Tahapan pengolahan merupakan urutan dalam merancang suatu proses pembuatan produk pengolahan, baik pangan maupun non pangan. Merancang suatu proses pembuatan perlu ditanamkan kepada peserta didik, hal ini dimaksudkan agar mereka terbiasa bekerja dengan suatu sistem karena tujuan akhir dari suatu pembuatan produk nantinya memiliki nilai kebermanfaaan secara ekonomi dan kewirausahaan. Penanaman melalui pembiasaan terhadap pelaksanaan setiap tahapan pengolahan akan berdampak positif terhadap nilai-nilai karakter, sosial dan religius peserta didik.
Tanyakan seperti berikut:
1. Apa langkah yang dilakukan sebelum membuat produk? 2. Apa langkah selanjutnya? Apakah orang yang melakukan setiap langkah pekerjaan/ proses pembuatan sama atau berlainan.
3. Setelah melakukan pembuatan produk, apakah produk tersebut disajikan untuk langsung di konsumsi masyarakat atau produk tersebut dibuatkan kemasan lalu baru dijual?
4. Bagaimana proses pemasaran produk tersebut?
5. Setelah produk dijual apakah ada proses evaluasi? Bagaimana cara mengevaluasi produk yang dijualnya?
Hal utama yang perlu dipelajari dalam pengolahan pangan adalah menanak nasi dengan tanpa menggunakan rice cooker, sebagai antisipasi jika sewaktu-waktu tidak ada listrik. Proses menanak nasi secara sederhana jika menggunakan kompor seperti berikut:
1. Cuci beras dengan beberapa kali membuang air bilasannya. Tujuan mencuci beras untuk menghilangkan partikel debu,lapisan tepung dan sisa sekam. Kemudian tiriskan.
2. Takar beras dan air. Perbandingan yang sering digunakan biasanya 1:2, satu cangkir beras dan dua cangkir air. Namun takaran air untuk setiap jenis beras berbeda. Ada karakter beras yang butuh sedikit air dan ada yang butuh banyak air.
3. Taruh beras dan air yang sudah ditakar dalam panci. Panci sebaiknya cukup besar, karena beras akan mengembang ketika dimasak.
4. Ketika air tanak beras mendidih dan berkurang hendaknya diaduk hingga merata.
5. Setelah diaduk tutup panci dan kecilkan api (atur api ke rendah), masak hingga air habis/kering (meresap ke dalam nasi). Perkirakan waktu kapan air beras habis, tutup panci jangan dibuka terus menerus agar air cepat kering. Matikan api.
6. Buka tutup panci lalu aduk nasi dan biarkan beberapa saat agar nasi tidak basah.
7. Kemudian kukuslah dengan dandang hingga nasi menjadi matang. Biasanya jika matang tidak lengket dan empuk/pulen.
Nasi sebagai makanan pokok seluruh bangsa Indonesia, sehingga hampir setiap daerah membuat olahan pangan dengan bahan dasar beras menjadi panganan khas daerahnya. Aneka ragam olahan pangan beras biasanya dipengaruhi oleh budaya tradisi daerah setempat. Misalnya nasi uduk merupakan panganan khas daerah Betawi yang biasa dikonsumsi sebagai sarapan pagi. Secara sejarah budaya dipengaruhi oleh budaya Arab, China dan Eropa. Nasi uduk biasanya didampingi lauk semur daging dan tahu (pengaruh dari makanan steak Eropa dan China). Nasi uduk juga dipengaruhi budaya Arab dengan nasi kebulinya.
Contoh lainnya bubur Tinutuan sebagai makanan khas Manado yang bahannya terdiri dari campuran berbagai umbi dan sayuran, selain bahan dasar beras, sehingga kaya akan nutrisi juga dikonsumsi saat sarapan atau disajikan pada saat hari raya pengucapan syukur. Menurut cerita, Tinutuan tercipta di saat ekonomi masyarakat di Manado sedang sangat buruk. Sehingga agar beras yang terbatas dapat mencukupi seluruh anggota keluarga, maka mereka memanfaatkan sayur-sayuran dan umbi di sekitar rumah dengan cara mencampurnya jadi satu, terciptalah bubur Tinutuan/Manado sebagai makanan sederhana tetapi sehat dan bergizi, serta mudah membuatnya.
Jagung merupakan kelompok serialia yang memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, dimana jagung saat ini sering digunakan makan pokok pengganti beras. Kandungan gizi jagung per 100 gram:
Beberapa daerah di nusantara menjadikan jagung sebagai makanan pokok. Ada daerah yang cara mengonsumsi jagung dengan mencampurnya bersama nasi, tetapi ada juga daerah yang mengonsumsi jagung seperti beras seutuhnya.
Aneka ragam olahan pangan jagung menjadi makanan pokok daerah setempat biasanya dipengaruhi oleh sejarah budaya/tradisi dan kehidupan sosialnya. Guru menginformasikan mengenai asal mula sejarah budaya/tradisi Binte Biluhuta dari Gorontalo, Jagung Bose dari NTT, dan nasi jagung dari Madura kepada peserta didik.
Sumber : buku k13 prakarya dan kewirausahaan kelas VIII
Tanyakan seperti berikut:
1. Apa langkah yang dilakukan sebelum membuat produk? 2. Apa langkah selanjutnya? Apakah orang yang melakukan setiap langkah pekerjaan/ proses pembuatan sama atau berlainan.
3. Setelah melakukan pembuatan produk, apakah produk tersebut disajikan untuk langsung di konsumsi masyarakat atau produk tersebut dibuatkan kemasan lalu baru dijual?
4. Bagaimana proses pemasaran produk tersebut?
5. Setelah produk dijual apakah ada proses evaluasi? Bagaimana cara mengevaluasi produk yang dijualnya?
Hal utama yang perlu dipelajari dalam pengolahan pangan adalah menanak nasi dengan tanpa menggunakan rice cooker, sebagai antisipasi jika sewaktu-waktu tidak ada listrik. Proses menanak nasi secara sederhana jika menggunakan kompor seperti berikut:
1. Cuci beras dengan beberapa kali membuang air bilasannya. Tujuan mencuci beras untuk menghilangkan partikel debu,lapisan tepung dan sisa sekam. Kemudian tiriskan.
2. Takar beras dan air. Perbandingan yang sering digunakan biasanya 1:2, satu cangkir beras dan dua cangkir air. Namun takaran air untuk setiap jenis beras berbeda. Ada karakter beras yang butuh sedikit air dan ada yang butuh banyak air.
3. Taruh beras dan air yang sudah ditakar dalam panci. Panci sebaiknya cukup besar, karena beras akan mengembang ketika dimasak.
4. Ketika air tanak beras mendidih dan berkurang hendaknya diaduk hingga merata.
5. Setelah diaduk tutup panci dan kecilkan api (atur api ke rendah), masak hingga air habis/kering (meresap ke dalam nasi). Perkirakan waktu kapan air beras habis, tutup panci jangan dibuka terus menerus agar air cepat kering. Matikan api.
6. Buka tutup panci lalu aduk nasi dan biarkan beberapa saat agar nasi tidak basah.
7. Kemudian kukuslah dengan dandang hingga nasi menjadi matang. Biasanya jika matang tidak lengket dan empuk/pulen.
Nasi sebagai makanan pokok seluruh bangsa Indonesia, sehingga hampir setiap daerah membuat olahan pangan dengan bahan dasar beras menjadi panganan khas daerahnya. Aneka ragam olahan pangan beras biasanya dipengaruhi oleh budaya tradisi daerah setempat. Misalnya nasi uduk merupakan panganan khas daerah Betawi yang biasa dikonsumsi sebagai sarapan pagi. Secara sejarah budaya dipengaruhi oleh budaya Arab, China dan Eropa. Nasi uduk biasanya didampingi lauk semur daging dan tahu (pengaruh dari makanan steak Eropa dan China). Nasi uduk juga dipengaruhi budaya Arab dengan nasi kebulinya.
Contoh lainnya bubur Tinutuan sebagai makanan khas Manado yang bahannya terdiri dari campuran berbagai umbi dan sayuran, selain bahan dasar beras, sehingga kaya akan nutrisi juga dikonsumsi saat sarapan atau disajikan pada saat hari raya pengucapan syukur. Menurut cerita, Tinutuan tercipta di saat ekonomi masyarakat di Manado sedang sangat buruk. Sehingga agar beras yang terbatas dapat mencukupi seluruh anggota keluarga, maka mereka memanfaatkan sayur-sayuran dan umbi di sekitar rumah dengan cara mencampurnya jadi satu, terciptalah bubur Tinutuan/Manado sebagai makanan sederhana tetapi sehat dan bergizi, serta mudah membuatnya.
Jagung merupakan kelompok serialia yang memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, dimana jagung saat ini sering digunakan makan pokok pengganti beras. Kandungan gizi jagung per 100 gram:
Beberapa daerah di nusantara menjadikan jagung sebagai makanan pokok. Ada daerah yang cara mengonsumsi jagung dengan mencampurnya bersama nasi, tetapi ada juga daerah yang mengonsumsi jagung seperti beras seutuhnya.
Aneka ragam olahan pangan jagung menjadi makanan pokok daerah setempat biasanya dipengaruhi oleh sejarah budaya/tradisi dan kehidupan sosialnya. Guru menginformasikan mengenai asal mula sejarah budaya/tradisi Binte Biluhuta dari Gorontalo, Jagung Bose dari NTT, dan nasi jagung dari Madura kepada peserta didik.
Sumber : buku k13 prakarya dan kewirausahaan kelas VIII