Jalsatul Istnain Majelis Rasulullah SAW
Senin, 04 April 2016
Habib Alwi Bin Abdurahman AlHabsyi
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ
سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي اَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِ
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ
سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي اَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
نعم المولى ونعم النصير
Yang
kita hormati dan kita cintai semua orang tua orang tua kita, yang kita
hormati terlebih khusus para cucu keturunan Baginda Rasulullah SAW yang
berada ditengah-tengah kita malam ini, diantaranya guru kita atau orang
tua kita AlHabib Abdurahman Bashuroh, juga kepada orang tua kita AlHabib
Nabiel Bin Fuad AlMusawa, guru kita yang kita cintai AlHabib Ja’far Bin
Baghir Alatthos, dan Juga AlHabib Baghir bin Alwi Bin Yahya, dan juga
para Habaib lainnya ada Habib Ahmad Alaydrus juga AlHabib Muhammad
AlKhaff, dan para guru-guru kita yang lain.
Hadirin hadirot Rahimakumullah, kita baca bersama Hadits malam ini :
Hadits Quthuful Falihin yang ke-10
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
عن
عمر رضى الله عنه قال، سَمِعْتُ رَسُوْلُ الله صلّى الله عليه و سلّم
يَقُوْلُ: (لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَ كَّلْونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ
لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَعْدُو خِمَا صًا وِتَرُوحُ
بِطَانًا)
رواه الترمذي و قال حديث
Artinya:
“Dari Umar Ra berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Sekiranya
kalian benar-benar bertawakkal kepada Allah SWT dengan tawakkal yang
sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh Allah SWT),
sebagaimana seekor burung diberi rizki ; dimana ia pergi pada pagi hari
dalam keadaan lapar, dan pulang disore hari dalam keadaan kenyang” (HR
Tirmidzi Hasan)
Hadirin hadirot
Rahimakumullah, malam ini kita berada pada Hadits yang ke 10, dari
hadits Quthuful Falihin yang dirangkum oleh guru mulia kita AlHabib Umar
Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidh (semoga Allah panjangkan Umurnya,
Allah sehatkan badannya, Allah Murahkan Rizkinya, dan kita mendapatkan
barokahnya, Amiinn). Yaitu suatu hadits yang diriwayatkan oleh sayyidina
Umar Ibn Khattab Ra (Semoga Allah meridhoinya dan kita mendapatkan
barokahnya, amiin).
Tentunya kita sudah
banyak mendengar dan mengetahui tentang sejarah Sayyidina Umar Ibn
Khattab, beliau adalah salah satu khalifah baginda Rasul SAW, salah
satu orang yang dijamin surga melalui lisan baginda Nabi Kita Muhammad
SAW. Lalu kemudian kita melihat hadits ini dimana Rasul SAW bersabda :
Andai kata kalian semua orang yang beriman (laki, perempuan, tua, muda), sahabatku para tabi’in tua muda sampai anak cucu kita,
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَ كَّلْونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِه
Sekiranya kalian benar-benar bertawakkal kepada Allah SWT dengan tawakkal yang sebenar-benarnya
Andai kata kata Nabi
SAW, kita semua benar-benar bertawakkal sama Allah SWT dalam segala
keadaan enak/tidak, senang/susah, didalam rumah/jalanan kita betul betul
bertawakkal kepada Allah SWT, apa kata Nabi SAW?
لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَعْدُو خِمَا صًا وِتَرُوحُ بِطَانًا
“Pasti kalian diberi
rizki sama Allah, amiiin. sebagaimana laksananya seekor burung dia
diberi rizki oleh Allah SWT, dimana itu burung sebelum terbit matahari
sudah keluar, perutnya burung masih kosong, perutnya burung belum
sedikitpun masuk apapun dipagi hari, lalu kembali disore hari pulang
sudah kenyang”. Ini gambaran dari Rasul SAW. Kalau orang bertawakkal
kepada Allah SWT maka Allah SWT jamin rizkinya, begitu indahnya hadits
Rasul SAW menggunakan kalimat burung, sehingga para ulama dari zaman
Rasululah SAW meninggal dunia, hingga tabi’in tabi’in sampai pada imam
Syafi’i Ra.
Firman Allah SWT :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.” – (QS. Ath Thalaaq 65:2)
وَيَرْزُقْهُ
مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ
حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ
شَيْءٍ قَدْرًا
“Dan
memberinya rejeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan
barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang
dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi
tiap-tiap sesuatu.” – (QS. Ath Thalaaq 65:3)
Lazimkanlah kamu
takwa sama Allah SWT, jangan kamu lalai, Allah SWT akan kasihkan kamu
rizki dari jalan yang tidak kamu duga-duga (amiinn), siapa orang yang
menduga rizki itu bisa diperoleh dengan kekuatan, dengan kerja siang
malam? Tidak, kalau rizki diperoleh dengan orang yang kuat saja, rizki
orang yang kerjanya dikantor saja, rizki diperoleh oleh orang yang punya
tittle saja, maka burung yang kecil ga kebagian, semua sudah diambil
oleh burung gagak saja, burung rajawali (burung-burung yang besar saja)
kalau burung-burung yang besar saja, burung yang kecil tidak kebagian,
tapi rizki Allah SWT kasih kepada siapa saja.
