LOKASI ASAL JABAL QUBAIS
RUMAH SULUK AN-NAQSYABANDI
(FOTO): Perhatikan tanda panah! Masjid Bilal yang dibangun oleh cicit Rosul, Imam Ali al-'Uraidhi masih berdiri kokoh diatas Jabal Abi Qubais dan terlihat jelas dari Masjidil Harom.
RUMAH SULUK AN-NAQSYABANDI
(FOTO): Perhatikan tanda panah! Masjid Bilal yang dibangun oleh cicit Rosul, Imam Ali al-'Uraidhi masih berdiri kokoh diatas Jabal Abi Qubais dan terlihat jelas dari Masjidil Harom.
Kini, Jabal Abi Qubais telah "dipapras" habis sedemikian rupa sehingga berdiri istana raja yang megah diatasnya.
Padahal, di tempat itulah dahulu junjungan kita yang mulia Nabi Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wasallam membelah bulan menjadi dua bagian.
Selain itu, seruan Nabi Ibrohim kepada Umat Manusia untuk melaksanakan ibadah Haji pun dahulunya dilakukan diatas bukit bersejarah tersebutt.
Di timur Ka'bah Baitulloh, apabila kita membelakangi hajar aswad yang mulia, maka akan tertujulah pandangan kita pada sebuah istana megah berdiri diatas bukit yang telah dipapras habis.
Bukit itulah yang dinamakan Jabal Abi Qubais, ia memiliki ikatan yang erat dengan sejarah Baitulloh dan Kota Makkah al-Mukarromah.
Jabal Abi Qubais atau lebih masyhur disebut sebagai "Jabal Qubais", dahulunya memiliki ketinggian 420 meter. Bahkan ada riwayat yang menyatakan bahwa Jabal Abi Qubais ini merupakan gunung / bukit yang pertama kali diciptakan oleh Alloh diatas muka bumi setelah Ka'bah Baitulloh.
Imam as-Suyuthi rohimahullohu ta'ala meriwayatkan dalam "al-Wasaa-il fi Musaamirotil Awaa-il" halaman 6 menulis:
"Dan seawal-awal jabal (gunung) yang diletakkan Alloh atas bumi adalah Abu Qubais, kemudian terpencar (tersebar) darinya segala jabal. Ibnu 'Asaakir menyatakan bahwa dalam sanad hadits ini ada rawi yang majhul dan bahwasanya ia dihafadz / diterima daripada perkataan 'Atho". wAllohu a'lam.
Adapun mengenai peristiwa bersejarah yang berkaitan dengan Jabal Abi Qubais, berikut ini adalah beberapa hal yang patut kita ketahui bersama:
1). Jabal Abi Qubais dikenal sebagai Jabal al-Amin (bukit kepercayaan / bukit penyimpan amanah).
Karena Alloh telah mengamanahkan hajar aswad dalam simpanannya tatkala terjadi taufan dan air bah zaman Nabi Nuh 'Alaihishsholaatu Wassalam.
Ketika Nabi Ibrohim membangun kembali Ka'bah Baitulloh, maka Jabal Abi Qubais mengeluarkan kembali hajar aswad, kemudian dibawa oleh Sayyidina Jibril 'Alaihissalam untuk diserahkan kepada Nabi Ibrohim 'Alaihishsholaatu Wassalam.
Selain itu, diriwayatkan juga bahwa batu-batu yang digunakan untuk membangun Baitulloh yang mulia diambil dari Jabal Abi Qubais.
2). Peristiwa terbelahnya bulan.
Terdapat sebuah riwayat yang menyatakan bahwa mukjizat Junjungan kita Nabi Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wasallam membelah bulan terjadi di Jabal Abi Qubais.
Ketika baginda diminta oleh kaum musyrikin Makkah agar memperlihatkan satu mukjizat, maka baginda Shollallohu 'Alaihi Wasallam menunjuk jari baginda yang mulia ke arah bulan hingga terbelah menjadi dua bagian.
Peristiwa itu disaksikan sendiri oleh kaum musyrikin Makkah bahwa bulan benar-benar terbelah dua, satu belahan di atas Jabal Qubais, sedangkan belahan lainnya pergi ke Jabal Quayqo'aan (Jabal Qiiqo'aan atau Jabal Hindi).
