Tata Bunyi
Seni teater dalam pementasannya mengandung dua unsur yaitu rupa dan suara. Unsur rupa pada pementasan termasuk tata pentas atau dekorasi, tata busana, tata rias dan tata cahaya sedangkan tata suara termasuk dialog yang diucapkan, musik dan efek bunyi. Tata suara (sebenarnya tata bunyi) bisa diartikan sebagai cara untuk mengatur musik, efek bunyi maupun berbagai bunyi-bunyian yang mendukung terciptanya suasana sehingga muncul nuansa emosional yang tepat. Tata bunyi juga diharapkan membantu imajinasi penonton untuk lebih bisa membayangkan dan merasakan suasana kejadian dalam lakon.
Hal yang perlu diperhatikan dalam tata bunyi yaitu :
Dial og – Efek b unyi – Musik
Ketiganya bisa kita pergunakan bersama-sama, kadang-kadang hanya dua atau hanya satu saja. Agar pertunjukan enak didengar dan dilihat kita harus memperhatikan volume dari ketiga bahan tersebut, artinya volume apa yang harus keras dan volume apa yang harus lemah.
Disini volume berfungsi seperti spotlight maksudnya bunyi apa yang diutamakan dalam adegan tersebut, apa efek bunyi, musik atau dialog.
1. Efek Bunyi
Efek bunyi bisa dihasilkan dari alat musik, suara manusia atau benda-benda yang kita buat secara sederhana yang berfungsi untuk membantu penonton agar lebih dapat mem bayangkan apa yang terjadi didalam lakon. Penggunaan efek bunyi ini tidak bisa sembarang tetapi harus sesuai dan mempunyai tujuan. Cara sederhana membuat efek bunyi di antaranya sebagai berikut.
a. Bunyi pintu, (bila pintu dibuka atau ditutup akan kedengaran bunyi gerendel dan benturan daun pintu) caranya kita buat pintu dalam kotak kecil yang dilengkapi dengan gerendel, jika ditempatkan di dekat mikropon maka bunyinya akan menyerupai bunyi yang sesungguhnya.
b. Bunyi jam dengan menggunakan kotak logam dan pensil atau pulpen yang digerakkan ke kiri dan ke kanan.
c. Bunyi halilintar dengan menjatuhkan seng atau memukulinya.
d. Bunyi tembakan dengan memecahkan balon atau memukul benda keras.
e. Bunyi kapal terbang dengan merekam bunyi pesawat dilapangan atau lipatan karton tipis yang disentuhkan pada baling-baling kipas listrik dan dikeraskan dengan mikropon. Dan masih banyak lagi asal kita mau melakukan percobaan.
2. Musik
Musik dalam teater mmpunyai kedudukan yang penting karena penonton akan mudah untuk membayangkan atau mempengaruhi imajinasinya. Musik yang baik dan tepat bisa membantu pemeran membawakan warna dan emosi peran dalam adegan. Musik juga dapat dipakai sebagai awal dan penutup adegan atau sebagai jembatan antara adegan yang satu dengan adegan yang lain.
3. Mikrofon
Mikrofon adalah alat teknik yang berguna untuk memperbesar volume suara, bunyi, efek bunyi dan musik. Dalam teater mikrofon bisa sangat membantu tetapi juga sering membuat repot, karena masih banyak peristiwa kesalahan teknis tata letak mikrofon, kurang tahu cara mempergunakannya dan kurang tahu jenis dan fungsinya. Ini ada sebagian dari jenis mikrofon dan tata letaknya.
Mikrofon omni atau nondirectional, dapat dipergunakan dari segala penjuru dan hasilnya sama.
Mikrofon Bidirectional, baik digunakan dari arah depan dan belakang.
Mikrofon Unidirectional, baik digunakan dari arah depan saja.
Mikrofon meja dan atau lantai, bentuknya kecil khususnya ditempatkan pada meja atau lantai.
Mikrofon Lapel, dikaitkan pada baju atau dikalungkan dileher sehingga tidak mudah terlihat oleh penonton.
Mikrofon Boom, dilengkapi dengan batang panjang sehingga bisa diatur mendekat atau menjauh dari aktor.
