Merancang Tugas Belajar Gerak
Tugas belajar gerak adalah pengalaman-pengalaman gerak khusus yang dirancang untuk membangun belajar siswa. Tugas belajar gerak adalah kegiatan siswa yang terkait dengan isi atau tujuan gerak itu sendiri. Tugas belajar gerak memiliki dimensi isi, suatu orientasi tujuan dan dimensi keorganisasian yang memerlukan fokus, seperti:
1. Isi tugas gerak, yaitu isi gerak ketika siswa diminta melakukan tugas gerak itu.
2. Orientasi tujuan tugas gerak mendiskripsikan kualitatif, atau tujuan, aspek dari pengalaman gerak.
3. Pengorganisasian tugas gerak dipusatkan ke dalam pengaturan waktu, ruang, siswa, dan peralatan, kesemua ini dirancang untuk menumbuhkan belajar gerak siswa.
Dimensi isi tugas gerak berkaitan dengan Learning to move dan Moving to Learn atau belajar ke dalam gerak dan gerak ke dalam belajar. Karena belajar siswa yang senantiasa menjadi tujuan sebagai akibat dari siswa belajar gerak, maka sebaiknya perlu menghindari tujuan-tujuan yang mengharapkan siswa terampil dan menguasai keterampilan gerak dasar atau teknik dasar suatu cabang olahraga.
Penting untuk senantiasa guru sadar akan tujuan pengajaran tugas gerak yang diberikan kepada siswa. Pengalaman-pengalaman belajar gerak siswa selalu dalam pengawasan dan pengendalian
Catatan penting:
Guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan perlu mempertimbangkan dan mengoordinasikan fasilitas, alat/media pembelajaran, kapabilitas gerak siswa, ruang yang dimiliki dan waktu yang tersedia untuk mengembangkan kompetensi utuh siswa guru dalam meraih tujuan yang telah dirumuskan. Guru tidak cukup hanya menjelaskan tugas belajar gerak kepada siswa. Tetapi, perlu ditindaklanjuti dengan pengamatan atau observasi terhadap perilaku siswa, perasaan siswa, dan pemikiran siswa ketika melakukan tugas belajar gerak.
Guru harus mampu mencipta bagaimana siswa melakukan tugas belajar gerak, melakukan urutan atau tahapan belajar gerak, dan menunjukkan kejelasan belajar gerak.
Dimensi Pengaturan Pengorganisasian Tugas Belajar Gerak
Guru mengajar perlu mempertimbangkan beberapa keputusan seperti:
1. Apakah perlu siswa belajar dalam kelompok atau individual?
2. Di mana siswa akan belajar tugas gerak?
3. Peralatan apa yang diperlukan agar membangun siswa belajar?
4. Berapa lama siswa harus belajar tugas gerak?
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, seorang guru tidak terlepas dari yang namanya gerak dan tubuh. Gerak yang diberikan oleh seorang guru harus bisa bermakna dalam hidup seorang siswa sehingga seorang guru harus bisa merancang tugas gerak dengan baik. Selain merancang tugas gerak guru juga harus bisa memperhatikan aspek yang lainya yaitu lingkungan belajar. Guru harus selalu merancang dan mencipta lingkungan pengajaran. Guru mengatur dan mengelola siswa, waktu, ruang, dan peralatan untuk meraih tujuan tertentu. Guru harus mampu mengelola lingkungan sehingga membangun belajar siswa.
