Contoh Dialog Islami

Saat jam pelajaran berlangsung ...
Arum : “Bu Husnia, tadi ibu telah menjelaskan pengertian optimis, ikhtiar, dan tawakal. Saya mau tanya, Bu”.
Bu Husnia : “Silahkan Arum...”.
Arum : “Begini Bu, bagaimana caranya agar tetap optimis saat kita gagal meraih sesuatu. Menurut saya itu kan sulit dilakukan, Bu“.
Bu Husnia : “Super sekali pertanyaanmu, Arum. Memang kegagalan membuat kita kecewa. Kecewa itu wajar, tapi harus segera bangkit memperbaiki diri dan berusaha lagi dengan sekuat tenaga. Kita tidak boleh larut dalam kekecewaan. Ingat, kegagalan adalah sukses yang tertunda. Begitu penjelasannya, Arum”.
Arum : “Iya Bu, terima kasih”.
Bu Husnia : ”Sama-sama, Arum. Ada lagi yang mau tanya?”.
Anik : “Saya, Bu. Apa yang menyebabkan seseorang pesimis?”
Bu Husnia : ”Pertanyaan bagus, Anik. Sikap pesimis muncul disebabkan lemah iman, ikhtiar tidak maksimal, dan tidak serius dalam berdoa. Orang yang lemah iman akan dihantui pikiran negatif. Jika usaha setengah-setengah maka akan muncul rasa tidak percaya diri. Dan jika berdoa tidak serius itu artinya motivasinya lemah untuk meraih sesuatu".
Anik : “Oh, begitu ya Bu. Saya akan berusaha tetap optimis.”
Bu Husnia : “Bagus, memang sudah semestinya kalian semua memiliki sifat optimis".
Anik : “Bu, bagaimana cara menerapkan sifat tawakal yang benar?”
Bu Husnia : “Tawakal artinya berserah diri kepada Allah Swt. Tawakal ini dilakukan setelah kita berusaha sekuat tenaga dan berdoa. Kita tidak boleh langsung tawakal tanpa ada usaha dan doa”.
Anik : “Saya menjadi lebih paham, terima kasih bu Husnia”.
Bu Husnia : “Oke, Sekarang saatnya kita bentuk kelompok diskusi”.

Sumber : Buku K13 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas ix