Sumber : buku K13 Seni Budaya kelas ix
Seni teater dalam pementasannya mengandung dua unsur yaitu rupa dan suara. Unsur rupa pada pementasan termasuk tata pentas atau dekorasi, tata busana, tata rias dan tata cahaya sedangkan tata suara termasuk dialog yang diucapkan, musik dan efek bunyi. Tata suara (sebenarnya tata bunyi) bisa diartikan sebagai cara untuk mengatur musik, efek bunyi maupun berbagai bunyi-bunyian yang mendukung terciptanya suasana sehingga muncul nuansa emosional yang tepat. Tata bunyi juga diharapkan membantu imajinasi penonton untuk lebih bisa membayangkan dan merasakan suasana kejadian dalam lakon.
Hal yang perlu diperhatikan dalam tata bunyi yaitu :
Dial og – Efek b unyi – Musik
Ketiganya bisa kita pergunakan bersama-sama, kadang-kadang hanya dua atau hanya satu saja. Agar pertunjukan enak didengar dan dilihat kita harus memperhatikan volume dari ketiga bahan tersebut, artinya volume apa yang harus keras dan volume apa yang harus lemah.
Disini volume berfungsi seperti spotlight maksudnya bunyi apa yang diutamakan dalam adegan tersebut, apa efek bunyi, musik atau dialog.
1. Efek Bunyi
Efek bunyi bisa dihasilkan dari alat musik, suara manusia atau benda-benda yang kita buat secara sederhana yang berfungsi untuk membantu penonton agar lebih dapat mem bayangkan apa yang terjadi didalam lakon. Penggunaan efek bunyi ini tidak bisa sembarang tetapi harus sesuai dan mempunyai tujuan. Cara sederhana membuat efek bunyi di antaranya sebagai berikut.
a. Bunyi pintu, (bila pintu dibuka atau ditutup akan kedengaran bunyi gerendel dan benturan daun pintu) caranya kita buat pintu dalam kotak kecil yang dilengkapi dengan gerendel, jika ditempatkan di dekat mikropon maka bunyinya akan menyerupai bunyi yang sesungguhnya.
b. Bunyi jam dengan menggunakan kotak logam dan pensil atau pulpen yang digerakkan ke kiri dan ke kanan.
c. Bunyi halilintar dengan menjatuhkan seng atau memukulinya.
d. Bunyi tembakan dengan memecahkan balon atau memukul benda keras.
e. Bunyi kapal terbang dengan merekam bunyi pesawat dilapangan atau lipatan karton tipis yang disentuhkan pada baling-baling kipas listrik dan dikeraskan dengan mikropon. Dan masih banyak lagi asal kita mau melakukan percobaan.
2. Musik
Musik dalam teater mmpunyai kedudukan yang penting karena penonton akan mudah untuk membayangkan atau mempengaruhi imajinasinya. Musik yang baik dan tepat bisa membantu pemeran membawakan warna dan emosi peran dalam adegan. Musik juga dapat dipakai sebagai awal dan penutup adegan atau sebagai jembatan antara adegan yang satu dengan adegan yang lain.
3. Mikrofon
Mikrofon adalah alat teknik yang berguna untuk memperbesar volume suara, bunyi, efek bunyi dan musik. Dalam teater mikrofon bisa sangat membantu tetapi juga sering membuat repot, karena masih banyak peristiwa kesalahan teknis tata letak mikrofon, kurang tahu cara mempergunakannya dan kurang tahu jenis dan fungsinya. Ini ada sebagian dari jenis mikrofon dan tata letaknya.
Mikrofon omni atau nondirectional, dapat dipergunakan dari segala penjuru dan hasilnya sama.
Mikrofon Bidirectional, baik digunakan dari arah depan dan belakang.
Mikrofon Unidirectional, baik digunakan dari arah depan saja.
Mikrofon meja dan atau lantai, bentuknya kecil khususnya ditempatkan pada meja atau lantai.
Mikrofon Lapel, dikaitkan pada baju atau dikalungkan dileher sehingga tidak mudah terlihat oleh penonton.
Mikrofon Boom, dilengkapi dengan batang panjang sehingga bisa diatur mendekat atau menjauh dari aktor.
Sumber : buku K13 Seni Budaya kelas ix