Hadits ini kita bisa
ambil dua manfaat, yang pertama bab tentang tawakkal, anjuran kita ini
disuruh sama Rasul SAW senantiasa bertawakkal dengan keyakinan kuat
besandar kepada Allah SWT, yang ke dua pelajaran kita ini diajarin sama
Nabi SAW jangan jadi orang malas, kerja! Ikhtiar! Baik bercocok taman,
keterampilan, berdagang, apapun yang kita bisa selagi halal, dengan
tujuan Tholabul Rizq (mencari rizki) yang Allah SWT berikan dimuka bumi
ini, itu termasuk orang yang bertawakkal, orang yang kerja dia orang
tawakkal, sebagaimana disampaikan sama Rasulullah SAW, burung saja
terbang, ia tidak duduk. Kita juga tawakkal mencari Anugerah Allah SWT
dalam meminta perlindungan diri dari Musibah dengan bertawakkal kepada
Allah SWT, sehingga kalau kita buka Al-Qur’an, tawakkal ayatnya banyak,
sehingga kata ulama menjadi satu syarat orang yang beriman
laki/perempuan tidak akan sempurna imannya kecuali dia punya sifat
tawakkal (mudah-mudahan kita punya sifat tawakkal, amiin).
Allah SWT berfirman dikatakan :
وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ
“Dan hanya kepada Allah SWT hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal (Berserah Diri)” (Q.S Ibrahim Ayat 12)
Jadi kalau orang
beriman tidak bertawakkal maka imannya tidak sempurna , jadi iman
itu sangat penting. Jadi semakin tebalnya iman seseorang maka semakin
tebal juga sifat tawakkalnya (mudah-mudahan iman kita tebal, amiin),
ketika orang mukmin mukmina imannya menipis sifat tawakkalnya pun
hilang. Imam Ghozali dalam iyya’ulumuddin mengambarkan tawakkal itu
laksana badan dari kepala, tidak mungkin badan bejalan tanpa kepala,
atau sebaliknya kepala ada badannya tidak? Tidak mungkin, tawakkal juga
begitu. Laksana tawakkal itu seperti badan, kepala adalah iman.
Hadirin hadiot
rahimakumullah, Al Imam Baihaqqi didalam kitab su’abul iman beliau
mengatakan tentang hadits ini, ini hadits bukti bahwa rizki itu yang
diajarkan Sama Rasul SAW dianjurkan harus dicari. Bukan berarti orang
harus duduk saja diatas sajadahnya, diam saja dirumahnya, tidak. Ini
dalil hadits mengajarkan kita bekerja, apapun pekerjaannya. Semakin kita
capek didalam mencari rizki yang halal maka Allah SWT catet sebagai
ibadah.
Dalam hadits imam Tabrani dibawa oleh imam ibn Abbas Ra, bahwasannya Rasul SAW pernah bersabda :
“Siapa orang disore
hari kecepean karena kerja dari usahanya sendiri, capek terpatri karena
usaha tangannya sendiri tidak bergantung kepada orang, maka disore itu
Allah SWT ampuni dosanya”
Ada lagi riwayat hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dan Imam Bukhori dan dibawa oleh imam Mighdad Ra, Rasul SAW bersabda :
“Tidaklah seseorang
makan dari makanan yang lebih baik dari makanan hasil usaha keringatnya
sendiri” (mudah-mudahan Allah SWT kasih kepada kita pekerjaan yang
halal, amiin).
Didalam suatu riwayat
yang diriwayatkan oleh imam Ibnu Assaqir, dikeluarkan dan dibawa oleh
sayyidina Annas, baginda Rasul SAW pernah bersabda :
“Tidak ada kebaikan
sedikit pun orang yang ninggalin akhiratnya untuk dunia (tidak sholat,
tidak puasa, tidak mau keluarin zakat, tidak peduli sama orang tuanya)”.
karena urusan dunianya, maka tidak ada kebaikan, ada orang duduk sholat
duduk sholat hanya berharap kepada makhluk maka tidak ada juga
kebaikan, karena kata Nabi SAW dunia ini jembatan menuju kesuksesan hari
akhir.
