Tata Busana
Tata busana sangat berpengaruh terhadap penonton, karena sebelum seorang pemeran didengar dialognya terlebih dahulu ditimbul kannya pada penonton mengenai dirinya tergantung pada yang tampak oleh mata penonton. Pakaian yang tampak pertama kali akan membantu menggariskan karakternya, kemudian dari pakaiannya juga akan memperkuat kesan penonton. Sebelum membicarakan itu semua maka terlebih dahulu kita mengetahui tentang istilah tata busana pentas atau kostum pentas. Segala sandangan dan perlengkapannya (accessories) yang dikenakan di dalam pentas disebut dengan tata pakaian pentas. Bahkan bisa pemeran atau penari dalam pentas mengenakan pakaiannya sendiri, maka pakaian itu beserta perlengkapannya menjadi kostum pentasnya. Busana pentas meliputi semua pakaian, sepatu, pakaian kepala dan perlengkapannya, baik yang kelihatan maupun yang kelihatan oleh penonton.
1. Bagian-bagian Busana Pentas
Secara garis besar kostum dapat dibedakan atau digolongkan menjadi lima kelompok yaitu : Busana dasar, busana kaki, busana tubuh, busana kepala dan perlengkapan-perlengkapan atau accessories.
a. Busana dasar
yaitu bagian dari busana yang entah kelihatan maupun yang tidak terlihat, gunanya untuk membuat indah pakaian yang terlihat. Busana ini juga untuk membuat efek yang diperlukan dalam sebuah pertunjukan. Busana ini bisa berbentuk korset, stagen, rok simpai atau busana untuk membuat perut gendut, pinggul yang besar atau untuk membuat pemeran tampak gemuk. Contoh yang paling sederhana yaitu pakaian badut.
b. Busana kaki
yaitu busana yang digunakan untuk menghias kaki pe me ran. Busana ini bisa ter diri dari kaos kaki, sepatu (olah raga, periodisasi, klasik, modern, kesatuan atau seragam dan lain-lain), sandal (modern, tradisional, klasik, rakyat atau keratin) sepatu atau sandal dari suku atau Negara tertentu yang mempunyai ciri khas tersendiri.
c. Busana tubuh atau body
yaitu busana yang dipakai tubuh dan kelihatan oleh penonton. Busana ini meliputi blus, rok, kemeja, celana, jaket, rompi, jas, sarung dan lain-lain. Busana ini bisa pakaian tradisional dari suatu daerah, busana kenegaraan, busana modern atau busana fantasi yang diciptakan untuk tujuan pementasan dengan lakon tertentu.
d. Busana kepala
yaitu pakaian yang dikenakan di kepala pemeran, termasuk juga penataan rambut. Corak pakaian kepala tentu saja tergantung dari corak busana yang akan dikenakan. Pakaian kepala dapat dimanfaatkan sebagai tanda atau pencitraan seorang pemain di atas pentas. Misalnya seorang raja ditandai dengan pemakaian mahkota, orang jawa dengan blangkonnya atau cowboy dengan topi laken. Gaya rambut juga kadang-kadang dimasukkan kedalam pakaian kepala meskipun ini termasuk bagian dari tata rias.Busana dan tata rias sangat erat ka it an nya dengan m e l u k i s k a n peranan hingga ke dua hal tersebut perlu diperhatikan bersama.
e. Perlengkapan-perlengkapan/accessories
Accessories yaitu pakaian yang melengkapi bagian-ba gian busana yang bukan pakaian asar atau yang belum termasuk dalam busana dasar, busana tubuh, busana kaki dan busana kepala. Pakaian ini ditambahkan demi efek de koratif, demi karakter atau tujuan-tujuan lain. Misalnya kaos tangan, perhiasan, dom pet, ikat pinggang, kipas dan sebagainya. Selain accessories ada juga yang disebut dengan pro perti yaitu benda atau pa kaian yang berguna untuk mem bantu akting permainan. Perbedaan antara accessories dan properties tidaklah begitu jelas, seringkali yang sedianya untuk properties tetapi kemudian berubah menjadi accessories begitu juga sebaliknya. Umpamanya, dompet yang dibawa oleh seorang pemeran hanya untuk melengkapi efek kostum adalah accessories, tetapi bila dompet tersebut digunakan untuk membantu akting maka dompet tersebut menjadi properties. Kemudian mantel dan topi yang harus ada pada tempatnya bila adegan mulai, atau yang dibawa oleh pelaku lain, ini dipandang sebagai properties, tetapi kalau mantel dan topi itu digunakan oleh pelaku maka ini disebut sebagai kostum. Jadi suatu accessories yang dikenakan oleh pemeran apabila tidak digunakan untuk membantu akting permainan maka tetap disebut sebagai accessories te tapi kalau barang itu digunakan untuk mem bantu permainan maka disebut dengan properti. Begitu juga dengan busana kalau tidak digunakan untuk main maka disebut se bagai properties tetapi kalau digunakan pada waktu permainan maka disebut sebagai kostum.