a. Pengaturan Siswa
Pengaturan siswa dalam pengajaran pendidikan jasmani dilakukan untuk mengelompokkan siswa ke dalam jumlah tertentu. Jumlah anggota dalam kelompok dapat ditentukan menjadi:
1. Individual
2. Pasangan
3. Kelompok kecil (3 – 6 orang siswa)
4. Kelompok besar (7 atau lebih orang siswa)
5. Keseluruhan anggota kelas
Penetapan ukuran kelompok dapat didasarkan pada jenis aktivitas jasmani apa yang akan dibelajarkan atau berapa orang sebaiknya siswa terlibat dalam satu kegiatan aktivitas jasmani. Pengaturan siswa dalam kelompok dapat didasarkan pada:
1. Jenis kelamin
2. Minat
3. Huruf awal nama siswa
4. Berhitung
b. Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu berkaitan dengan seberapa lama siswa akan melakukan tugas belajar gerak. Waktu pulalah yang akan menentukan seberapa produktif lingkungan pengajaran. Waktu pun perlu diperhatikan karena akan menjadi:
1. Waktu yang tersedia
2. Waktu yang dialokasikan
3. Waktu aktif belajar
Selain itu, perlu pula diperhatikan jeda respons tugas belajar gerak, yaitu jeda waktu saat guru memberikan tugas gerak dengan waktu siswa memulai gerak dan akhir tugas gerak yang dimiliki siswa.
c. Pengaturan Ruang
Penting pula guru menata ruang yang akan digunakan siswa untuk melaksanakan tugas belajar gerak. Penataan ruang dilakukan dalam upaya:
1. Batas-batas mana dari wilayah yang digunakan dalam pengajaran?
2. Bagaimana wilayah tugas belajar gerak dimanfaatkan siswa?
3. Bagaimana pengorganisasian siswa dalam satu ruang yang akan digunakan?
Guru perlu menetapkan wilayah mana dari suatu tugas belajar gerak yang digunakan siswa. Pembagian wilayah mungkin sangat tepat dilakukan bilamana siswa dalam jumlah besar. Selain itu, penting pula mengorganisasi siswa ke dalam ruang yang dimiliki, misalnya disusun secara 1) berpasangan; 2) berbaris; 3) melingkar; 4) berhadapan dalam kelompok; 5) berbanjar.
d. Pengaturan Peralatan
Pengaturan peralatan sangat penting untuk diperhatikan, meski sering kali guru perlu menyediakan alat-alat atau media pengajarannya. Jumlah peralatan yang tersedia jangan sampai membatasi kesempatan siswa untuk memanfaatkan ruang dan waktu.
Sumber : buku Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kelas IX
Tugas belajar gerak adalah pengalaman-pengalaman gerak khusus yang dirancang untuk membangun belajar siswa. Tugas belajar gerak adalah kegiatan siswa yang terkait dengan isi atau tujuan gerak itu sendiri. Tugas belajar gerak memiliki dimensi isi, suatu orientasi tujuan dan dimensi keorganisasian yang memerlukan fokus, seperti:
1. Isi tugas gerak, yaitu isi gerak ketika siswa diminta melakukan tugas gerak itu.
2. Orientasi tujuan tugas gerak mendiskripsikan kualitatif, atau tujuan, aspek dari pengalaman gerak.
3. Pengorganisasian tugas gerak dipusatkan ke dalam pengaturan waktu, ruang, siswa, dan peralatan, kesemua ini dirancang untuk menumbuhkan belajar gerak siswa.
Dimensi isi tugas gerak berkaitan dengan Learning to move dan Moving to Learn atau belajar ke dalam gerak dan gerak ke dalam belajar. Karena belajar siswa yang senantiasa menjadi tujuan sebagai akibat dari siswa belajar gerak, maka sebaiknya perlu menghindari tujuan-tujuan yang mengharapkan siswa terampil dan menguasai keterampilan gerak dasar atau teknik dasar suatu cabang olahraga.
Penting untuk senantiasa guru sadar akan tujuan pengajaran tugas gerak yang diberikan kepada siswa. Pengalaman-pengalaman belajar gerak siswa selalu dalam pengawasan dan pengendalian
Catatan penting:
Guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan perlu mempertimbangkan dan mengoordinasikan fasilitas, alat/media pembelajaran, kapabilitas gerak siswa, ruang yang dimiliki dan waktu yang tersedia untuk mengembangkan kompetensi utuh siswa guru dalam meraih tujuan yang telah dirumuskan. Guru tidak cukup hanya menjelaskan tugas belajar gerak kepada siswa. Tetapi, perlu ditindaklanjuti dengan pengamatan atau observasi terhadap perilaku siswa, perasaan siswa, dan pemikiran siswa ketika melakukan tugas belajar gerak.
