Puisi : Pengemis
“Beri hamba sedekah, o tuan,
Belum makan dari pagi,
Tolonglah patik, wahai tuan,
Seteguk air, sesuapnasi.
“Lihatlah, tuan, nasib kami,
Tiada sanak, tiada saudara
“Beri hamba sedekah, o tuan,
Belum makan dari pagi,
Tolonglah patik, wahai tuan,
Seteguk air, sesuapnasi.
“Lihatlah, tuan, nasib kami,
Tiada sanak, tiada saudara
Pakaian di badan tidak terbeli,
Sepanjang jalan meminta-minta
“Lihatlah, tuan, untung kami,
Pondok tiada, huma tiada,
Bermandi hujan, berpanas hari,
Di tengah jalan terlunta-lunta.
“Bukan salah bunda mengandung,
Buruk suratan tangan sendiri,
Sudah nasib, sudah untung,
Hidup malang hari kehari
“O, tuan, jangan kami dicibirkan
Jika sedekah tidak diberi
Cukup sudah sengsara badan
Jangan lagi ditusuk hati…..
Sumber: Alisjahbana, SutanTakdir, 1996. PuisiBaru. Jakarta: Dian Rakyat.
Sumber : Buku K13&nb
Sepanjang jalan meminta-minta
“Lihatlah, tuan, untung kami,
Pondok tiada, huma tiada,
Bermandi hujan, berpanas hari,
Di tengah jalan terlunta-lunta.
“Bukan salah bunda mengandung,
Buruk suratan tangan sendiri,
Sudah nasib, sudah untung,
Hidup malang hari kehari
“O, tuan, jangan kami dicibirkan
Jika sedekah tidak diberi
Cukup sudah sengsara badan
Jangan lagi ditusuk hati…..
Sumber: Alisjahbana, SutanTakdir, 1996. PuisiBaru. Jakarta: Dian Rakyat.
Sumber : Buku K13&nb
Hidup malang hari kehari
“O, tuan, jangan kami dicibirkan
Jika sedekah tidak diberi
Cukup sudah sengsara badan
Jangan lagi ditusuk hati…..
Sumber: Alisjahbana, SutanTakdir, 1996. PuisiBaru. Jakarta: Dian Rakyat.
Sumber : Buku K13 Bahasa Indonesia kelas IX
“O, tuan, jangan kami dicibirkan
Jika sedekah tidak diberi
Cukup sudah sengsara badan
Jangan lagi ditusuk hati…..
Sumber: Alisjahbana, SutanTakdir, 1996. PuisiBaru. Jakarta: Dian Rakyat.
Sumber : Buku K13 Bahasa Indonesia kelas IX