Asbabun Nuzul Al Qur'an

Kata Asbabun Nuzul terdiri atas kata asbab dan an-nuzul. Asbab adalah kata jamak (plural) dari kata mufrad (tunggal), sebab yang secara etimologis berarti sebab, alas an, illat (dasar logis), perantaraan, wasilah, pendorong (motivasi), tali kehidupan, persahabatan, hubungan kekeluargaan, kerabat, asal, sumber dan jalan.
Yang dimaksud dengan Nuzul disini adalah penurunan Al-Quran dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui parantaraan malaikat Jibril as. Karena itu, istilah lengkap asalnya ialah Asbabu Nuzulil-Quran yang berarti sebab-sebab turun Al-Quran. Namun demikian, dalam istilah teknis keilmuan lazim dikenal dengan sebutan asbab sebabun-nuzul saja, tanpa menyertakan kata Al-Quran karena sudah dikenal luas pengertian dan maksudnya.
Mengacu kepada kedua definisi sebab nuzul di atas, disamping memperhatikan pengertian harfiah dari kata-kata sebab nuzul itu sendiri, dapatlah diformulasikan bahwa sebab nuzul ialah sesuatu yang karena sesuatu itu menyebabkan sebagian atau beberapa ayat Al-Quran diturunkan. Yang di maksud dengan sesuatu itu sendiri adakalanya berbentuk pertanyaan dan kejadian, tetapi bisa juga berwujud alasan logis (illat) dan hal-hal lain yang relevan serta mendorong turunnya satu atau beberapa ayat Al-Quran.
Dilihat dari sudut pandang sebab-sebab ayat Al-Quran diturunkan  (asbabun-nuzul), ayat-ayat Al-Quran dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yakni: kelompok ayat-ayat yang dapat dikenali sebab nuzulnya, dan kelompok ayat-ayat Al-Quran yang tidak diketahui sebab nuzulnya. Atau dalam ungkapan al-Buthi, ada kelompok ayat yang penurunannya dipertautkan dengan sejumlah sebab dan kejadian yang melatar-belakanginya, dan ini jumlahnya relatif lebih banyak. Sedangkan sebagian ayat yang lain, turun tanpa ada sebab nuzul yang mendahului. Ayat-ayat yang turun tanpa sebab yang mendahului ini pada umumnya ialah ayat-ayat yang bertalian dengan kisah umat manusia masa lalu serta sifat-sifat surga dan neraka.
Urgensi dari kedudukan atau fungsi ilmu sebab nuzul dapat dilihat antara lain dari komentar para pakar ilmu-ilumu Al-Quran tentang peranan asbabun-nuzul. Diantaranya Ibn Daqiq al-Id yang menyatakan:
Mengurai sebabun-nuzul Al-Quran adalah merupakan (salah satu) cara yang kuat (penting) dalam memahami makna Al-Quran.
Kata Ibn Taimiyyah (661 – 728)
Mengenali sebab nuzul menolong (membantu) seseorang untuk memahami ayat Al-Quran, karena pengetahuan terhadap musabbab (yang dikenai sebab).
Berkata Al-Wahidi:
Tidaklah mungki seseorang (bisa) mengenali penafsiran ayat Al-Quran tanpa berpegang teguh dengan kisah-kisahnya dan tanpa menerangkan sebab turunnya.
Syekh Abu Fath al-Qusyairi, juga mengatakan:
Penjelasan tentang sebab nuzul adalah merupakan metode yang sangat kuat dalam memahami makna-makna kitab Allah yang Maha Agung.
Pernyataan senada dengan ulama-ulama klasik di atas, dikemukakan pula oleh beberapa orang ulama kontemporer. Diantaranya Ahmad Amin, yang menyimpulkan: “Pengetahuan tentang sebab nuzul merupakan salah satu pertolongan besar dalam memahami maksud suatu ayat; dan ketidak-tahuan seseorang terhadap sebab nuzul niscaya akan menjerumuskannya ke dalam kesalahan”.
Memperhatikan berbagai pandangan ulama tentang eksisitensi dan fungsi asbabun-nuzul dalam menafsirkan al-Quran, dengan segala pendapat dan komentar masing-masing dapat disimpulkan bahwa betapa urgen keberadaan dan kedudukan/fungsi ilmu asbabun-nuzul sebagai bagian tak terpisahkan dari ilmu-ilmu al-Quran pada umumnya dan dalam menafsirkan al-Quran pada khususnya.