MENJALANKAN SUNNAH SESUAI DENGAN WAKTU, TEMPAT DAN KONDISI
Diambil dari ceramahnya Alhabib Ali Al Jifri الحبيب علي الجفري
. Melaksanakan sunnah harus sesuai dengan waktu, tempat dan keadaan. Sekarang banyak yang semangat melakukan sunnah tapi tidak mengetahui kapan waktunya yang tepat, hanya bermodal semangat tanpa didasari dengan keilmuan.
Diambil dari ceramahnya Alhabib Ali Al Jifri الحبيب علي الجفري
. Melaksanakan sunnah harus sesuai dengan waktu, tempat dan keadaan. Sekarang banyak yang semangat melakukan sunnah tapi tidak mengetahui kapan waktunya yang tepat, hanya bermodal semangat tanpa didasari dengan keilmuan.
Saya ingat cerita Syeikh Muhammad al-Ghazali. Suatu ketika Beliau
sedang menyampaikan kuliah di suatu majelis ilmu. Duduklah salah satu
murid tepat didepan beliau duduk. Murid itu setiap saat selalu bersiwak.
Ia terus menggerakkan siwak dimulutnya, kekanan kekiri secara terus
menerus. Sesekali ia biarkan siwak itu menempel dimulutnya, lalu ia
kembali bersiwak dan menggeraknya dengan tangan kekanan dan kekiri.
Syekh merasa terganggu konsentrasinya. Gerakannya terlalu sering hingga mengganggu fokus Beliau.
"Nak, tolong sudahi siwakanmu itu. Kamu mengganggu konsentrasi saya," kata syekh kepada murid tersebut.
"Hai, syekh! ini sunnah Nabi. Apakah Engkau mengingkari sunnah?" jawabnya dengan suara meninggi.
Syekh diam sejenak karena terkejut atas jawaban tadi.
Kemudian Beliau berkata : "Nak, mencabut bulu ketiak itu juga sunnah, apakah kamu akan mencabutinya di majelis ini juga?"
Seisi ruangan tertawa. Ia akhirnya merasa malu.
Ini akibat dia kurang wawasan akan sunnah. Tidak melihat waktu, tempat dan keadaan.
Ilmu adalah dasar dalam melaksanakan sunnah dengan baik.
.
--------------------------------------------------------------
Gambar : Habib Ali Al Jufri bersama dengan salah satu keturunan Sayyidina Abu Bakar As Siddiq, Shaykh Muhammad Zahid Sultani an Naqshabandi
.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad, Wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad
Syekh merasa terganggu konsentrasinya. Gerakannya terlalu sering hingga mengganggu fokus Beliau.
"Nak, tolong sudahi siwakanmu itu. Kamu mengganggu konsentrasi saya," kata syekh kepada murid tersebut.
"Hai, syekh! ini sunnah Nabi. Apakah Engkau mengingkari sunnah?" jawabnya dengan suara meninggi.
Syekh diam sejenak karena terkejut atas jawaban tadi.
Kemudian Beliau berkata : "Nak, mencabut bulu ketiak itu juga sunnah, apakah kamu akan mencabutinya di majelis ini juga?"
Seisi ruangan tertawa. Ia akhirnya merasa malu.
Ini akibat dia kurang wawasan akan sunnah. Tidak melihat waktu, tempat dan keadaan.
Ilmu adalah dasar dalam melaksanakan sunnah dengan baik.
.
--------------------------------------------------------------
Gambar : Habib Ali Al Jufri bersama dengan salah satu keturunan Sayyidina Abu Bakar As Siddiq, Shaykh Muhammad Zahid Sultani an Naqshabandi
.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad, Wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad