Latihan Menulis Cerita
a. Pemaparan
Pemaparan ini berisi tentang keterangan-keterangan tokoh, masalah, tempat, waktu atau pengantar situasi awal lakon. Pada bagian pemaparan ini juga mulai ditampil bagian-bagian yang mengarah pada terwujudnya tema. Bagian-bagian itu dibungkus sedemikian rupa sehingga tidak nampak dengan jelas, tetapi penonton atau pembaca sudah bisa memperkirakan arah dan keseluruhan kejadian dalam lakon.
b. Penggawatan
Pada bagian penggawatan ini, dituliskan masalah dalam pemaparan sudah mulai terganggu oleh adanya bibit-bibit masalah dan kepentingan. Bibit masalah ini akibat dari pemikiran-pemikiran peran atau aksi peran terhadap keinginannya. Jadi bagian penggawatan inilah sebenarnya tubuh atau bagian yang paling penting dari lakon, karena kalau bagian penggawatan ini lemah, maka lakon secara keseluruhan akan terasa lemah.
c. Klimaks
Selama ini ada pemikiran yang sedikit keliru, bahwa klimaks adalah puncak dari ketegangan lakon.
d. Peleraian
Bagian peleraian ini berisi tentang alternatif-alternatif jawaban . Bentuk alternatif jawaban ini tidak boleh \di wujudkan secara nyata atau terbaca dengan mudah. Kalau alternatif jawaban ini dibuat secara nyata dan tiba-tiba, maka akan melemahkan klimaks yang telah dibuat. Bagian peleraian ini juga tidak boleh dibuat bertele-tele atau kesannya dipanjang-panjangkan, karena akan membuat penonton menjadi jemu. Peleraian juga tidak boleh dibuat tergesa-gesa, karena akan membuat klimaks yang telah dibuat tidak berarti. Peleraian ini seharusnya disusun dengan cermat dan tidak mengurangi ketercekaman yang terjadi pada klimaks, tetapi lama kelamaan semakin menurun.
e. Penyelesaian
Penyelesaian ini berisi tentang jawaban-jawaban yang menjadi permasalahan antara peran protagonis dan antagonis. Fungsi dari peleraian adalah untuk mengembalikan keadaan seperti awal cerita lakon, karena segala persoalan sudah terjawab. Penyelesaian juga merupakan bagian akhir dari cerita lakon.
Sumber : buku k13 seni Budaya kelas IX
a. Pemaparan
Pemaparan ini berisi tentang keterangan-keterangan tokoh, masalah, tempat, waktu atau pengantar situasi awal lakon. Pada bagian pemaparan ini juga mulai ditampil bagian-bagian yang mengarah pada terwujudnya tema. Bagian-bagian itu dibungkus sedemikian rupa sehingga tidak nampak dengan jelas, tetapi penonton atau pembaca sudah bisa memperkirakan arah dan keseluruhan kejadian dalam lakon.
b. Penggawatan
Pada bagian penggawatan ini, dituliskan masalah dalam pemaparan sudah mulai terganggu oleh adanya bibit-bibit masalah dan kepentingan. Bibit masalah ini akibat dari pemikiran-pemikiran peran atau aksi peran terhadap keinginannya. Jadi bagian penggawatan inilah sebenarnya tubuh atau bagian yang paling penting dari lakon, karena kalau bagian penggawatan ini lemah, maka lakon secara keseluruhan akan terasa lemah.
c. Klimaks
Selama ini ada pemikiran yang sedikit keliru, bahwa klimaks adalah puncak dari ketegangan lakon.
d. Peleraian
Bagian peleraian ini berisi tentang alternatif-alternatif jawaban . Bentuk alternatif jawaban ini tidak boleh \di wujudkan secara nyata atau terbaca dengan mudah. Kalau alternatif jawaban ini dibuat secara nyata dan tiba-tiba, maka akan melemahkan klimaks yang telah dibuat. Bagian peleraian ini juga tidak boleh dibuat bertele-tele atau kesannya dipanjang-panjangkan, karena akan membuat penonton menjadi jemu. Peleraian juga tidak boleh dibuat tergesa-gesa, karena akan membuat klimaks yang telah dibuat tidak berarti. Peleraian ini seharusnya disusun dengan cermat dan tidak mengurangi ketercekaman yang terjadi pada klimaks, tetapi lama kelamaan semakin menurun.
e. Penyelesaian
Penyelesaian ini berisi tentang jawaban-jawaban yang menjadi permasalahan antara peran protagonis dan antagonis. Fungsi dari peleraian adalah untuk mengembalikan keadaan seperti awal cerita lakon, karena segala persoalan sudah terjawab. Penyelesaian juga merupakan bagian akhir dari cerita lakon.
Sumber : buku k13 seni Budaya kelas IX