2. Tujuan dan Fungsi Tata Busana
Dalam pementasan tidak perlu perlengkapan kostum yang mahal tetapi yang diperlukan adalah efek dari kostum tersebut pada pementasan. Tata busana mempunyai tujuan yaitu :
a. Membantu penonton agar mendapatkan suatu ciri atas pribadi peranan.
b. Membantu memperlihatkan adanya hubungan peranan yang satu dengan peranan yang lain, misalnya sebuah seragam kesatuan.
Agar busana pementasan mempunyai efek yang diinginkan, maka busana harus menunaikan beberapa fungsi tertentu yaitu :
a. Membantu menghidupkan perwatakan pelaku, artinya sebelum dia berdialog, busana yang dikenakan sudah menunjukkan siapa dia sesungguhnya, umurnya, kebangsaan - nya, status sosialnya, kepribadiannya. Bahkan tata busana dapat menunjukkan hubungan psikologisnya dengan karakter- karakter lainnya.
b. Membantu menunjukkan individualisasi peranan, artinya warna dan gaya tata busana harus dapat membedakan peranan yang satu dengan peranan yang lain.
c. Membantu memberi fasilitas dan membantu gerak pelaku, artinya pelaku harus dapat melaksanakan laku atau akting perannya tanpa terganggu oleh busananya. Busana tidak harus dapat memberi bantuan kepada pelaku tetapi busana harus sanggup menambah efek visual gerak, menambah indah dan menyenangkan dilihat disetiap posisi yang diambil pelaku. Hal ini sebagian besar tergantung pada temperamen dan kerja sama antara pelaku dan perencana. Pelaku yang pandai dan cukup latihan biasanya dapat menguasai busana yang sulit untuk dapat mencari efek visual yang menarik.
3. Macam-macam Tata Busana
Dalam penampilannya macam busana pentas bisa digolongkan dalam berbagai bentuk yaitu: busana historis, modern, nasional, tradi si onal, sirkus, fantastis, hewan dan sebagainya.
a. Busana historis, untuk periode-periode berdasarkan sejarah dari kejadian lakon. Misalnya busana zaman Napoleon adalah serba ketat untuk pria dan jurk menjurai di atas lantai dengan rumbai dan rampel meriah bagi wanita. Busana pentas kerajaan Majapahit akan berbeda dengan kerajaan Mataram.
b. Busana modern yaitu bentuk busana pentas yang digunakan tak berbeda dengan pakaian yang digunakan sehari-hari dimasyarakat.
c. Busana tradisional yaitu bentuk busana yang menggambarkan berlatar belakang sejarah terutama yang berhubungan dengan karakter tradisional, periode dan tempat yang khusus.
d. Busana nasional yaitu busana yang menggambarkan secara khas dari suatu negara dan yang bersangkutan secara historis dan nasional. Misalnya busana tentara Jerman zaman Nazi atau tentara jepang diperang dunia II.
4. Cara Merencanakan
Sebelum kita merancang busana untuk sebuah pementasan maka ada yang perlu kita pelajari adalah sebagai berikut.
a. Belajar tentang kehidupan dan watak yang akan dibawakan oleh pemeran, dengan cara bersama-sama menganalisa naskah.
b. Penelitian tentang periode sejarah dan busana nasional peran yang akan dibawakan, dengan cara meneliti sumber-sumber yang ada, buku teks perihal tentang kostum, juga harus diteliti dokumen-dokumen, naskah-naskah perpustakaan yang memiliki bahan-bahan yang serupa dengan cerita yang akan dibawakan.
