Kisah ini menceritakan tentang seorang anak yang akhirnya diberi nama Ibnu Hajar (si anak batu). Ia adalah seorang anak yatim karena ayahnya meninggal pada saat ia masih berumur 4 tahun dan ibunya meninggal ketika ia masih balita. Ibnu Hajar kecil diasuh oleh kakak kandungnya, ia tumbuh menjadi remaja yang cerdas dan menjaga diri dari dosa. Ia sangat berhatihati dalam menjalani kehidupannya serta belajar hidup mandiri.
Namanya yang dikaitkan batu berawal dari kisah beliau dengan batu yang ia jadikan sebagai awal motivasinya untuk belajar. Kisah itu bermula ketika beliau masih belajar di sebuah madrasah. Ibnu Hajar dikenal sebagai murid yang rajin namun ia sulit menyerap pelajaran. Bahkan ia sering lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah diajarkan oleh gurunya di sekolah. Hal inilah yang membuatnya patah semangat dan frustrasi.
Pada suatu saat Ibnu Hajar meminta izin kepada gurunya untuk meninggalkan sekolahnya. Dengan langkah yang lemah ia meninggalkan sekolahnya. Di tengah perjalanan hujan pun turun dengan sangat lebatnya, dan memaksa dirinya untuk berteduh di dalam sebuah gua. Ketika berada di dalam gua pandangannya tertuju pada sebuah tetesan air yang menetes sedikit demi sedikit jatuh melubangi sebuah batu, ia pun terkejut. Beliau pun berguman dalam hati, sungguh sebuah keajaiban. Bagaimana mungkin batu itu bisa terlubangi hanya dengan tetesan air. Ia terus mengamati tetesan air itu dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa batu itu berlubang karena tetesan air yang terus menerus.
Dari peristiwa itu, seketika ia tersadar bahwa betapapun kerasnya sesuatu jika ia diasah terus menerus maka ia akan manjadi lunak. Batu yang keras saja bisa terlubangi oleh tetesan air apalagi kepala saya yang tidak menyerupai kerasnya batu. Jadi kepala saya pasti bisa menyerap segala pelajaran jika dibarengi dengan ketekunan, rajin, dan sabar. Sejak saat itu semangatnya pun kembali tumbuh lalu beliau kembali ke sekolahnya dan menemui gurunya.
Beliau menceritakan peristiwa yang baru saja ia alami. Melihat semangatnya yang tinggi, gurunya pun berkenan menerimanya kembali untuk menjadi murid di sekolah itu.
Sejak saat itu perubahan pun terjadi dalam diri Ibnu Hajar. Beliau manjadi murid yang tercerdas dan melampaui teman-temannya. Beliau akhirnya menjadi ulama besar dan sangat terkenal sampai sekarang. Bahkan beliau memiliki banyak karya berupa kitab-kitab yang terkenal sampai sekarang.
(Sumber: Biogra! Ulama Salaf )
Sumber : buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti k 13 kelas IX
Namanya yang dikaitkan batu berawal dari kisah beliau dengan batu yang ia jadikan sebagai awal motivasinya untuk belajar. Kisah itu bermula ketika beliau masih belajar di sebuah madrasah. Ibnu Hajar dikenal sebagai murid yang rajin namun ia sulit menyerap pelajaran. Bahkan ia sering lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah diajarkan oleh gurunya di sekolah. Hal inilah yang membuatnya patah semangat dan frustrasi.
Pada suatu saat Ibnu Hajar meminta izin kepada gurunya untuk meninggalkan sekolahnya. Dengan langkah yang lemah ia meninggalkan sekolahnya. Di tengah perjalanan hujan pun turun dengan sangat lebatnya, dan memaksa dirinya untuk berteduh di dalam sebuah gua. Ketika berada di dalam gua pandangannya tertuju pada sebuah tetesan air yang menetes sedikit demi sedikit jatuh melubangi sebuah batu, ia pun terkejut. Beliau pun berguman dalam hati, sungguh sebuah keajaiban. Bagaimana mungkin batu itu bisa terlubangi hanya dengan tetesan air. Ia terus mengamati tetesan air itu dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa batu itu berlubang karena tetesan air yang terus menerus.
Dari peristiwa itu, seketika ia tersadar bahwa betapapun kerasnya sesuatu jika ia diasah terus menerus maka ia akan manjadi lunak. Batu yang keras saja bisa terlubangi oleh tetesan air apalagi kepala saya yang tidak menyerupai kerasnya batu. Jadi kepala saya pasti bisa menyerap segala pelajaran jika dibarengi dengan ketekunan, rajin, dan sabar. Sejak saat itu semangatnya pun kembali tumbuh lalu beliau kembali ke sekolahnya dan menemui gurunya.
Beliau menceritakan peristiwa yang baru saja ia alami. Melihat semangatnya yang tinggi, gurunya pun berkenan menerimanya kembali untuk menjadi murid di sekolah itu.
Sejak saat itu perubahan pun terjadi dalam diri Ibnu Hajar. Beliau manjadi murid yang tercerdas dan melampaui teman-temannya. Beliau akhirnya menjadi ulama besar dan sangat terkenal sampai sekarang. Bahkan beliau memiliki banyak karya berupa kitab-kitab yang terkenal sampai sekarang.
(Sumber: Biogra! Ulama Salaf )
Sumber : buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti k 13 kelas IX