bacalah sajak Agus R. Sarjono yang terangkum dalam Kenduri Air Mata: Dua Kumpulan Sajak (1994) berikut ini.
Pada Suatu Hari
Maukah kau dengar kisahku, bisik Buldozer
sambil mengisap pipa pada hamparan sawah dan pematang.
Tidak!
jawab sawah sambil tergopoh.
Kami sibuk dan harus pergi sebelum fajar pagi.
Maukah kau dengar kisahku, ucap Buldozer sambil mengunyah pizza pada sungai dan batu-batu. Tidak!
Kami sibuk.
Kami harus berangkat sebelum malam jadi pekat.
Tempat ini sudah bukan
milik kami lagi.
Maukah kau dengar kisahku, rengek Buldozer
sambil mencekal jalur-jalur pematang dan jemari sungai. Tidak!
meskipun kami ingin.
Kami sibuk.
Lihatlah traktor-traktor dan surat keputusan dan pidato pengarahan telah tiba.
Kami mesti berangkat sebelum terlambat dan air mata menjadi jerat.
Buldozer itupun tersedu tercabik sunyi.
Ia ingin bercerita Ia ingin ada yang bersedia mendengarnya.
1991
Agus R. Sarjono
Pada Suatu Hari
Maukah kau dengar kisahku, bisik Buldozer
sambil mengisap pipa pada hamparan sawah dan pematang.
Tidak!
jawab sawah sambil tergopoh.
Kami sibuk dan harus pergi sebelum fajar pagi.
Maukah kau dengar kisahku, ucap Buldozer sambil mengunyah pizza pada sungai dan batu-batu. Tidak!
Kami sibuk.
Kami harus berangkat sebelum malam jadi pekat.
Tempat ini sudah bukan
milik kami lagi.
Maukah kau dengar kisahku, rengek Buldozer
sambil mencekal jalur-jalur pematang dan jemari sungai. Tidak!
meskipun kami ingin.
Kami sibuk.
Lihatlah traktor-traktor dan surat keputusan dan pidato pengarahan telah tiba.
Kami mesti berangkat sebelum terlambat dan air mata menjadi jerat.
Buldozer itupun tersedu tercabik sunyi.
Ia ingin bercerita Ia ingin ada yang bersedia mendengarnya.
1991
Agus R. Sarjono