Latar : keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya
lakuan dalam karya sastra.
metafora : pemakaian kata atau kelompok
kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan
persamaan atau perbandingan.
metonimia : gaya bahasa yang berupa pemakaian nama ciri atau nama hal yang
ditautkan dengan orang, barang, atau hal lain sebagai penggantinya. Misalnya:
(a) Ia menelaah Chairil Anwar (karyanya); (b) Olahragawan itu hanya mendapat
perunggu (medali perunggu).
modalitas : cara pembicara menyatakan sikap terhadap suatu situasi
dalam suatu komunikasi antarpribadi. Modalitas merupakan makna kemungkinan, keharusan,
kenyataan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam kalimat (dalam bahasa Indonesia
dinyatakan dengan kata barangkali, harus, dan sebagainya).
Nukilan : kutipan atau tulisan yang dicantumkan pada suatu benda.
Nukilan merupakan petikan atau tulisan orang lain yang dipetik atau ditulis
kembali.
opini : pendapat; pikiran; pendirian.
penokohan : penciptaan citra tokoh dalam karya sastra.
perumpamaan : pebandingan; ibarat; peribahasa yang berupa perbandingan.
prosa : karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah).
Redaksi : badan pada persuratkabaran yang memilih dan menyusun tulisan
yang akan dimasukkan ke dalam surat kabar dan sebagainya.
redaktur : orang yang menangani bidang redaksi.
Reduplikasi : proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata.
simile : gaya bahasa pertautan dengan membandingkan dua hal yang
secara hakiki berbeda, tetapi dianggap mengandung segi yang serupa, dinyatakan secara
eksplisit dengan kata seperti, bagai, laksana.
sudut pandang : cakupan sudut bidik.
surat pembaca : surat dari oembaca yang dimuat dalam surat kabar dan sebagainya.
tajuk rencana : karangan pokok dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya.
teks cerita fiksi : teks cerita fiksi merupakan
jenis teks yang dibuat berdasarkan imajinasi. Teks ini berbentuk teks narasi
dengan struktur teks abstrak^orientasi^komplikasi^evaluasi^resolusi^koda.
teks editorial : teks editorial pada umumnya bersifat aktual yang berisi
analisis subjektif berdasarkan fakta dan data. Dengan serentetan argumentasi
yang disajikan, penulis berusaha memengaruhi dan meyakinkan orang lain. Teks editorial
ini juga kerap mengungkapkan penilaian atau saran terhadap sesuatu, atau
kebijakan subjek dalam memutuskan sesuatu. Sama alnya dengan tajuk rencana,
teks editorial merupakan opini atau pendapat redaksi media cetak terhadap
persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat.
Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus
mencerminkan pendapat dan sikap media yang bersangkutan. Berbeda dengan artikel
opini yang ditulis pembaca, sebuah tajuk rencana tidak mencantumkan nama
penulisnya karena merupakan suara lembaga.
teks opini : teks opini merupakan salah satu wadah untuk mengemukakan pendapat
atau mengeluarkan pikiran. Seseorang bebas menuangkan pandangannya terhadap
sebuah persoalan melalui teks opini ini. Dalam mengungkapkan pendapat atau
pikiran harus dilengkapi dengan fakta penunjang dan alasan yang masuk akal agar
teks opini yang dibangun bisa diterima oleh pembaca atau pendengar. Jangan
sampai teks yang tercipta itu hanya berisi pendapat kosong yang cenderung seperti
khayalan belaka. Teks opini ini termasuk bentuk teks eksposisi yang disusun
dengan struktur teks pernyataan pendapat ^argumentasi^reiterasi (pernyataan
ulang pendapat).
teks cerita ulang (rekon) : pencatatan peristiwa yang
terjadi pada masa lampau itu termasuk bentuk teks cerita ulang atau teks rekon
(recount). Melalui teks cerita ulang, pengalaman nyata di masa lalu dapat
dibangkitkan atau dihidupkan kembali. Teks cerita ulang disusun dengan tata
organisasi orientasi^urutan peristiwa^reorientasi. Pada struktur teks tersebut,
“reorientasi” merupakan tahap struktur yang bersifat pilihan.
tema : pokok pikiran; dasar cerita (yang dipercakapkan, atau
dipakai sebagai dasar mengarang).
Tokoh : pemegang peran dalam roman atu drama.