Indonesia telah melaksanakan beberapa kali sensus penduduk. Sejak Kemerdekaan, telah dilakukan enam kali sensus penduduk, yaitu sensus penduduk tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan terakhir tahun 2010. Sebelum Kemerdekaan, sebenarnya di Indonesia juga pernah dilakukan sensus, yaitu tahun 1920 dan 1930. Pada tahun 1920, jumlah penduduk di Indonesia mencapai 34,3 juta jiwa dan tahun 1930 mencapai 60,7 juta.
Dari data hasil sensus, diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dikatakan tinggi jika laju pertumbuhan penduduknya mencapai angka lebih dari 2% . Jika angka pertumbuhannya antara 1 dan 2 persen, laju pertumbuhan termasuk sedang. Jika angka pertumbuhan kurang dari satu persen, laju pertumbuhan termasuk rendah.
Berdasarkan kriteria tersebut, pada sensus 2010, laju pertumbuhan penduduk Indonesia tergolong sedang. Sementara itu, negara-negara maju memiliki laju pertumbuhan penduduk yang rendah. Namun demikian, ada kecenderungan laju pertumbuhan penduduk Indonesia menurun yang berarti sedang menuju ciri kependudukan negara maju pada umumnya.
Laju pertumbuhan penduduk bervariasi antara satu negara dan negara lainnya. Negara tertentu angka pertumbuhannya tergolong tinggi, sementara yang lainnya tergolong rendah.
Adanya perbedaan laju pertumbuhan penduduk antara satu negara dan negara lainnya menyebabkan setiap negara menerapkan kebijakan yang berbeda untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.
Pada sisi lain, sejumlah negara berupaya mengendalikan laju pertumbuhan penduduknya karena jumlahnya terlalu besar dan membebani perekonomian negara. Negara-negara tersebut menerapkan kebijakan yang anti-natalis. Kebijakan tersebut berupaya mengendalikan jumlah penduduk dengan beragam program.
Program Keluarga Berencana (KB) mencerminkan kebijakan antinatalis di Indonesia. Program tersebut diharapkan mampu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Jika laju pertumbuhan terkendali, diharapkan kualitas penduduknya akan makin baik
Dampak Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk membawa akibat pada berbagai aspek kehidupan manusia.
a. Dampak Positif
1. Tersedianya tenaga kerja untuk meningkatkan produksi dalam memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
2. Bertambahnya kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan sehingga berkembang jumlah dan jenis usaha lokal.
3. Meningkatnya investasi atau penanaman modal karena makin banyak kebutuhan manusia.
4. Meningkatnya inovasi karena penduduk dipaksa untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya, agar produktivitas lahan pertaniannya meningkat, manusia mengembangkan pupuk dan benih unggul untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus meningkat.
b. Dampak Negatif
1). Meningkatnya Angka Pengangguran
Angka pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan lapangan kerja akan menimbulkan masalah pengangguran. Sebagian tenaga kerja tidak terserap oleh lapangan kerja yang ada karena kecepatan pertumbuhan lapangan kerja baru kalah oleh kecepatan pertumbuhan penduduknya.
2). Meningkatnya Angka Kriminal
Banyaknya tenaga kerja yang menganggur atau belum mendapatkan pekerjaan sangat rentan terhadap perilaku kejahatan atau kriminal. Desakan kebutuhan dapat memaksa sebagian penduduk untuk melakukan tindak kejahatan.
3). Meningkatnya Angka Kemiskinan
Pertumbuhan penduduk yang tinggi berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan sumber daya, khususnya sumber daya alam. Jika penduduk bertambah, harus disediakan lahan baru untuk memenuhi kebutuhan pangan/ makanan dan rumah untuk tinggal. Diperlukan lowongan pekerjaan baru bagi mereka untuk memenuhi kebutuhannya. Jika tidak terpenuhi, akan muncul masalah kemiskinan.
4). Berkurangnya Lahan untuk Pertanian dan Permukiman
Bertambahnya penduduk di suatu wilayah tentu membutuhkan lahan pertanian dan permukiman baru. Setiap penduduk yang lahir memerlukan rumah untuk tinggal dan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan akan makanan. Makin banyak yang lahir, makin banyak lahan pertanian dan permukiman baru yang harus disediakan. Pada gilirannya, lahan pertanian yang ada akan berkurang karena dipakai untuk permukiman.
5). Makin Banyaknya Limbah dan Polusi
Kegiatan penduduk, baik kegiatan di rumah, kegiatan perdagangan, atau industri pasti menghasilkan sampah atau limbah. Makin banyak penduduk, makin banyak limbah yang dihasilkan. Pada gilirannya, sampah atau limbah akan berdampak buruk pula bagi manusia.
