APE merupakan singkatan dari
Alat Permainan Edukatif. Mengapa
“permainan”? Karena pada dasarnya anak memang berada dalam masa bermain. Maka
yang dibutuhkan bukanlah alat pembelajaran atau alat peraga, melainkan alat
permainan untuk mendukung kegiatan bermainnya. Namun APE biasa disebut sebagai Media Pembelajaran
ataupun Alat Peraga. Apakah ada perbedaan diantara istilah tersebut? Dan apa
pula yang disebut sebagai Sumber Belajar?
è Media Pembelajaran
Pada hakikatnya kegiatan belajar-mengajar adalah suatu
proses komunikasi (penyampaian pesan). Proses komunikasi harus diciptakan atau
diwujudkan melalui kegiatan penyampaian tukar-menukar pesan atau informasi oleh
setiap guru dan peserta didik. Menurut Ahmad Rohani (1997: 1) yang dimaksud
pesan atau informasi dapat berupa pengetahuan, keahlian, ide, pengalaman, dan
sebagainya. Sedangkan menurut Mudhoffir (1986:1-2) ada tambahan mengenai hal
tersebut, yaitu bahwa pesan atau informasi tersebut disampaikan dalam bentuk
ide, fakta, arti dan data. Pesan atau informasi yang dimaksud termasuk dalam
salah satu sumber belajar yang membantu memecahkan masalah belajar. Jadi, dapat
dikatakan bahwa penyampaian pesan atau proses komunikasi yang dilaksanakan
sebagaimana mestinya dapat membantu memecahkan masalah belajar.
Guru yang mengharapkan proses dan hasil pembelajaran
supaya efektif, efisien, dan berkualitas, semestinya memperhatikan faktor media
instruksional yang keberadaannya memiliki peranan sangat penting. Media
instruksional merupakan integral-part (bagian menyeluruh) dari proses
komunikasi instruksional (belajar-mengajar) dan bertumpu pada tujuan pendidikan.
Agar media instruksional yang digunakan dapat dimanfaatkan hingga mencapai
tujuan yang ingin dicapai, maka perlu diketahui pengertian media instruksional.
Pengertian media instruksional adalah “sarana komunikasi
yang digunakan dalam proses belajar-mengajar untuk mencapai tujuan
instruksional yang efektif dan efisien melalui perangkat keras maupun lunak”
(Ahmad Rohani, 1997: 4). Pengertian tersebut merupakan kesimpulan beberapa
pengertian yang bila dijabarkan adalah sebagai berikut:
1.
Segala
jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar
mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
instruksional. Mencakup media grafis, media yang menggunakan alat penampil,
peta, model, globe, dan sebagainya.
2.
Peralatan
fisik untuk menyampaikan isi instruksional, termasuk buku, film, video, tipe,
sajian slide, guru dan perilaku non verbal. Dengan kata lain media
instruksional mencakup perangkat lunak (software) dan/atau perangkat
keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar/alat Bantu belajar.
3.
Media yang
digunakan dan diintegrasikan dengan tujuan dan isi instruksional yang biasanya
sudah dituangkan dalam Garis Besar Pedoman Pembelajaran (GBPP) dan dimaksudkan
untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.
4.
Sarana
pendidikan yang digunakan sebagai perantara, dengan menggunakan alat penampil
dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan instruksional, meliputi kaset, audio, slide, film-strip, OHP,
film, radio, televisi, dan sebagainya.
Sedangkan menurut Sudjana dan Rivai (1991: 1), media
instruksional merupakan alat bantu mengajar yang termasuk dalam komponen
metodologi penyampaian pesan untuk mencapai tujuan instruksional. Dengan
melihat kedua pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa media instruksional
merupakan media yang dipergunakan dalam proses instruksional
(belajar-mengajar), untuk mempermudah pencapaian tujuan instruksional yang
lebih efektif dan memiliki sifat yang mendidik. Hingga menurut Sudjana dan Rivai,
klasifikasi media instruksional meliputi media grafis, media fotografi, media
proyeksi, media audio dan media tiga dimensi (1991: 27-207).
Bila dihubungkan dengan anak usia dini, media
pembelajaran dikenal sebagai Alat Permainan Edukatif atau sering disingkat APE.
Menurut Sudono (2000), alat permainan adalah semua alat bermain yang digunakan
anak untuk memenuhi naluri bermainnya dan memiliki berbagai macam sifat seperti
bongkar pasang, mengelompokkan, memadukan, mencari padanannya, merangkai,
membentuk, mengetok, menyempurnakan suatu desain, atau menyusun sesuai bentuk
utuhnya. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa APE merupakan alat
permainan yang mempunyai nilai-nilai edukatif, yaitu dapat mengembangkan segala
aspek dan kecerdasan yang ada pada diri anak.
Alat permainan yang dapat mengembangkan segal aspek dan
kecerdasan yang ada pada anak dapat diintegrasikan dengan kegiatan pembelajaran
yang sesuai, di antaranya:
1.
