. Penciptaan demi penciptaan, peristiwa demi peristiwa yang masing-masing memiliki problemnya sendiri, dibicarakan dan dibahas, dengan cara demikian diharapkan orang akan memahami apa-apa yang ada di balik setiap penciptaan dan peristiwa itu. Selanjutnya memungkinkan bagi apresiator untuk menikmatinya, mempelajarinya, mengaguminya, dan melestarikan musik.
c. Pendekatan Problematik, yaitu apresiasi yang menyoroti masalah serta liku-liku seni sebagai sarana untuk dapat menikmatinya secara semestinya. Bukanlah urutan waktu seperti dalam pendekatan historis yang diutamakan di sini. Akan tetapi deretan problem-problem senilah yang harus dibahas satu persatu. Misalnya:
• Mengapa manusia menciptakan seni
• Hubungan antara seni dan keindahan
• Seni dan ekspresi
• Seni dan alam
• Macam-macam aliran dalam seni
• Sistematika dan sifat-sifat seni
• problem-problem seni yang kalau dibahas akan membuka tabir yang menyelubungi seni.
Kita dapat mengamati benda dan wujud seni yang lahir dan berkembang di dunia ini.
Banyak media yang dapat digunakan oleh manusia dalam berkreativitas seni. Berdasarkan lingkup medianya bentuk karya seni dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dalam beragam wujud diantaranya: bahasa rupa, bahasa bunyi dan bahasa gerak, wujud ketiga bahasa tersebut dapat diklasifikasikan kedalam jenis seni, antara lain:
• Seni Rupa, dengan unsur-unsur rupa yang bersifat visual;
• Seni Musik, dengan unsur suara/bunyi yang bersifat audio;
• Seni Tari, dengan unsur gerak yang bersifat visual;
• Seni Drama, dengan unsur pesan yang mengandung cerita;
• Seni Sastra, dengan unsur utamanya kata-kata.