6). Ketersediaan Pangan Makin Berkurang
7). Kesehatan Masyarakat Makin Menurun
Pertumbuhan penduduk yang tinggi, khususnya di daerah perkotaan, akan membuat harga lahan makin mahal. Akibatnnya, sebagian penduduk tidak mampu membeli lahan dengan luas yang cukup memadai untuk permukiman. Permukiman menjadi sangat padat sehingga tidak sehat. Apalagi jika sanitasinya buruk, tentu keadaan itu akan menimbulkan berbagai macam penyakit.
8). Berkembangnya Permukiman Tidak Layak Huni
Lahan yang makin terbatas akibat tingginya laju pertumbuhan penduduk, terutama di daerah perkotaan, mendorong naiknya harga lahan sehingga sulit dijangkau oleh sebagian penduduk. Akibatnya, sebagian penduduk terpaksa tinggal di daerah yang kurang layak dengan membangun rumah seadanya.
Upaya Indonesia untuk Mengendalikan Laju Pertumbuhan Penduduk
Upaya yang terkait dengan pengendalian laju pertumbuhan penduduk di Indonesia di antaranya diselenggarakan melalui program Keluarga Berencana (KB). Program KB mulai digalakkan pada tahun 1970-an.
Tingkat kelahiran yang pada tahun 1970-an mencapai 5,6, pada tahun 2013 turun menjadi 2,6. Tujuan dari program KB tidak hanya sekadar mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, tetapi juga memperbaiki kesejahteraan ibu, anak dan keluarga,
Selain melalui program KB, pemerintah juga berupaya mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dengan meningkatkan pendidikan. Pendidikan diyakini akan mengubah cara pandang tentang jumlah anak dan melakukan perencanaan keluarga yang baik. Pendidikan juga dapat menunda usia pernikahan sehingga mengurangi kemungkinan untuk memiliki banyak anak.
Laju pertumbuhan penduduk juga dikendalikan melalui pemberdayaan generasi muda. Generasi muda yang terdidik dan bekerja akan mengurangi kemungkinan memiliki anak dalam jumlah banyak. Mereka akan berpikir rasional dalam menentukan jumlah anak sehingga perannya dalam masyarakat tidak terkendala oleh banyaknya anak.
Upaya lainnya yang dapat mengendalikan laju pertumbuhan penduduk adalah dengan meningkatkan peran pemuda dalam berbagai aktivitas seperti olahraga, seni, dan budaya. Berbagai aktivitas tersebut akan menunda usia menikah karena kesibukan mereka.
Sumber : buku k13 Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IX
Dari data hasil sensus, diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dikatakan tinggi jika laju pertumbuhan penduduknya mencapai angka lebih dari 2% . Jika angka pertumbuhannya antara 1 dan 2 persen, laju pertumbuhan termasuk sedang. Jika angka pertumbuhan kurang dari satu persen, laju pertumbuhan termasuk rendah.
Berdasarkan kriteria tersebut, pada sensus 2010, laju pertumbuhan penduduk Indonesia tergolong sedang. Sementara itu, negara-negara maju memiliki laju pertumbuhan penduduk yang rendah. Namun demikian, ada kecenderungan laju pertumbuhan penduduk Indonesia menurun yang berarti sedang menuju ciri kependudukan negara maju pada umumnya.
Laju pertumbuhan penduduk bervariasi antara satu negara dan negara lainnya. Negara tertentu angka pertumbuhannya tergolong tinggi, sementara yang lainnya tergolong rendah.
Adanya perbedaan laju pertumbuhan penduduk antara satu negara dan negara lainnya menyebabkan setiap negara menerapkan kebijakan yang berbeda untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.
Pada sisi lain, sejumlah negara berupaya mengendalikan laju pertumbuhan penduduknya karena jumlahnya terlalu besar dan membebani perekonomian negara. Negara-negara tersebut menerapkan kebijakan yang anti-natalis. Kebijakan tersebut berupaya mengendalikan jumlah penduduk dengan beragam program.
Program Keluarga Berencana (KB) mencerminkan kebijakan antinatalis di Indonesia. Program tersebut diharapkan mampu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Jika laju pertumbuhan terkendali, diharapkan kualitas penduduknya akan makin baik
Dampak Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk membawa akibat pada berbagai aspek kehidupan manusia.
a. Dampak Positif
1. Tersedianya tenaga kerja untuk meningkatkan produksi dalam memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
2. Bertambahnya kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan sehingga berkembang jumlah dan jenis usaha lokal.