Sumber : buku k13 seni Budaya kelas IX
Tata busana sangat berpengaruh terhadap penonton, karena sebelum seorang pemeran didengar dialognya terlebih dahulu ditimbul kannya pada penonton mengenai dirinya tergantung pada yang tampak oleh mata penonton. Pakaian yang tampak pertama kali akan membantu menggariskan karakternya, kemudian dari pakaiannya juga akan memperkuat kesan penonton. Sebelum membicarakan itu semua maka terlebih dahulu kita mengetahui tentang istilah tata busana pentas atau kostum pentas. Segala sandangan dan perlengkapannya (accessories) yang dikenakan di dalam pentas disebut dengan tata pakaian pentas. Bahkan bisa pemeran atau penari dalam pentas mengenakan pakaiannya sendiri, maka pakaian itu beserta perlengkapannya menjadi kostum pentasnya. Busana pentas meliputi semua pakaian, sepatu, pakaian kepala dan perlengkapannya, baik yang kelihatan maupun yang kelihatan oleh penonton.
1. Bagian-bagian Busana Pentas
Secara garis besar kostum dapat dibedakan atau digolongkan menjadi lima kelompok yaitu : Busana dasar, busana kaki, busana tubuh, busana kepala dan perlengkapan-perlengkapan atau accessories.
a. Busana dasar
yaitu bagian dari busana yang entah kelihatan maupun yang tidak terlihat, gunanya untuk membuat indah pakaian yang terlihat. Busana ini juga untuk membuat efek yang diperlukan dalam sebuah pertunjukan. Busana ini bisa berbentuk korset, stagen, rok simpai atau busana untuk membuat perut gendut, pinggul yang besar atau untuk membuat pemeran tampak gemuk. Contoh yang paling sederhana yaitu pakaian badut.
b. Busana kaki
yaitu busana yang digunakan untuk menghias kaki pe me ran. Busana ini bisa ter diri dari kaos kaki, sepatu (olah raga, periodisasi, klasik, modern, kesatuan atau seragam dan lain-lain), sandal (modern, tradisional, klasik, rakyat atau keratin) sepatu atau sandal dari suku atau Negara tertentu yang mempunyai ciri khas tersendiri.
c. Busana tubuh atau body
yaitu busana yang dipakai tubuh dan kelihatan oleh penonton. Busana ini meliputi blus, rok, kemeja, celana, jaket, rompi, jas, sarung dan lain-lain. Busana ini bisa pakaian tradisional dari suatu daerah, busana kenegaraan, busana modern atau busana fantasi yang diciptakan untuk tujuan pementasan dengan lakon tertentu.
d. Busana kepala
yaitu pakaian yang dikenakan di kepala pemeran, termasuk juga penataan rambut. Corak pakaian kepala tentu saja tergantung dari corak busana yang akan dikenakan. Pakaian kepala dapat dimanfaatkan sebagai tanda atau pencitraan seorang pemain di atas pentas. Misalnya seorang raja ditandai dengan pemakaian mahkota, orang jawa dengan blangkonnya atau cowboy dengan topi laken. Gaya rambut juga kadang-kadang dimasukkan kedalam pakaian kepala meskipun ini termasuk bagian dari tata rias.Busana dan tata rias sangat erat ka it an nya dengan m e l u k i s k a n peranan hingga ke dua hal tersebut perlu diperhatikan bersama.
e. Perlengkapan-perlengkapan/accessories
Accessories yaitu pakaian yang melengkapi bagian-ba gian busana yang bukan pakaian asar atau yang belum termasuk dalam busana dasar, busana tubuh, busana kaki dan busana kepala. Pakaian ini ditambahkan demi efek de koratif, demi karakter atau tujuan-tujuan lain. Misalnya kaos tangan, perhiasan, dom pet, ikat pinggang, kipas dan sebagainya. Selain accessories ada juga yang disebut dengan pro perti yaitu benda atau pa kaian yang berguna untuk mem bantu akting permainan. Perbedaan antara accessories dan properties tidaklah begitu jelas, seringkali yang sedianya untuk properties tetapi kemudian berubah menjadi accessories begitu juga sebaliknya. Umpamanya, dompet yang dibawa oleh seorang pemeran hanya untuk melengkapi efek kostum adalah accessories, tetapi bila dompet tersebut digunakan untuk membantu akting maka dompet tersebut menjadi properties. Kemudian mantel dan topi yang harus ada pada tempatnya bila adegan mulai, atau yang dibawa oleh pelaku lain, ini dipandang sebagai properties, tetapi kalau mantel dan topi itu digunakan oleh pelaku maka ini disebut sebagai kostum. Jadi suatu accessories yang dikenakan oleh pemeran apabila tidak digunakan untuk membantu akting permainan maka tetap disebut sebagai accessories te tapi kalau barang itu digunakan untuk mem bantu permainan maka disebut dengan properti. Begitu juga dengan busana kalau tidak digunakan untuk main maka disebut se bagai properties tetapi kalau digunakan pada waktu permainan maka disebut sebagai kostum.