Active learning, yaitu pembelajaran yang menuntut keaktivan anak
sehingga semua aspek yang ada pada diri anak dapat berkembang, baik aspek
pengembangan pembiasaan maupun kemampuan dasar.
2.
Attractive learning, yaitu pembelajaran yang menarik sehingga
semua aspek yang ada pada anak dapat berkembang, baik aspek pengembangan pembiasaan
maupun kemampuan dasar.
3.
Joyful learning, yaitu pembelajaran yang menyenangkan sehingga
semua aspek anak dapat berkembang, baik aspek pengembangan pembiasaan maupun
kemampuan dasar.
4. Multiple Intelligences
Approach, yaitu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kecerdasan
jamak/majemuk sehingga semua kecerdasan yang dimiliki anak dapat berkembang.
Sejalan dengan istilah media pembelajaran, ada istilah alat peraga.
Adakah perbedannya? Perbedaannya dapat dilihat pada bagan berikut:
è Sumber Belajar
Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran
dan hasil pembelajaran, kita tidak boleh melupakan satu hal yang sudah pasti
kebenarannya yaitu bahwa peserta didik atau siswa harus banyak berinteraksi
dengan sumber belajar. Tanpa sumber belajar yang memadai sulit diwujudkan
proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil belajar yang
optimal. Namun, apa sebenarnya sumber belajar itu? Perlu diketahui definisi
sumber belajar yang jelas.
AECT (1977) mengartikan sumber belajar sebagai semua
sumber (data, manusia, dan barang) yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai
suatu sumber tersendiri atau dalam kombinasi untuk memperlancar belajar dan
meliputi pesan, orang, material, alat, teknik, dan lingkungan. Sumber belajar
bahkan berubah menjadi komponen sistem instruksional apabila sumber belajar itu
diatur sebelumnya (prestructured), didesain dan dipilih lalu
dikombinasikan menjadi suatu sistem instruksional yang lengkap sehingga
mengakibatkan belajar yang bertujuan dan terkontrol.
Sumber belajar memiliki 6 bentuk atau terbagi menjadi 6
golongan. Menurut Wiryokusumo & Mustaji (1989), pengertian dan contoh
tiap-tiap bentuk sumber belajar tersebut dijabarkan dalam table berikut:
Sumber Belajar
|
Pengertian
|
Contoh
|
Pesan
|
Pelajaran/informasi
yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data.
|
Semua bidang
studi atau mata pelajaran (untuk pendidikan anak usia dini adalah semua
kegiatan yang dapat mengembangkan semua aspek dan kecerdasan anak).
|
Orang/Manusia
|
Manusia yang
bertindak sebagai penyimpan, pengolah dan penyaji pesan. Tidak termasuk
mereka yang menjalankan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar.
|
Guru Pembina,
guru pembiming, tutor, pamong, murid, pemain, pembicara, tidak termasuk tim
kurikulum, peneliti, produser, teknisi dan lain-lain yang tidak langsung
berinteraksi dengan siswa.
|
Bahan/Material
|
Sesuatu (biasa
disebut media atau software) yang mengandung pesan untuk disajikan,
melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya.
|
Transparansi,
slide, film, film strip, audio tape, video, tape, modul, majalah, bahan
pengajaran terprogram, dan lain-lain.
|
Alat/Peralatan
|
Sesuatu (biasa
pula disebut hardware atau perangkat keras) yang digunakan untuk
menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan.
|
Proyektor, slide, film strip, film, OHP, LCD, video tape atau
kaset recorder, pesawat televise, dan lain-lain.
|
Teknik
|
Prosedur rutin
atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, alat, orang, dan
lingkungan untuk menyampaikan pesan.
|
Pengajaran terprogram belajar mandiri, mastery learning, discovery
learning, simulasi, BCCT, kuliah, ceramah, Tanya jawab, active learning,
joyful learning, attractive learning, multiple intelligences approach,
dan lain-lain.
|
Lingkungan
|
Situasi sekitar di mana pesan diterima.
|
Lingkungan pikir, gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan
lain-lain.
|
Tiap-tiap bentuk sumber belajar tersebut harus
berinteraksi dengan siswa bila menginginkan kualitas dan hasil belajar yang
optimal. Karena unsur sumber-sumber belajar itu merupakan komponen usaha yang
dapat mendukung proses belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang
optimal, maka perlu kiranya ada organisasi pengelolaannya. Dan mengingat
kenyatan yang ada bahwa keterbatasan dana dan tenaga yang mendukung
sumber-sumber belajar itu juga dipandang perlu adaya suatu strategi pengelolaan
yang efektif dan efisien. Mampukah kita sebagai praktisi pendidikan
mewujudkannya?
MEMBUAT DAN MENGGUNAKAN
ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) UNTUK PENGEMBANGAN SAINS ANAK USIA DINI
Oleh: Nelva Rolina[1]