Simbol-simbol yang digunakan dalam pertunjukan
teater berfungsi untuk memperkuat komunikasi ide-ide yang akan disampaikan
kepada penonton. Kualitas komunikasi ditentukan oleh proses pencarian atau eksplorasi,
proses latihan, dan penjiwaan. Bahasa verbal atau bahasa dalam bentuk kata-kata
adalah sarana simbolis dalam proses komunikasi.
Agar komunikasi terjadi dan berjalan dengan
lancar, maka kedua belah pihak harus saling memahami apa yang diungkapkan
melalui ucapan masing-masing. Kita dapat memahami gagasan, keinginan, hasrat, maksud
melalui ucapan seseorang yang disampaikan kepada kita. Begitu juga kita dapat
menyampaikan apa yang kita maksud melalui kata-kata yang kita ucapkan kepada
orang lain. Komunikasi dapat berjalan lancar manakala bahasa yang digunakan
sama atau satu bahasa. Jika bahasa yang digunakan lebih dari satu karena
berasal dari dua latar belakang budaya maka komunikasi akan terhambat. Bahkan
dalam satu bahasapun kadangkadang terhambat oleh idiom serta perbendaharaan
kata-kata, sehingga komunikasi melalui kata-kata tidak efektif. Oleh karena itu
kita dapat menggunakan bahasa nonverbal atau bahasa tubuh untuk menegaskan maksud
ucapan dengan simbol-simbol visual. Bahasa nonverbal sangat membantu proses
komunikasi ketika bahasa kata-kata terbatas oleh perbendaharaan dan struktur
kalimat yang diucapkan. Mitra komunikasi akan paham tentang apa yang
dimaksudkan melalui gerakan anggota tubuh ketika berkomunikasi. Bahkan diam pun
dalam teater adalah komunikasi.
Di samping bahasa tubuh, bahasa visual meliputi
juga bentuk dan warna.
Bentuk bulat berbeda makna dengan persegi,
berbeda dengan segitiga dan seterusnya. Setiap bentuk dimaknai beragam oleh
kehidupan budaya.
Bentuk-bentuk itu dapat berupa perkakas rumah,
senjata tradisional, dan sebagainya. Begitu juga warna-warna yang digunakan
baik untuk kostum pemain, ataupun properti akan mengesankan makna berbeda dari
warna yang berbeda. Namun setiap budaya memaknainya beragam sesuai dengan kesepakatan
komunitas dalam kehidupan budaya masing-masing. Misalnya warna merah bagi orang
Indonesia dimaknai berani, warna jingga dimaknai murka, warna putih dimaknai
suci, warna kuning dimaknai agung. Namun jangan heran jika dalam realitas
kehidupan budaya etnik makna-makna itu beragam sesuai dengan kesepakatan
masyarakatnya. Sebagai contoh warna merah bagi orang Tiongkok dimaknai sebagai
warna romantis. Hitam bagi orang Sunda dimaknai sebagai warna bumi. Ketika
siswa memaknai bahasa ungkap teater baik visual, verbal, maupun nonverbal, maka
sarana simbol itu akan menghantarkan makna budaya. Dengan demikian siswa dapat
menafsirkan pesan-pesan yang disampaikan melalui bahasa ungkap tersebut.
Teknik pengungkapan gagasan dalam teater sangat
beragam. Media ungkap yang digunakan biasanya tidak hanya satu media melainkan multimedia.
Media tersebut berupa bahasa ungkap sebagai sarana komunikasi yang meliputi
audio dan visual. Bahasa kata-kata yang diucapkan para pemain dan musik
termasuk kategori audio, sedangkan bahasa tubuh, bahasa warna, dan bentuk
termasuk kategori visual. Para penggarap teater senantiasa melakukan teknik
pengungkapan secara efektif mengingat panggung merupakan ruang yang sangat
terbatas, tetapi harus mengesankan berbagai hal. Jika panggung harus
mengesankan suasana pantai, karena peristiwa cerita terjadi di pantai, tidak
mungkin suasana pantai yang sebenarnya dipindahkan ke atas panggung. Penggarap
teater biasanya hanya menghadirkan benda-benda yang khas dan dapat mewakili suasana
pantai. Jika tidak dapat menghadirkan benda-benda pantai dengan sesuatu alasan
tertentu, sarana simbol dapat menggunakan bunyi deru ombak atau desir pasir
tertiup angin laut menyentuh dedaunan yang berada di sekitar pantai. Jika hal
itupun tidak dapat dilakukan, ada cara instan yang biasa digunakan para
penggarap teater yaitu dengan lukisan atau print out
Sekarang guru menyilahkan siswa untuk mencoba
tuangkan pengalamannya ke dalam naskah drama. Angkat salah satu tema yang
sedang hangat dibicarakan masyarakat sekeliling. Gunakan idiom kata, diksi,
serta gaya bahasa yang siswa sukai dan yang menjadi ciri siswa. Setelah selesai
kemudian komunikasikan pada temanmu untuk mendapat tanggapan. Apakah ide yang
ingin sampaikan dapat dicerna oleh teman siswa? Jika jawabannya “ya” kemudian
kembangkan naskah yang dibuat siswa menjadi sebuah adegan drama. Setelah
menjadi sebuah adegan drama, siswa harus selalu meminta teman untuk menanggapi
bahkan mengkritisi guna pengembangan selanjutnya. Jika mendapat tanggapan yang
positif dari teman kamu, kemudian perluas wahana komunikasinya agar lebih banyak
mendapat masukan. Jika naskah itu sudah jadi dan mendapat banyak tanggapan dari
temanmu, artinya naskah yang dibuat siswa itu adalah simbol, sebab pada
akhirnya orang lain memahami siapa kamu yang sebenarnya melalui naskah yang
dibuat.
