Modivikasi tari

Hawkins (2003) berpendapat tentang pengalaman kreativitas, adalah pengalaman pribadi yang merupakan modal dasar dalam menggarap sebuah karya tari. Berbekal pengalaman dari menonton pertunjukan yang menggunakan berbagai macam lambang, adalah informasi berharga sebagai alat untuk berekspresi. Ekspesi dapat diungkapkan melalui sebuah tarian yang dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. Ekspresi dituangkan melalui hasil pengalaman dalam melihat, merasakan, menghayalkan, yang selanjutnya dimodifikasi.

Dari pernyataan-pernyataan di atas, sudah jelas bukan, bahwa ada beberapa langkah yang harus dilalui untuk latihan kreativitas, yaitu mengamati lalu melakukan pengembangan. Masalahnya, apa yang harus dikembangkan? Oleh karena unsur utama dalam tari adalah gerak, maka yang dikembangkan adalah geraknya sendiri. Siswa bisa mengembangkan gerak tari dengan mengubah arah hadap (kanan-kiri-depan-belakang-serong), mengubah ruang (luas, sempit, sedang) serta mengubah tenaga (kuat, lemah, sedang).

Melalui informasi dari berbagai media serta melihat tari-tarian dan mendengarkan iringan tari dari berbagai daerah di Indonesia, akan melatih pancaindera siswa untuk lebih peka dalam merasakan, menghayati, dan menghargai karya seni. Lebih lanjut adalah siswa menjadi lebih peka dalam memodifikasi tari, atau mengubah suatu tarian dan menghasilkan pola garapan baru.

Modifikasi tari dapat dilakukan melalui: modifikasi tari berdasarkan hitungan, modifikasi tari berdasarkan iringan tari, atau bahkan modifikasi tari berdasarkan pola lantainya. Nah untuk lebih jelasnya, perhatikan di bawah ini!

1. Modifikasi Tari Berdasarkan Hitungan
Setelah siswa berdiskusi dan berdasarkan hasil pengamatan karya tari yang berada di lingkungannya, siswa dapat memodifikasikan gerakan tari. Salah satu contoh tari di Jawa Barat adalah tari Kandagan yang diciptakan oleh R. Tjetje Somantri. Kandagan berasal dari kata ‘kandaga’ dalam bahasa Sunda, yaitu tempat perhiasan atau barang berharga dan indah. Dengan demikian Tari Kandagan adalah kumpulan gerak-gerak indah dan berharga. Terdapat beberapa tokoh tari di Indonesia yang terkenal, karena kepakarannya dalam mencipta tarian yang melegenda. Tokoh-tokoh tari yang melegenda yang terdapat di beberapa daerah yaitu : I Mario dari Bali, Gusmiati Suid dari Sumatera Barat, Bagong Kusudiardjo dari Yogya.
Bali memiliki genre tari: pegambuhan, palegongan, patopengan, bebarisan, kekebyaran. Genre Kekebyaran dicipta oleh I Mario dengan tarinya yang pertama dan terkenal bernama Tari Terompong. Gusmiati Suid dari Sumatera Barat, mencipta tari yang berbasis pencak silat. Salah satuciptaannya adalah tari Rantak yang dinamis. Bagong Kusudiardjo dari Yogyakarta bercita-cita ingin membuat tari nasional, maka diciptakanlah tari yang memadukan unsur etnis Indonesia, salah satu ciptaannya adalah tari tari Yapong. Untuk memperkaya pengetahuan siswa, siswa diminta menelusuri tokoh-tokoh tari di daerah siswa atau di luar lingkungan siswa.

2. Modifikasi Tari Berdasarkan Iringan
Seperti kita ketahui bahwa musik dan tari selalu bersatu. Bagaimanapun juga apabila musik diperkenalkan maka besar kemungkinan ide gerak tari akan dipengaruhi oleh musik. Masuknya iringan musik, akan menambah semangat baru bagi sebuah pertunjukan.
Indonesia memiliki beragam etnis dan setiap etnis memiliki lagu-lagu rakyat. Dalam hal ini bapak-ibu guru dapat memotivasi siswa untuk mengingat lagu-lagu daerah atau lagu-lagu rakyat dari berbagai daerah Indonesia. Lagu-lagu tersebut bisa dijadikan sebagai musik untuk mengiringi tari. Pertama, perhatikan irama dan tempo lagu serta lirik lagu untuk menentukan tema tarian. Kedua, buat gerakan sesuaikan dengan iringan. Sebagai contoh lagu manuk dadali mengisahkan tentang kegagahan burung garuda, dengan tempo sedang, irama riang dan gagah. Siswa bisa gabungkan lagu tersebut dengan iringan gitar, tam-tam, perkusi lainnya. Sudah tentu gerak tarinya harus menyesuaikan dengan tema kegagahan seekor burung. Yang penting peran bapak-ibu guru tatkala siswa membuat gerak, berikan motivasi agar tidak ragu dalam mengembangkan daya hayal dan imajinasi, kalau perlu tambah properti tari yang bisa menguatkan tema kegagahan tersebut.

3. Modifikasi Tari Berdasarkan Pola Lantai
Pola lantai adalah pola yang dibuat untuk memadukan gerakan penari ke arah yang ditentukan. Pada dasarnya pola lantai tari kelompok/berpasangan memiliki pola lantai yang berfariasi, diantaranya:

Setelah siswa melakukan aktivitas memodifikasi tarian, langkah selanjutnya adalah siswa bersama-sama satu kelas mempergelarkan hasil karyanya. Agar kegiatan berlangsung dengan tertib, diperlukan kepanitiaan untuk mengurusi pergelaran produk tari siswa. Di bawah ini contoh manajemen produksi yang bisa dikembangkan sesuai keperluan.

Sumber : buku k13 seni budaya kelas xi