3). Perintah dakwah secara terang-terangan
Selain peristiwa terbelahnya bulan, sebagian mufassir juga menceritakan bahwa tatkala turun firman Alloh Ta'ala yang artinya:
"Dan berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang dekat." (QS. asy-Syu'aro: 214 - Tafsir Pimpinan ar-Rohman), yang berisi perintah untuk berdakwah secara terang-terangan kepada kaum kerabat baginda,
maka Junjungan kita Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam memberikan seruan tersebut dari Jabal Abi Qubais ini. Menurut sebagian mufassir lain, baginda melakukan seruan dakwah tersebut dari Bukit Shofa.
Namun kedua riwayat tersebut tidak bertentangan karena Jabal Shofa tempat dimulainya ibadah sa'i, terletak di ujung Jabal Abi Qubais, dan termasuk daripada jajaran Jabal Abi Qubais, sedangkan Jabal Marwah berada di jajaran pertama Jabal Qiiqo'aan / Jabal Quayqo'aan / Jabal Hindi.
4). Seruan Nabi Ibrohim kepada Umat Manusia untuk melaksanakan ibadah Haji. Yang mana "gaung" seruannya itu, masih "terdengar" sampai saat ini hingga ke penjuru dunia.
Sebagian kitab tafsir seperti "Tafsir Jalalain" dan "Tafsir Qurthubi" dalam memberikan tafsiran tentang firman Alloh Ta'ala:
"Dan serukanlah umat manusia untuk mengerjakan ibadah Haji, niscaya mereka akan datang ke (rumah Tuhan) mu dengan berjalan kaki, dan dengan mengendarai unta yang kurus, yang datang dari segenap penjuru yang jauh", (QS. al-Hajj: 27 - Tafsir Pimpinan ar-Rohman)
Menyatakan bahwa seruan Nabi Ibrohim ini dilakukan oleh beliau dari puncak Jabal Abi Qubais.
Imam Qurthubi meriwayatkan dalam tafsirnya tersebut, dari Sayyidina Ibnu 'Abbas dan Sayyidina Ibnu Jubair rodhiyallohu 'anhuma yang menceritakan bahwa setelah Nabi Ibrohim menyelesaikan pembangunan Baitulloh, maka Alloh berfirman kepada baginda,"Serulah segala manusia untuk mengerjakan haji!"
Maka Nabi Ibrohim bertanya, "Wahai Tuhan, apakah seruanku akan sampai kepada mereka?"
Alloh menjawab: "Serulah! dan Akulah yang akan menyampaikannya."
Lalu naiklah Nabi Ibrohim Kholilulloh ke atas Jabal Abi Qubais serta berseru, "Wahai manusia! Bahwasanya Alloh telah memerintahkan kamu untuk menunaikan haji ke Baitulloh ini, agar kamu diganjari dengan haji tersebut akan syurga, dan diselamatkan kamu daripada azab neraka, maka berhajilah kamu."
Seruan Nabi Ibrohim ini telah dijawab oleh segala ruh manusia yang berada di tulang-tulang sulbi lelaki dan rahim-rahim perempuan dengan ucapan talbiyyah, "LaibaikAllohumma labbaik",
Siapa yang menjawabnya pada saat itu, maka dia akan berhaji sebanyak jawabannya, jika menjawab sekali maka akan berhaji sekali, dan jika dua kali maka akan berhaji dua kali, sehingga dari sinilah awal mulanya ucapan talbiyyah tersebut menjadi semboyan atau syiar para hujjaj ketika pergi berhaji.
[CATATAN]:
Menapak-tilasi peristiwa Nabi Ibrohim 'Alaihishsholaatu Wassalam yang melakukan seruan dari atas Jabal Abi Qubais agar umat manusia menunaikan ibadah haji, maka jaman dahulu banyak orang yang naik pula ke atasnya untuk berbuat demikian.
Dahulu, di puncak bukit Abi Qubais terdapat sebuah masjid kecil yang dinamakan Masjid Bilal. Menurut cerita sebagian orang, masjid tersebut dibangun diatas tapak kaki Nabi Ibrohim manakala beliau membuat seruan tersebut.