Seorang pengarang akan menuangkan ide-ide
ceritanya melalui katakata yang terhimpun dalam sebuah teks naskah drama. Teks
naskah drama yang memuat kata-kata itu adalah simbol-simbol verbal sebagai
sarana untuk mengomunikasikan gagasan cerita di atas.
Penampilan teater pada dasarnya merupakan proses
pemanggungan sebuah lakon. Naskah drama yang berupa teks berisi kata-kata karya
seorang pengarang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa pentas oleh para seniman penggarap maka itulah
pertunjukan teater. Istilah lain untuk proses penerjemahan bahasa ungkap yang
dipanggungkan adalah transformasi. bahasa kata-kata dalam teks naskah yang
awalnya hanya simbol-simbol verbal, kemudian kemudian diperkaya dengan
simbolsimbol audio dan visual. Seorang penggarap teater akan selalu mencari padanan
sarana simbol yang digunakan dalam teks naskah ke dalam versi pertunjukan.
Misalnya kata “tidak” dalam teks naskah apakah kemudian langsung diucapkan oleh
pemain? Atau hanya cukup dengan bahasa tubuh dengan cara menggelengkan kepala.
Dapat juga kata “tidak” divisualkan dengan gerakan tangan yang seolah-olah
menolak, atau mungkin dapat menggunakan seluruh media ungkap baik visual maupun
verbal serta audio agar betul-betul lengkap. Perlu diperhatikan bahwa dalam
penggunaan media ungkap, efektifitasnya dan kesesuaiannya dengan karakter tokoh
cerita yang dimainkan. Karakter tokoh yang lincah, berani dan tegas senantiasa
menyertakan bahasa tubuh ketika dia sedang berbicara. Berbeda dengan seseorang
yang dingin, pendiam, atau pemalu. Dia akan sulit berkomunikasi dengan orang
lain, dengan sendirinya gagasannya atau hasratnya, atau keinginannya sulit
untuk dipahami oleh orang lain. Kedua karakter tersebut di atas dapat hadir
dalam satu cerita dan bagaimanana cara menampilkannya. Bukan hal gampang untuk
menerjemahkan bahasa teks (sastra drama) ke dalam bahasa pertunjukan. Ada
banyak pengetahuan dan pengalaman yang harus dimiliki oleh seorang penggarap
drama. Jika garapan drama tidak disertai dengan pengetahuan dan pengalaman,
maka produk drama yang dipertunjukan akan berkesan miskin pengalaman dan pengetahuan.
Sebaliknya jika penggarapnya adalah orang yang memiliki banyak pengetahuan
serta pengalaman maka pertunjukan akan berkesan kaya dan bagus. Seseorang yang
memiliki banyak pengetahuan tidak akan kehadapatn ide untuk manafsirkan hal-hal
yang ada dalam sastra drama untuk kebutuhan pertunjukan. Seseorang yang
memiliki banyak pengalaman dalam proses garapan dan menonton karya orang lain,
sangat memungkinkan untuk menghadirkan ide-ide yang orisinal, bukan tiruan dari
karya orang dirinya dengan seniman lainnya. Semua itu berindikasi pada
suksesnya garapan drama, serta itulah kualitas karya yang membuat penonton
merasa empati pada karya tersebut.
Pergelaran teater merupakan pemanggungan lakon
drama. Proses pemanggungan adalah proses transformasi bahasa ungkap sastrawi ke
dalam bahasa ungkap teater. Bahasa-bahasa ungkap itu merupakan simbol-simbol yang
digunakan sebagai sarana komunikasi dengan penonton teater. Seorang pengarang
cerita menggunakan simbol verbal untuk mengomunikasikan gagasan-gagasannya,
sementara seniman teater menafsirkan teks naskah yang kemudian
ditransformasikan ke dalam bahasa ungkap teater secara simbolik.
Penonton teater dapat menanggapi ide-ide seniman
melalui sarana simbol yang digunakan dalam proses komunikasi. Jenis-jenis
simbol terdiri atas simbol verbal (bahasa kata-kata), simbol visual (dapat
dilihat), dan simbol auditif/audio (dapat didengar). Simbol berfungsi
menghantarkan makna yang terkandung dalam seperangkat gagasan para seniman.
Hakikat belajar adalah menafsirkan apa yang
dilihat, didengar, dan ditanggapi. Apa yang ditafsirkan adalah makna-makna
dibalik sarana simbol yang digunakan. Semakin banyak memahami makna sesuatu
dibalik simbol, maka akan semakin cerdas. Segala sesuatu itu adalah simbol
termasuk manusia.