Apa guna orang bertenun, } sampiran baris 1
untuk membuat pakaian adat. } sampiran baris 2
Apa guna orang berpantun, } isi baris 1
untuk memberi petuah amanat. } isi baris 2
pantun ialah sejenis puisi pada umumnya, yang terdiri atas empat baris dalam satu rangkap; empat perkataan sebaris; rima akhir a-b-a-b, dengan sedikit variasi dan kekecualian. Tiap rangkap pantun terdiri atas dua unit, yaitu pembayang (sampiran) dan maksud (isi). Setiap rangkap melengkapi satu ide.
Sudah gaharu cendana pula, } sampiran
sudah tahu bertanya pula. } isi
Kura-kura dalam perahu, } sampiran
pura-pura tidak tahu. } isi
Pantun tersebut merupakan pantun yang terdiri atas dua larik atau baris dan bersajak a-a. Pantun itu dikenal dengan sebutan karmina atau pantun kilat. Larik pertama pada pantun itu merupakan sampiran dan larik keduanya merupakan isi. Tugas kalian adalah mencari dua buah teks pantun karmina dari sumber lain.
Kalian juga akan menemukan pantun yang jumlah barisnya lebih dari empat, bisa enam, delapan, sepuluh, dua belas, dan seterusnya, asalkan jumlah barisnya harus genap. Dengan demikian, rima akhir pada talibun akan berbentuk a-b-c-a-b-c, a-b-c-d-a-b-c-d, dan seterusnya. Pantun seperti itu disebut talibun.
Contoh teks talibun adalah sebagai berikut.
a) Talibun dengan Enam Larik
Bukan hamba takutkan mandi, } sampiran baris 1
takut hamba berbasah-basah, } sampiran baris 2
mandi di lubuk Pariangan. } sampiran baris 3
Bukan hamba takutkan mati, } isi baris 1
takut hamba kan patah-patah, } isi baris 2
di dalam bertunangan. } isi baris 3
b) Talibun dengan Delapan Larik
Lain pesisir dan Bukittinggi, } sampiran baris 1
tidak di darat hanya di rantau. } sampiran baris 2
Palembayan sama di dalam, } sampiran baris 3
Sungai Beringin Tujuh Lurah. } sampiran baris 4
Marilah berjalan sekarang ini, } isi baris 1
kita pertaruhkan si langau hijau. } isi baris 2
Beramanat di embun malam, } isi baris 3
senanglah hati Lompong Bertuah. } isi baris 4
Talibun merupakan jenis puisi bebas yang di dalamnya terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian. Isi pantun jenis ini berdasarkan sebuah perkara yang diceritakan secara terperinci dengan memanfaatkanpengulangan kata pada baris berikutnya untuk memberikan penekanan.
Bentuk pantun lainnya yang perlu kalian ketahui adalah pantun berkait.
Pantun berkait ini merupakan pantun yang terdiri atas beberapa bait yang sambung-menyambung. Larik kedua dan keempat pada setiap baitnya menjadi larik pertama dan ketiga bait berikutnya. Jadi, struktur pantun berkait sangat kompleks dan unik. Coba kalian perhatikan contoh berikut.
Manggistan namanya kayu,
daunnya luruh menelentang.
Mahkota Raja Melayu,
turun dari bukit Seguntang.
Daunnya luruh menelentang,
daun puan diraut-raut.
Turun dari bukit Seguntang,
keluar dari dalam laut.
Pulau Pandan jauh ke tengah,
Gunung Daik bercabang tiga.
Hancur badan dikandung tanah,
budi yang baik dikenang juga.
Gunung Daik bercabang tiga,
tampak jauh dari seberang.
Budi yang baik dikenang juga,
khidmat bakti disanjung orang.
Coba kalian cermati larik kedua sampiran bait pertama akan menjadi larik pertama sampiran bait kedua, larik keempat bagian isi bait pertama akan menjadi larik ketiga isi bait kedua. Demikian selanjutnya struktur yang sama berlaku pada bait ketiga dan keempat. Itulah sebabnya dikatakan bahwa struktur pantun berkait lebih kompleks dan unik.
Bait I dan bait II merupakan satu kesatuan stanza (kumpulan larik sajak yang menjadi satuan struktur sajak) yang utuh dengan mengusung satu ide. Begitu pula halnya dengan bait III dan bait IV. Jadi, setiap satu pantun berkait itu setidaknya terdiri atas dua bait yang berisi delapan baris. Lalu, menurut kalian, ada berapa sesungguhnya jumlah isi pada satu pantun berkait tersebut? Coba sebutkan masing-masing isinya!
Dari berbagai uraian pengembangan struktur dasar teks pantun dalam beberapa jenis pantun yang berbeda, seperti karmina, talibun, dan pantun berkait, dapat diambil kesimpulan bahwa separuh pertama dari jumlah baris yang ada pada setiap pantun merupakan sampiran, dan separuh lainnya adalah isi. Yang menjadi catatan bahwa setiap pantun pasti memiliki jumlah baris yang genap, sebab setiap sampiran selalu mempunyai pasangan isi.