Oleh sebab itu, demi menelusuri jejak sejarah dan meraih peluang yang sama, manusia datang menziarahi masjid tersebut untuk sekedar "melambai", yakni dengan berdo'a agar ahli keluarga, rekan, dan handai taulan yang belum berkesempatan datang ke Baitulloh diberi peluang oleh Alloh untuk kesana.
Menurut penuturan jama'ah haji tahun 1974, saat mereka mendaki Jabal Abi Qubais dan menziarahi masjid tersebut, memang terlihat amat jelas Baitulloh dari sana.
Namun sayang, saat ini semuanya sudah tidak ada lagi, karena tidak ada lagi rumah, tidak ada lagi rubath, tidak ada lagi masjid di atas Jabal Abi Qubais, yang ada hanyalah istana megah keluarga bani Sa'ud.
Meskipun pemusnahan dan penjarahan tempat-tempat bersejarah atas nama pembangunan dan modernisasi di Tanah Suci hingga kini masih berlangsung secara masih dan terus menerus, mudah-mudahan segala tempat bersejarah akan tetap dikenang dan dikenali umat. Aamiin.
[DO'A] oleh al-'Allamah al-Musnid al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz:
اللهم احفظ الحرمين الشريفين ومن فيهما وما فيهما، وارفع اللهم البلايا عن الأمة، واجعل هذا الموسم من أبرك المواسم علينا وعلى المسلمين، والطُف بهم، وأصلح أحوالهم، وارفع البلايا والكروب عنهم، واختم لنا بالحسنى واليقين، حتى نلقاك وأنت راضٍ عنا يا أرحم الراحمين.
Yaa ALLOH lindungilah al-Haromain asy-Syarifain, dan mereka yang ada di dalam keduanya, dan apa-apa yang ada di dalam keduanya, dan angkatlah yaa ALLOH bala' bencana dari Ummat, dan jadikan musim Haji ini sebagai musim yang paling barokah bagi kami dan seluruh kaum muslimin, dan lembutlah kepada mereka, dan perbaikilah keadaan mereka, serta angkatlah bencana dan kesulitan dari mereka, dan wafatkanlah kami semua dalam kebaikan dan keyakinan (Islam), sehingga kami berjumpa dengan ENGKAU dalam keadaan ENGKAU Ridho kepada kami, wahai Yang Maha Berkasih Sayang melebihi semua yang memiliki sifat kasih sayang.
https://www.facebook.com/676756849109281/photos/a.800464653405166.1073741829.676756849109281/1001296939988602/?type=3
Padahal, di tempat itulah dahulu junjungan kita yang mulia Nabi Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wasallam membelah bulan menjadi dua bagian.
Selain itu, seruan Nabi Ibrohim kepada Umat Manusia untuk melaksanakan ibadah Haji pun dahulunya dilakukan diatas bukit bersejarah tersebutt.
Di timur Ka'bah Baitulloh, apabila kita membelakangi hajar aswad yang mulia, maka akan tertujulah pandangan kita pada sebuah istana megah berdiri diatas bukit yang telah dipapras habis.
Bukit itulah yang dinamakan Jabal Abi Qubais, ia memiliki ikatan yang erat dengan sejarah Baitulloh dan Kota Makkah al-Mukarromah.
Jabal Abi Qubais atau lebih masyhur disebut sebagai "Jabal Qubais", dahulunya memiliki ketinggian 420 meter. Bahkan ada riwayat yang menyatakan bahwa Jabal Abi Qubais ini merupakan gunung / bukit yang pertama kali diciptakan oleh Alloh diatas muka bumi setelah Ka'bah Baitulloh.
Imam as-Suyuthi rohimahullohu ta'ala meriwayatkan dalam "al-Wasaa-il fi Musaamirotil Awaa-il" halaman 6 menulis:
"Dan seawal-awal jabal (gunung) yang diletakkan Alloh atas bumi adalah Abu Qubais, kemudian terpencar (tersebar) darinya segala jabal. Ibnu 'Asaakir menyatakan bahwa dalam sanad hadits ini ada rawi yang majhul dan bahwasanya ia dihafadz / diterima daripada perkataan 'Atho". wAllohu a'lam.