Guru harus mampu mencipta bagaimana siswa melakukan tugas belajar gerak, melakukan urutan atau tahapan belajar gerak, dan menunjukkan kejelasan belajar gerak.
Dimensi Pengaturan Pengorganisasian Tugas Belajar Gerak
Guru mengajar perlu mempertimbangkan beberapa keputusan seperti:
1. Apakah perlu siswa belajar dalam kelompok atau individual?
2. Di mana siswa akan belajar tugas gerak?
3. Peralatan apa yang diperlukan agar membangun siswa belajar?
4. Berapa lama siswa harus belajar tugas gerak?
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, seorang guru tidak terlepas dari yang namanya gerak dan tubuh. Gerak yang diberikan oleh seorang guru harus bisa bermakna dalam hidup seorang siswa sehingga seorang guru harus bisa merancang tugas gerak dengan baik. Selain merancang tugas gerak guru juga harus bisa memperhatikan aspek yang lainya yaitu lingkungan belajar. Guru harus selalu merancang dan mencipta lingkungan pengajaran. Guru mengatur dan mengelola siswa, waktu, ruang, dan peralatan untuk meraih tujuan tertentu. Guru harus mampu mengelola lingkungan sehingga membangun belajar siswa.
a. Pengaturan Siswa
Pengaturan siswa dalam pengajaran pendidikan jasmani dilakukan untuk mengelompokkan siswa ke dalam jumlah tertentu. Jumlah anggota dalam kelompok dapat ditentukan menjadi:
1. Individual
2. Pasangan
3. Kelompok kecil (3 – 6 orang siswa)
4. Kelompok besar (7 atau lebih orang siswa)
5. Keseluruhan anggota kelas
Penetapan ukuran kelompok dapat didasarkan pada jenis aktivitas jasmani apa yang akan dibelajarkan atau berapa orang sebaiknya siswa terlibat dalam satu kegiatan aktivitas jasmani. Pengaturan siswa dalam kelompok dapat didasarkan pada:
1. Jenis kelamin
2. Minat
3. Huruf awal nama siswa
4. Berhitung
b. Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu berkaitan dengan seberapa lama siswa akan melakukan tugas belajar gerak. Waktu pulalah yang akan menentukan seberapa produktif lingkungan pengajaran. Waktu pun perlu diperhatikan karena akan menjadi:
1. Waktu yang tersedia
2. Waktu yang dialokasikan
3. Waktu aktif belajar
Selain itu, perlu pula diperhatikan jeda respons tugas belajar gerak, yaitu jeda waktu saat guru memberikan tugas gerak dengan waktu siswa memulai gerak dan akhir tugas gerak yang dimiliki siswa.
c. Pengaturan Ruang
Penting pula guru menata ruang yang akan digunakan siswa untuk melaksanakan tugas belajar gerak. Penataan ruang dilakukan dalam upaya:
1. Batas-batas mana dari wilayah yang digunakan dalam pengajaran?
2. Bagaimana wilayah tugas belajar gerak dimanfaatkan siswa?
3. Bagaimana pengorganisasian siswa dalam satu ruang yang akan digunakan?
Guru perlu menetapkan wilayah mana dari suatu tugas belajar gerak yang digunakan siswa. Pembagian wilayah mungkin sangat tepat dilakukan bilamana siswa dalam jumlah besar. Selain itu, penting pula mengorganisasi siswa ke dalam ruang yang dimiliki, misalnya disusun secara 1) berpasangan; 2) berbaris; 3) melingkar; 4) berhadapan dalam kelompok; 5) berbanjar.
d. Pengaturan Peralatan
Pengaturan peralatan sangat penting untuk diperhatikan, meski sering kali guru perlu menyediakan alat-alat atau media pengajarannya. Jumlah peralatan yang tersedia jangan sampai membatasi kesempatan siswa untuk memanfaatkan ruang dan waktu.
Sumber : buku Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kelas IX