marhaban wahai bulan rajab

Naqshbandi Haqqani
Allah ingin menyelamatkan ummat an-Nabi (saw), jadi Dia mengaruniakan waktu-waktu yang berharga dalam kehidupan mereka. Seperti sekarang kita berada di tiga bulan yang sangat dicintai oleh Nabi (saw); di mana beliau mengatakan dalam haditsnya, "Rajabun Syahrullaah wa Sya`baanu syahri wa Ramadhaanu syahru ummati. (Rajab adalah bulannya Allah, Sya`ban adalah bulanku, dan Ramadan adalah bulan umatku)."
Allah tidak memerlukan suatu bulan. Ketika Nabi (saw) mengatakan, "Rajabun Syahrullaah," Bulan Rajab adalah untuk Allah. Allah tidak memerlukannya, tetapi itu adalah untuk kita. Beliau menawarkan kepada kita dalam sebuah piring emas, sebuah bulan di mana bila kalian beribadah di dalamnya, kalian akan berhasil. Ketika beliau mengatakan, "Rajabun Syahrullaah," itu artinya ibadah apa pun yang kalian lakukan di bulan itu akan diangkat oleh Allah (swt) secara langsung, bukannya oleh para Malaikat.
Wa Rajabun tsalatsatu ahrufin fa ar-Raa rahmatullaah. Huruf pertama (dari bulan Rajab) adalah Rahmat Allah bagi kita. Wal Jiim juuduhu `alayna, huruf Jim melambangkan Kemurahan-Nya bagi kita. Wal Ba, huruf Ba adalah birruhu `alayna, memberi kita birr, kenikmatan. Li anna ar-rahmata tasubbu fiihi sabban, itulah sebabnya ia disebut Rajabun Syahrullaah, karena pada bulan itu rahmat akan turun secara langsung dan tidak dibawa oleh para Malaikat.
Wa ismuhu 'l-asamm, dan Allah menyebutnya, "Rajabun Syahrullaah al-Asamm," artinya tidak mendengar apa pun; karena pertengkaran di bulan ini tidak diperkenankan, bahkan pertengkaran di antara adik, kakak, kerabat, tetangga kalian. Lupakan tentang perang! Bahkan untuk pertengkaran itu saja tidak diperkenankan oleh Allah (swt) di bulan Rajab.
Allah akan bertanya kepada bulan Rajab, "Apa yang telah dilakukan oleh hamba-hamba-Ku untuk-Ku, wahai Rajab?" Allah akan bertanya pada bulan Rajab, "Apa yang telah dilakukan hamba-hamba-Ku untuk-Ku?" Dan jawabnya adalah, "Inna Rajab yurfa`u illa 'Llaahi ta`ala idzaa anqada fa yas'aluhu 'Llaahu ta`aala `an `amali `ibaadihi fa yaskut." Allah akan bertanya pada bulan Rajab, "Apa yang telah dilakukan oleh hamba-hamba-Ku? Katakan pada-Ku!" Apakah Allah tidak tahu? Dia tahu, tetapi Dia ingin agar kita tahu, karena amal akan diangkat secara langsung. Dan Allah berkata pada bulan Rajab, "Katakan pada-Ku, apa yang mereka lakukan!" Fa yaskut! Lihatlah, adab! Rajab tidak menjawabnya.
Tsumma yas'aluhu tsaalitsan, kemudian untuk ketiga kalinya Allah bertanya lagi, tetapi Rajab tetap diam. Tsumma yaquul, karena tiga kali ia tidak mengatakan apa-apa, sekarang ia ingin membela kita, "Yaa Rabb, Anta amarta `ibaadaka an yastura ba`dahum ba`da." "Engkau memerintahkan hamba-hamba-Mu untuk tidak saling membuka aib satu sama lain, untuk saling menutupi aib satu sama lain, jika mereka melakukan sesuatu yang salah."
Wa sammaanii Nabiyyuka Muhammad shallaa 'Llaahu `alayhi wa sallam al-asamm, fa anna 'l-asamm. Dan Nabi (saw) menyebutku, "Yang tidak dapat mendengar," dan aku tidak mendengar. Tetapi fa anna l-asamm sama`atu tha`atahum, tetapi aku mendengar ibadah mereka. Duuna ma`aasiihim, "Aku tidak mendengar dosa-dosa mereka. Aku hanya mendengar yang baik-baik saja. Aku tidak ingin mendengar yang buruk-buruk."
Fayaghfiru`Llaaha `azza wa jalla li 'l-ummat al-Muhammadiyya, Allah akan mengampuni karena bulan Rajab, syahrullaah. Wa qiil Rajabun li-istighfaaru 'dz-dzunuub, Allah telah menjadikan Rajab sebagai bulan pengampunan dari dosa-dosa untuk mempersiapkan diri kita untuk bulan Sya`ban dan Ramadan.
Mawlana Shaykh Hisham Kabbani