Adapun mengenai peristiwa bersejarah yang berkaitan dengan Jabal Abi Qubais, berikut ini adalah beberapa hal yang patut kita ketahui bersama:
1). Jabal Abi Qubais dikenal sebagai Jabal al-Amin (bukit kepercayaan / bukit penyimpan amanah).
Karena Alloh telah mengamanahkan hajar aswad dalam simpanannya tatkala terjadi taufan dan air bah zaman Nabi Nuh 'Alaihishsholaatu Wassalam.
Ketika Nabi Ibrohim membangun kembali Ka'bah Baitulloh, maka Jabal Abi Qubais mengeluarkan kembali hajar aswad, kemudian dibawa oleh Sayyidina Jibril 'Alaihissalam untuk diserahkan kepada Nabi Ibrohim 'Alaihishsholaatu Wassalam.
Selain itu, diriwayatkan juga bahwa batu-batu yang digunakan untuk membangun Baitulloh yang mulia diambil dari Jabal Abi Qubais.
2). Peristiwa terbelahnya bulan.
Terdapat sebuah riwayat yang menyatakan bahwa mukjizat Junjungan kita Nabi Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wasallam membelah bulan terjadi di Jabal Abi Qubais.
Ketika baginda diminta oleh kaum musyrikin Makkah agar memperlihatkan satu mukjizat, maka baginda Shollallohu 'Alaihi Wasallam menunjuk jari baginda yang mulia ke arah bulan hingga terbelah menjadi dua bagian.
Peristiwa itu disaksikan sendiri oleh kaum musyrikin Makkah bahwa bulan benar-benar terbelah dua, satu belahan di atas Jabal Qubais, sedangkan belahan lainnya pergi ke Jabal Quayqo'aan (Jabal Qiiqo'aan atau Jabal Hindi).
3). Perintah dakwah secara terang-terangan
Selain peristiwa terbelahnya bulan, sebagian mufassir juga menceritakan bahwa tatkala turun firman Alloh Ta'ala yang artinya:
"Dan berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang dekat." (QS. asy-Syu'aro: 214 - Tafsir Pimpinan ar-Rohman), yang berisi perintah untuk berdakwah secara terang-terangan kepada kaum kerabat baginda,
maka Junjungan kita Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam memberikan seruan tersebut dari Jabal Abi Qubais ini. Menurut sebagian mufassir lain, baginda melakukan seruan dakwah tersebut dari Bukit Shofa.
Namun kedua riwayat tersebut tidak bertentangan karena Jabal Shofa tempat dimulainya ibadah sa'i, terletak di ujung Jabal Abi Qubais, dan termasuk daripada jajaran Jabal Abi Qubais, sedangkan Jabal Marwah berada di jajaran pertama Jabal Qiiqo'aan / Jabal Quayqo'aan / Jabal Hindi.
4). Seruan Nabi Ibrohim kepada Umat Manusia untuk melaksanakan ibadah Haji. Yang mana "gaung" seruannya itu, masih "terdengar" sampai saat ini hingga ke penjuru dunia.
Sebagian kitab tafsir seperti "Tafsir Jalalain" dan "Tafsir Qurthubi" dalam memberikan tafsiran tentang firman Alloh Ta'ala:
"Dan serukanlah umat manusia untuk mengerjakan ibadah Haji, niscaya mereka akan datang ke (rumah Tuhan) mu dengan berjalan kaki, dan dengan mengendarai unta yang kurus, yang datang dari segenap penjuru yang jauh", (QS. al-Hajj: 27 - Tafsir Pimpinan ar-Rohman)
Menyatakan bahwa seruan Nabi Ibrohim ini dilakukan oleh beliau dari puncak Jabal Abi Qubais.
Imam Qurthubi meriwayatkan dalam tafsirnya tersebut, dari Sayyidina Ibnu 'Abbas dan Sayyidina Ibnu Jubair rodhiyallohu 'anhuma yang menceritakan bahwa setelah Nabi Ibrohim menyelesaikan pembangunan Baitulloh, maka Alloh berfirman kepada baginda,"Serulah segala manusia untuk mengerjakan haji!"
Maka Nabi Ibrohim bertanya, "Wahai Tuhan, apakah seruanku akan sampai kepada mereka?"
