KISAH 23
(KEMBALI KE MAKKAH & EJEKAN ORANG)
(Setelah semua itu) Kemudian beliau datang kepada shahabatnya menjelang waktu subuh di makkah maka tetkala beliau selesai sholat subuh beliau ingin memberitahu (hal yang sudah dialami) tapi orang-orang mendustakannya lalu beliau duduk bersandar sambil bersedih, maka lewatlah musuh Alloh abu jahal ia datang hingga duduk bersama beliau, lalu ia berkata seperti mengolok-mengolok “apakah ada berita yang ajaib?” beliau menjawab “iya ada” ia berkata lagi “berita apakah itu?” beliau menjawab “Alloh telah memperjalankanku tadi malam” ia berkata “kemana?” beliau menjawab “ke baitul muqoddis” ia berkata lagi “sepagi itukah kemudian engkau dapat hadir ditengah-tengah kita?” beliau berkata “iya benar” lalu ia tidak memperlihatkan kedustaannya dengan rasa khawatir nnti beliau berpaling darinya.
Sehingga abu jahal mengajak kaum beliau kepada beliau sendiri, ia berkata “apakah pendapatmu jika aku kumpulkan kaummu untuk di ceritakan kepada mereka dengan apa yang telah engkau ceritakan kepadaku?” beliau berkata “iya boleh” ia berkata “wahai sekalian bani ka’ab bin lu’ay marilah,, pergilah ke majlisnya” dan datanglah mereka, orang-orang banyak yang datang hingga ke tempat duduknya Nabi dan Abu Jahal, lalu abu jahal berkata “ceritakanlah kaummu dengan apa yang telah engkau ceritakan kepadaku”. Maka Rasululloh Saw menceritakan “sesungguhnya Alloh telah memperjalankan aku tadi malam?, lalu mereka berkata “kemana?” beliau menjawab “ke baitul muqoddis”, mereka berkata “sepagi inikah engkau bisa hadir di tengah-tengah kita?” beliau menjawab “iya benar”.
Maka (setelah mendengar cerita itu) di antara mereka ada yang menepuk tangan dan ada yang menaruh tangannya di atas kepalanya karena ta’ajjub, mereka berteriak dan membesar besarkan berita itu, lalu al muth’im bin ady berkata “setiap perkaramu sebelum hari ini adalah ringan kecuali ucapanmu pada hari ini, aku bersaksi bahwa engkau pembohong, kami pergi ke baitul maqdis dengan jarak selama sebulan dan kembali selama sebulan, sedangkan engkau mengira telah pergi hanya dengan waktu semalam?, demi Laata dan Uzza aku tidak akan membenarkanmu”. Maka kemudian Abu Bakar berkata “hai muth’im, buruknya kata-katamu kepada keponakanmu, engkau menantang dan mendustakannya, tapi aku bersaksi sesungguhnya beliau benar”.
Orang-orang berkata “hai muhammad coba sifatkanlah kami seperti apa bangunan baitul madis itu, seperti apa bentuknya, dan berapa jarak dekatnya dari gunung!?”. Pada sekelompok kaum itu sudah ada orang yang musafir kebaitul maqdis, lalu beliau mensifati kepada mereka (kaumnya) akan bangunannya seperti ini dan bentuknya seperti ini dan jarak dekatanya dari gunung seperti ini, maka teruslah beliau mensifatinya (secara jelas) kepada mereka, hanya satu yang beliau tidak jelaskan yaitu pintunya maka beliau sangat sedih dengan perihal itu.
Tiba-tiba Beliau di datangi gambar masjid baitul maqdis yang terletak di dekat rumah aqil bin abi tholib, maka orang-orang tadi berkata “berapakah pintu masjidnya?”, padahal beliau tidak pernah menghitungnya, kemudian beliau memulai memandang/memperhatikan dan menghitungnya pintu-pintunya dan memberitahu mereka, dan Abu Bakar berkata “engkau benar, engkau benar aku bersaksi sesungguhnya engkau adalah Rosululloh”. Maka kaum itu berkata kepada Abu Bakar “adapun sifatnya demi Alloh ia sungguh benar” kemudian mereka bekata lagi kepada abu bakar “apakah engkau membenarkan bahwa ia pergi dalam satu malam ke baitul maqdis dan kembali sebelum subuh?” abu bakar menjawab “iya bahkan aku mempercayai hal yang lebih aneh dari pada itu baik terjadinya dalam waktu pagi atau waktu malam karena itu berita dari langit (terjadi atas kuasa Alloh Swt), oleh karena itu ia diberi gelar Abu Bakr As Shiddiq.
Mereka (orang-orang quraisy) berkata “hai muhammad beritakanlah kami tentang rombongan unta-unta kami”, beliau menjawab “aku bertemu dengan rombongan unta bani fulan di rukha yang keholangan untanya dan mereka mencarinya, lalu aku singgah sebentar dan tidak bertemu dengan siapa-siapa”, tiba-tiba disana ada air semangkok lalu aku meminumnya, kemudian aku juga bertemu unta bani fulan disana sini, disana ada unta merah yang bermuatan karung hitam dan karung putih, tatkala aku melewati rombongan unta itu ia meloncat, terkejaut dan terbanting, kemudian akhirnya aku bertemu dengan iringan bani fulan di tan’im, unta yang mendahulu unta yang berwarna kelabu yang ada goresan hitamnya dan untu itu membawa dua karung, rombongan unta itu sebentar lagi akan datang disini. Mereka berkata “kapan ia akan datang?” beliau berkata “pada hari rabu”, maka tatkala hari rabu orang quraisy menengok/menunggu kedatangannya, dan setelah tengan hari berjalan ternyata belum juga datang, lalu beliau berdo’a agar hari itu ditambah satu jam dan matahari di tahan hingga rombongan untu itu tiba dan.
Maka orang-orang quraisy menerima/menjemput rombongan unta itu lalu mereka berkata “apakah kalian ada kehilangan unta?”, mereka berkata “iya ada” periwayat hadits berkata “mereka meminta unta yang lain”, mereka bertanya lagi “apakah unta kalian yang berwarna merah patah kakinya?” mereka menjawab “iya benar “mereka berkata lagi “apakah kalian ada yang memiliki semangkuk air?” salah seorang menjawab “demi alloh saya telah meletakkan semangkuk air, tapi tidak ada yang telah meminumnya dari kami dan air itu tidak tumpah”, kemudian orang-orang quraisy itu menghancurkannya dengan tetap mengingkari beliau dan berkata “benarlah apa kata anak ini”.
Maka turunlah ayat yang mengatkan (artinya) “Dan tidaklah kami menciptakan penglihatan yang telah kuperlihatkan kepadamu (Muhammad) kecuali sebagai fitnah/ujian bagi manusia”.
Berakhirlah kisah Isro’ Mi’roj Baginda Nabi Muhammad Saw, pujian kepada Alloh dan pertolongan-Nya, semoga sholat dan salam yang berlimpah selalu tercurahkan atas baginda Nabi muhammad Saw beserta keluarga dan shahabatnya.
والحمد لله رب العالمين
Al Faqir Muzayyan Kholis Mu’azzhom Manshur Al Hadhromy