2. Tujuan dan Fungsi Tata Busana
Dalam pementasan tidak perlu perlengkapan kostum yang mahal tetapi yang diperlukan adalah efek dari kostum tersebut pada pementasan. Tata busana mempunyai tujuan yaitu :
a. Membantu penonton agar mendapatkan suatu ciri atas pribadi peranan.
b. Membantu memperlihatkan adanya hubungan peranan yang satu dengan peranan yang lain, misalnya sebuah seragam kesatuan.
Agar busana pementasan mempunyai efek yang diinginkan, maka busana harus menunaikan beberapa fungsi tertentu yaitu :
a. Membantu menghidupkan perwatakan pelaku, artinya sebelum dia berdialog, busana yang dikenakan sudah menunjukkan siapa dia sesungguhnya, umurnya, kebangsaan - nya, status sosialnya, kepribadiannya. Bahkan tata busana dapat menunjukkan hubungan psikologisnya dengan karakter- karakter lainnya.
b. Membantu menunjukkan individualisasi peranan, artinya warna dan gaya tata busana harus dapat membedakan peranan yang satu dengan peranan yang lain.
c. Membantu memberi fasilitas dan membantu gerak pelaku, artinya pelaku harus dapat melaksanakan laku atau akting perannya tanpa terganggu oleh busananya. Busana tidak harus dapat memberi bantuan kepada pelaku tetapi busana harus sanggup menambah efek visual gerak, menambah indah dan menyenangkan dilihat disetiap posisi yang diambil pelaku. Hal ini sebagian besar tergantung pada temperamen dan kerja sama antara pelaku dan perencana. Pelaku yang pandai dan cukup latihan biasanya dapat menguasai busana yang sulit untuk dapat mencari efek visual yang menarik.
3. Macam-macam Tata Busana
Dalam penampilannya macam busana pentas bisa digolongkan dalam berbagai bentuk yaitu: busana historis, modern, nasional, tradi si onal, sirkus, fantastis, hewan dan sebagainya.
a. Busana historis, untuk periode-periode berdasarkan sejarah dari kejadian lakon. Misalnya busana zaman Napoleon adalah serba ketat untuk pria dan jurk menjurai di atas lantai dengan rumbai dan rampel meriah bagi wanita. Busana pentas kerajaan Majapahit akan berbeda dengan kerajaan Mataram.
b. Busana modern yaitu bentuk busana pentas yang digunakan tak berbeda dengan pakaian yang digunakan sehari-hari dimasyarakat.
c. Busana tradisional yaitu bentuk busana yang menggambarkan berlatar belakang sejarah terutama yang berhubungan dengan karakter tradisional, periode dan tempat yang khusus.
d. Busana nasional yaitu busana yang menggambarkan secara khas dari suatu negara dan yang bersangkutan secara historis dan nasional. Misalnya busana tentara Jerman zaman Nazi atau tentara jepang diperang dunia II.
4. Cara Merencanakan
Sebelum kita merancang busana untuk sebuah pementasan maka ada yang perlu kita pelajari adalah sebagai berikut.
a. Belajar tentang kehidupan dan watak yang akan dibawakan oleh pemeran, dengan cara bersama-sama menganalisa naskah.
b. Penelitian tentang periode sejarah dan busana nasional peran yang akan dibawakan, dengan cara meneliti sumber-sumber yang ada, buku teks perihal tentang kostum, juga harus diteliti dokumen-dokumen, naskah-naskah perpustakaan yang memiliki bahan-bahan yang serupa dengan cerita yang akan dibawakan.
Sumber : buku k13 seni Budaya kelas IX