Alloh menjawab: "Serulah! dan Akulah yang akan menyampaikannya."
Lalu naiklah Nabi Ibrohim Kholilulloh ke atas Jabal Abi Qubais serta berseru, "Wahai manusia! Bahwasanya Alloh telah memerintahkan kamu untuk menunaikan haji ke Baitulloh ini, agar kamu diganjari dengan haji tersebut akan syurga, dan diselamatkan kamu daripada azab neraka, maka berhajilah kamu."
Seruan Nabi Ibrohim ini telah dijawab oleh segala ruh manusia yang berada di tulang-tulang sulbi lelaki dan rahim-rahim perempuan dengan ucapan talbiyyah, "LaibaikAllohumma labbaik",
Siapa yang menjawabnya pada saat itu, maka dia akan berhaji sebanyak jawabannya, jika menjawab sekali maka akan berhaji sekali, dan jika dua kali maka akan berhaji dua kali, sehingga dari sinilah awal mulanya ucapan talbiyyah tersebut menjadi semboyan atau syiar para hujjaj ketika pergi berhaji.
[CATATAN]:
Menapak-tilasi peristiwa Nabi Ibrohim 'Alaihishsholaatu Wassalam yang melakukan seruan dari atas Jabal Abi Qubais agar umat manusia menunaikan ibadah haji, maka jaman dahulu banyak orang yang naik pula ke atasnya untuk berbuat demikian.
Dahulu, di puncak bukit Abi Qubais terdapat sebuah masjid kecil yang dinamakan Masjid Bilal. Menurut cerita sebagian orang, masjid tersebut dibangun diatas tapak kaki Nabi Ibrohim manakala beliau membuat seruan tersebut.
Oleh sebab itu, demi menelusuri jejak sejarah dan meraih peluang yang sama, manusia datang menziarahi masjid tersebut untuk sekedar "melambai", yakni dengan berdo'a agar ahli keluarga, rekan, dan handai taulan yang belum berkesempatan datang ke Baitulloh diberi peluang oleh Alloh untuk kesana.
Menurut penuturan jama'ah haji tahun 1974, saat mereka mendaki Jabal Abi Qubais dan menziarahi masjid tersebut, memang terlihat amat jelas Baitulloh dari sana.
Namun sayang, saat ini semuanya sudah tidak ada lagi, karena tidak ada lagi rumah, tidak ada lagi rubath, tidak ada lagi masjid di atas Jabal Abi Qubais, yang ada hanyalah istana megah keluarga bani Sa'ud.
Meskipun pemusnahan dan penjarahan tempat-tempat bersejarah atas nama pembangunan dan modernisasi di Tanah Suci hingga kini masih berlangsung secara masih dan terus menerus, mudah-mudahan segala tempat bersejarah akan tetap dikenang dan dikenali umat. Aamiin.
[DO'A] oleh al-'Allamah al-Musnid al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz:
اللهم احفظ الحرمين الشريفين ومن فيهما وما فيهما، وارفع اللهم البلايا عن الأمة، واجعل هذا الموسم من أبرك المواسم علينا وعلى المسلمين، والطُف بهم، وأصلح أحوالهم، وارفع البلايا والكروب عنهم، واختم لنا بالحسنى واليقين، حتى نلقاك وأنت راضٍ عنا يا أرحم الراحمين.
Yaa ALLOH lindungilah al-Haromain asy-Syarifain, dan mereka yang ada di dalam keduanya, dan apa-apa yang ada di dalam keduanya, dan angkatlah yaa ALLOH bala' bencana dari Ummat, dan jadikan musim Haji ini sebagai musim yang paling barokah bagi kami dan seluruh kaum muslimin, dan lembutlah kepada mereka, dan perbaikilah keadaan mereka, serta angkatlah bencana dan kesulitan dari mereka, dan wafatkanlah kami semua dalam kebaikan dan keyakinan (Islam), sehingga kami berjumpa dengan ENGKAU dalam keadaan ENGKAU Ridho kepada kami, wahai Yang Maha Berkasih Sayang melebihi semua yang memiliki sifat kasih sayang.
https://www.facebook.com/676756849109281/photos/a.800464653405166.1073741829.676756849109281/1001296939988602/?type=3