3. Meningkatnya investasi atau penanaman modal karena makin banyak kebutuhan manusia.
4. Meningkatnya inovasi karena penduduk dipaksa untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya, agar produktivitas lahan pertaniannya meningkat, manusia mengembangkan pupuk dan benih unggul untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus meningkat.
b. Dampak Negatif
1). Meningkatnya Angka Pengangguran
Angka pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan lapangan kerja akan menimbulkan masalah pengangguran. Sebagian tenaga kerja tidak terserap oleh lapangan kerja yang ada karena kecepatan pertumbuhan lapangan kerja baru kalah oleh kecepatan pertumbuhan penduduknya.
2). Meningkatnya Angka Kriminal
Banyaknya tenaga kerja yang menganggur atau belum mendapatkan pekerjaan sangat rentan terhadap perilaku kejahatan atau kriminal. Desakan kebutuhan dapat memaksa sebagian penduduk untuk melakukan tindak kejahatan.
3). Meningkatnya Angka Kemiskinan
Pertumbuhan penduduk yang tinggi berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan sumber daya, khususnya sumber daya alam. Jika penduduk bertambah, harus disediakan lahan baru untuk memenuhi kebutuhan pangan/ makanan dan rumah untuk tinggal. Diperlukan lowongan pekerjaan baru bagi mereka untuk memenuhi kebutuhannya. Jika tidak terpenuhi, akan muncul masalah kemiskinan.
4). Berkurangnya Lahan untuk Pertanian dan Permukiman
Bertambahnya penduduk di suatu wilayah tentu membutuhkan lahan pertanian dan permukiman baru. Setiap penduduk yang lahir memerlukan rumah untuk tinggal dan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan akan makanan. Makin banyak yang lahir, makin banyak lahan pertanian dan permukiman baru yang harus disediakan. Pada gilirannya, lahan pertanian yang ada akan berkurang karena dipakai untuk permukiman.
5). Makin Banyaknya Limbah dan Polusi
Kegiatan penduduk, baik kegiatan di rumah, kegiatan perdagangan, atau industri pasti menghasilkan sampah atau limbah. Makin banyak penduduk, makin banyak limbah yang dihasilkan. Pada gilirannya, sampah atau limbah akan berdampak buruk pula bagi manusia.
6). Ketersediaan Pangan Makin Berkurang
7). Kesehatan Masyarakat Makin Menurun
Pertumbuhan penduduk yang tinggi, khususnya di daerah perkotaan, akan membuat harga lahan makin mahal. Akibatnnya, sebagian penduduk tidak mampu membeli lahan dengan luas yang cukup memadai untuk permukiman. Permukiman menjadi sangat padat sehingga tidak sehat. Apalagi jika sanitasinya buruk, tentu keadaan itu akan menimbulkan berbagai macam penyakit.
8). Berkembangnya Permukiman Tidak Layak Huni
Lahan yang makin terbatas akibat tingginya laju pertumbuhan penduduk, terutama di daerah perkotaan, mendorong naiknya harga lahan sehingga sulit dijangkau oleh sebagian penduduk. Akibatnya, sebagian penduduk terpaksa tinggal di daerah yang kurang layak dengan membangun rumah seadanya.
Upaya Indonesia untuk Mengendalikan Laju Pertumbuhan Penduduk
Upaya yang terkait dengan pengendalian laju pertumbuhan penduduk di Indonesia di antaranya diselenggarakan melalui program Keluarga Berencana (KB). Program KB mulai digalakkan pada tahun 1970-an.
Tingkat kelahiran yang pada tahun 1970-an mencapai 5,6, pada tahun 2013 turun menjadi 2,6. Tujuan dari program KB tidak hanya sekadar mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, tetapi juga memperbaiki kesejahteraan ibu, anak dan keluarga,
Selain melalui program KB, pemerintah juga berupaya mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dengan meningkatkan pendidikan. Pendidikan diyakini akan mengubah cara pandang tentang jumlah anak dan melakukan perencanaan keluarga yang baik. Pendidikan juga dapat menunda usia pernikahan sehingga mengurangi kemungkinan untuk memiliki banyak anak.
Laju pertumbuhan penduduk juga dikendalikan melalui pemberdayaan generasi muda. Generasi muda yang terdidik dan bekerja akan mengurangi kemungkinan memiliki anak dalam jumlah banyak. Mereka akan berpikir rasional dalam menentukan jumlah anak sehingga perannya dalam masyarakat tidak terkendala oleh banyaknya anak.
Upaya lainnya yang dapat mengendalikan laju pertumbuhan penduduk adalah dengan meningkatkan peran pemuda dalam berbagai aktivitas seperti olahraga, seni, dan budaya. Berbagai aktivitas tersebut akan menunda usia menikah karena kesibukan mereka.
Sumber : buku k13 Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IX