Dzikir memiliki adab atau tata krama
yang harus diperhatikan dan dijaga oleh orang yang berdzikir, seperti
terdapat dalam kitab "Al-Hishnu Al-Hashin" Karya Al-Imam Ibn Al-Jazarii,
sebagai berikut:
1. Tempat untuk berdzikir harus bersih dan sebaiknya sepi dari keramaian.
2. Orang yang berdzikir berada pada sifat yang paling sempurna, dalam artian suci dan badan serta fikiran yang fit.
3. Bersih mulutnya. Apabila mulutnya berbau tidak enak, hendaknya menghilangkan bau mulut dengan bersiwak terlebih dahulu.
4. Apabila ia dalam keadaan duduk, maka hendaklah menghadap qiblat serta berusaha khusyu' (mutakhosysyi'), merasa hina (mutadzallil), tenang, dan menghadirkan hati terhadap lafadl yang dibaca.
5. Apabila ia tidak memahami arti dan ma'na dari lafadl yang diucapkan, maka hendaklah berusaha untuk memahami dan mengerti akan ma'na lafadl itu, dengan berangan-angan dan berfikir.
6. Tidak tergesa-gesa dalam berdzikir untuk memperoleh jumlah dzikir yang banyak. Karena itu, dianjurkan untuk memperpanjang suara saat mengucapkan "Laa Ilaaha IllaLLOOH".
7. Saat mengucapkan dzikir, hendaklah mulut bergerak mengucapkan dan jiwa pun mendengarkan.
Dzikir paling utama adalah membaca Al-Qur'an, kecuali pada tempat atau keadaan yang disyariatkan dengan lain Al-Qur'an. Keutamaan berdzikir tidak hanya pada Kalimat tahlil atau takbir. Akan tetapi, SETIAP ORANG YANG TA'AT KEPADA ALLOH DALAM BERAMAL JUGA TERMASUK ORANG YANG BERDZIKIR.
Ulama berkata: "Apabila hamba senantiasa melanggengkan dzikir yang diajarkan oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم Pada pagi maupun sore hari, Pada berbagai keadaan dan waktu, baik siang maupun malam, Maka Ia termasuk orang-orang yang memperbanyak berdzikir kepada ALLOH".
Seperti, ketika bangun tidur membaca doa bangun tidur, akan makan membaca basmalah dan doa sebelum makan, selesai makan membaca doa, masuk maupun keluar dari Wc membaca doa, dan lain sebagainya.
Orang yang senantiasa berdzikir, baik malam atau siang maupun waktu yang lain, kemudian karena suatu hal ia tidak melakukan atau meninggalkan dzikir yang menjadi kebiasaannya, maka hendaklah segera mengerjakannya saat menemukan waktu luang, agar ia terbiasa untuk tetap melanggengkan dzikir dan tidak menyepelekan atau menganggap mudah dalam mengqodloinya.
اللهم اجعلنا من الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا، حتى لا يصينا خوف علينا ولا كنا نحزن، واجعلنا من الذين استقاموا على الطريقة وأسقيتهم ماء غدقا، واجعلنا من الذين لهم البشرى في الحياة الدنيا وفي الآخرى، اللهم لا تجعلنا ممن يعرض عن ذكر ربه، بحق قولك إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا فلا خوف عليهم ولا هم يحزنون أولئك أصحاب الجنة خالدين فيها جزاء بما كانوا يعملون وبحق قولك إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا تتنزل عليهم الملائكة ألا تخافوا ولا تحزنوا وأبشروا بالجنة التي كنتم توعدون نحن أولياؤكم في الحياة الدنيا وفي الآخرة ولكم فيها ما تشتهي أنفسكم ولكم فيها ما تدعون نزلا من غفور رحيم.
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=712750772211658&set=a.102152029938205.5272.100004302244939&type=3
1. Tempat untuk berdzikir harus bersih dan sebaiknya sepi dari keramaian.
2. Orang yang berdzikir berada pada sifat yang paling sempurna, dalam artian suci dan badan serta fikiran yang fit.
3. Bersih mulutnya. Apabila mulutnya berbau tidak enak, hendaknya menghilangkan bau mulut dengan bersiwak terlebih dahulu.
4. Apabila ia dalam keadaan duduk, maka hendaklah menghadap qiblat serta berusaha khusyu' (mutakhosysyi'), merasa hina (mutadzallil), tenang, dan menghadirkan hati terhadap lafadl yang dibaca.
5. Apabila ia tidak memahami arti dan ma'na dari lafadl yang diucapkan, maka hendaklah berusaha untuk memahami dan mengerti akan ma'na lafadl itu, dengan berangan-angan dan berfikir.
6. Tidak tergesa-gesa dalam berdzikir untuk memperoleh jumlah dzikir yang banyak. Karena itu, dianjurkan untuk memperpanjang suara saat mengucapkan "Laa Ilaaha IllaLLOOH".
7. Saat mengucapkan dzikir, hendaklah mulut bergerak mengucapkan dan jiwa pun mendengarkan.
Dzikir paling utama adalah membaca Al-Qur'an, kecuali pada tempat atau keadaan yang disyariatkan dengan lain Al-Qur'an. Keutamaan berdzikir tidak hanya pada Kalimat tahlil atau takbir. Akan tetapi, SETIAP ORANG YANG TA'AT KEPADA ALLOH DALAM BERAMAL JUGA TERMASUK ORANG YANG BERDZIKIR.
Ulama berkata: "Apabila hamba senantiasa melanggengkan dzikir yang diajarkan oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم Pada pagi maupun sore hari, Pada berbagai keadaan dan waktu, baik siang maupun malam, Maka Ia termasuk orang-orang yang memperbanyak berdzikir kepada ALLOH".
Seperti, ketika bangun tidur membaca doa bangun tidur, akan makan membaca basmalah dan doa sebelum makan, selesai makan membaca doa, masuk maupun keluar dari Wc membaca doa, dan lain sebagainya.
Orang yang senantiasa berdzikir, baik malam atau siang maupun waktu yang lain, kemudian karena suatu hal ia tidak melakukan atau meninggalkan dzikir yang menjadi kebiasaannya, maka hendaklah segera mengerjakannya saat menemukan waktu luang, agar ia terbiasa untuk tetap melanggengkan dzikir dan tidak menyepelekan atau menganggap mudah dalam mengqodloinya.
اللهم اجعلنا من الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا، حتى لا يصينا خوف علينا ولا كنا نحزن، واجعلنا من الذين استقاموا على الطريقة وأسقيتهم ماء غدقا، واجعلنا من الذين لهم البشرى في الحياة الدنيا وفي الآخرى، اللهم لا تجعلنا ممن يعرض عن ذكر ربه، بحق قولك إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا فلا خوف عليهم ولا هم يحزنون أولئك أصحاب الجنة خالدين فيها جزاء بما كانوا يعملون وبحق قولك إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا تتنزل عليهم الملائكة ألا تخافوا ولا تحزنوا وأبشروا بالجنة التي كنتم توعدون نحن أولياؤكم في الحياة الدنيا وفي الآخرة ولكم فيها ما تشتهي أنفسكم ولكم فيها ما تدعون نزلا من غفور رحيم.
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=712750772211658&set=a.102152029938205.5272.100004302244939&type=3