beberapa contoh pantun-pantun


 (a) Kalau pedada tidak berdaun,
tandanya ulat memakan akar.
Kalau tak ada tukang pantun,
duduk musyawarah terasa hambar.

 (b) Tikar pucuk tikar mengkuang,
alas nikah raja Melayu.
Ikan busuk jangan dibuang,
buat perencah di saur kayu.

 (c) Telah masak buah mengkudu,
masak pula buah kepayang.
Hati risau bercampur rindu,
siang malam mabuk kepayang.

 (d) Asam kandis asam gelugur,
ketiga asam si riang-riang.
Menangis mayat di dalam kubur,
teringat badan tidak sembahyang.

 (e) Orang berkain menutup aurat,
sesuai dengan Quran dan hadis.
Orang Muslim hidup beradat,
perangai sopan muka pun manis.

Tikar pucuk tikar mengkuang,
alas nikah raja Melayu.
Ikan busuk jangan dibuang,
Buat perencah di saur kayu.

Jika hendak pergi meramu
Carilah kayu berbuah lebat
jika hendak menuntut ilmu
carilah ilmu yang bermanfaat

mencabut tebu tidaklah mudah
banyak sekali duri lalangnya
menuntut ilmu tidaklah mudah
banyak sekali aral halangannaya

bagaimana kidung takkan kembang
hendak ke hilir ditahan kera
bagaimana hidung takkan kembang
awak pandir dijadikan ketua

yang besar si jalar-jalar
yang kecil sigama-gama
yang besar disebut gelar
yang kecil disebut nama

Sumber :  Buku Bahasa Indonesia k13 kelas xi