Sumber : Buku Bahasa Indonesia k13 kelas xi
untuk membuat pakaian adat. } sampiran baris 2
Apa guna orang berpantun, } isi baris 1
untuk memberi petuah amanat. } isi baris 2
pantun ialah sejenis puisi pada umumnya, yang terdiri atas empat baris dalam satu rangkap; empat perkataan sebaris; rima akhir a-b-a-b, dengan sedikit variasi dan kekecualian. Tiap rangkap pantun terdiri atas dua unit, yaitu pembayang (sampiran) dan maksud (isi). Setiap rangkap melengkapi satu ide.
Sudah gaharu cendana pula, } sampiran
sudah tahu bertanya pula. } isi
Kura-kura dalam perahu, } sampiran
pura-pura tidak tahu. } isi
Pantun tersebut merupakan pantun yang terdiri atas dua larik atau baris dan bersajak a-a. Pantun itu dikenal dengan sebutan karmina atau pantun kilat. Larik pertama pada pantun itu merupakan sampiran dan larik keduanya merupakan isi. Tugas kalian adalah mencari dua buah teks pantun karmina dari sumber lain.
Kalian juga akan menemukan pantun yang jumlah barisnya lebih dari empat, bisa enam, delapan, sepuluh, dua belas, dan seterusnya, asalkan jumlah barisnya harus genap. Dengan demikian, rima akhir pada talibun akan berbentuk a-b-c-a-b-c, a-b-c-d-a-b-c-d, dan seterusnya. Pantun seperti itu disebut talibun.
Contoh teks talibun adalah sebagai berikut.
a) Talibun dengan Enam Larik
Bukan hamba takutkan mandi, } sampiran baris 1
takut hamba berbasah-basah, } sampiran baris 2
mandi di lubuk Pariangan. } sampiran baris 3
Bukan hamba takutkan mati, } isi baris 1
takut hamba kan patah-patah, } isi baris 2
di dalam bertunangan. } isi baris 3
b) Talibun dengan Delapan Larik
Lain pesisir dan Bukittinggi, } sampiran baris 1
tidak di darat hanya di rantau. } sampiran baris 2
Palembayan sama di dalam, } sampiran baris 3
Sungai Beringin Tujuh Lurah. } sampiran baris 4
Marilah berjalan sekarang ini, } isi baris 1
kita pertaruhkan si langau hijau. } isi baris 2
Beramanat di embun malam, } isi baris 3
senanglah hati Lompong Bertuah. } isi baris 4
Talibun merupakan jenis puisi bebas yang di dalamnya terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian. Isi pantun jenis ini berdasarkan sebuah perkara yang diceritakan secara terperinci dengan memanfaatkanpengulangan kata pada baris berikutnya untuk memberikan penekanan.
Bentuk pantun lainnya yang perlu kalian ketahui adalah pantun berkait.
Pantun berkait ini merupakan pantun yang terdiri atas beberapa bait yang sambung-menyambung. Larik kedua dan keempat pada setiap baitnya menjadi larik pertama dan ketiga bait berikutnya. Jadi, struktur pantun berkait sangat kompleks dan unik. Coba kalian perhatikan contoh berikut.
Manggistan namanya kayu,
daunnya luruh menelentang.
Mahkota Raja Melayu,
turun dari bukit Seguntang.
Daunnya luruh menelentang,
daun puan diraut-raut.
Turun dari bukit Seguntang,
keluar dari dalam laut.
Pulau Pandan jauh ke tengah,
Gunung Daik bercabang tiga.
Hancur badan dikandung tanah,
budi yang baik dikenang juga.
Gunung Daik bercabang tiga,
tampak jauh dari seberang.
Budi yang baik dikenang juga,
khidmat bakti disanjung orang.
Coba kalian cermati larik kedua sampiran bait pertama akan menjadi larik pertama sampiran bait kedua, larik keempat bagian isi bait pertama akan menjadi larik ketiga isi bait kedua. Demikian selanjutnya struktur yang sama berlaku pada bait ketiga dan keempat. Itulah sebabnya dikatakan bahwa struktur pantun berkait lebih kompleks dan unik.
Bait I dan bait II merupakan satu kesatuan stanza (kumpulan larik sajak yang menjadi satuan struktur sajak) yang utuh dengan mengusung satu ide. Begitu pula halnya dengan bait III dan bait IV. Jadi, setiap satu pantun berkait itu setidaknya terdiri atas dua bait yang berisi delapan baris. Lalu, menurut kalian, ada berapa sesungguhnya jumlah isi pada satu pantun berkait tersebut? Coba sebutkan masing-masing isinya!
Dari berbagai uraian pengembangan struktur dasar teks pantun dalam beberapa jenis pantun yang berbeda, seperti karmina, talibun, dan pantun berkait, dapat diambil kesimpulan bahwa separuh pertama dari jumlah baris yang ada pada setiap pantun merupakan sampiran, dan separuh lainnya adalah isi. Yang menjadi catatan bahwa setiap pantun pasti memiliki jumlah baris yang genap, sebab setiap sampiran selalu mempunyai pasangan isi.
Sumber : Buku Bahasa Indonesia k13 kelas xi