“Jangan sekali-kali anda bersandar kepada makhluk”
Hadirin hadirot
rahimakumullah, ada didalam suatu riwayat hadit yang lumayan panjang,
yang dikeluarkan dibawa oleh imam ibn Mas’ud perawi imam Ahmad, definisi
haditsnya kurang lebih:
“Nabi SAW ditunjukkan
oleh Allah SWT umatnya diantara gunung, itu gunung semuanya isinya
manusia, lalu malaikat jibril turun memberitahu kepada Rasulullah SAW:
“dari sekian milyaran manusia wahai Rasul SAW, ada 70.000 nanti masuk
surga tanpa dihisab, mereka semua itu 70.000 masuk surga tanpa hisab,
waktu hidupnya tidak terpatri kepada para normal (pengen ini/itu tanya
kepada para normal, atau kepada ahli bintang, atau buku primbon), mereka
yang bertawakkal kepada Allah SWT masuk surga tanpa dihisab”
Ada disitu yang bangun
namanya Ukasyah Bin Muhshan Al Asadi, qolaa yaa Rasulullah : “wahai
Rasul doakan saya supaya masuk dalam golongan itu. Maka Nabi SAW
mendoakan “mudah-mudahan yaa Allah ini orang termasuk ada didalamnya,
amiin” setelah sayyidina Ukasyah minta doa ada lagi yang bangun “yaa
Rasulullah saya juga doakan” apa jawaban Nabi SAW? “sudah deh, sudah
keduluan sama Ukasyah”.
Hadirin hadirot
rahimakumullah, intinya tawakkal itu sesuatu yang sangat luar biasa,
sehingga dikatakan mahkota didalam agama Islam kalau orang punya sifat
tawakkal, amiin.
Al Imam Sahl bin
Abdullah Attussuri beliau mengatakan tandanya orang ahli tawakkal ada 3,
yang pertama tidak pernah mengemis, yang kedua tidak pernah nolak kalau
dikasih, yang ketiga tidak pernah menyimpan harta/makanan untuk
hari-hari besok. Ini ciri-ciri orang ahli tawakkah, tawakkal ini sulit.
Kata Imam Sahl tawakkal itu Cuma sifatnya Rasulullah SAW yang lain
susah, tapi kerja itu sunnahnya Rasul SAW, kalau orang belum sampai pada
tingkat tawakkal maka jangan tinggalin sunnahnya Rasul SAW yaitu kerja.
Karena kerja itu sebab ikhitar, ada orang terpatri hanya dengan sebab
dia salah, ada juga yang terpatri dengan ibadahnya juga dia salah. Harus
gabung, karena kerja juga adalah ibadah juga ikhtiar.
Nabi
kita Muhammad SAW adalah ahli tawakkal, sampai Nabi pernah berkata
“kalau kalian tidur, sebelum tidur pintu dikunci-kunciin, kalau ada api
maka padamkan, walaupun sholat walaupun rumahnya baca Qur’an, walaupun
minta perlindungan. Tetep tawakkalnya kunci pintu, ada api maka
padamkan”. Hadirin Nabi kita ini memperhatikan urusan kita ini juga
dalam segi harta, ada seorang badui dia punya onta tidak diikat “saya
tawakkal wahai Rasul” kata Rasul “tidak, ikat dulu baru tawakkal”. Ini
yang bawa motor dikunci/tidak? Kalau tidak dikunci ente ikhlasin aja,
karna mengunci motor itu adalah tawakkal, kalau sudah dikunci lalu
hilang juga maka “innalillah” sudah pasrah saja, karena tawakkal itu
pasrah sama Allah SWT menyerahkan segala urusan sama Allah SWT. Nabi
waktu hijrah ngumpet di Gua, bukankah Nabi dilindungi sama Allah SWT?
Nabi tawakkal sama Allah SWT, tawakkalnya Rasul SAW, ngumpet sama
sayyidina Abu Bakr di dalam Gua.
Dalam Al Qur’an :
وَإِذَا
كُنْتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلاةَ فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ
مِنْهُمْ مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا
فَلْيَكُونُوا مِنْ وَرَائِكُمْ وَلْتَأْتِ طَائِفَةٌ أُخْرَى لَمْ
يُصَلُّوا فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ
وَأَسْلِحَتَهُمْ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ
أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُمْ مَيْلَةً
وَاحِدَةً وَلا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ كَانَ بِكُمْ أَذًى مِنْ مَطَرٍ
أَوْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَنْ تَضَعُوا أَسْلِحَتَكُمْ وَخُذُوا حِذْرَكُمْ
إِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا
Artinya:
“Dan apabila kamu (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu)
lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah
segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata
mereka, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah
menyempurnakan satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari
belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang
lain yang belum shalat, lalu mereka shalat denganmu, dan hendaklah
mereka bersiap siaga dan menyandang senjata mereka. Orang-orang kafir
ingin agar kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka
menyerbu kamu sekaligus. Dan tidak mengapa kamu meletakkan
senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan
atau karena kamu sakit, dan bersiap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah
telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu (Q.S
Annisa Ayat 102)
Kalau
orang sholat siddatul khouf, pedangnya harus dipegang, Bukankan sholat
itu ibadah? Betul, bukankan dilindungi sama Allah SWT? Betul, tapi Allah
masih suruh pegang itu pedang dalam sholat siddatul khouf.
Kalau
sakit jangan tawakkal, berobat! Dalam hadits shohih imam Ibn Ibath
Baginda Rasul SAW besabda “kalau ada yang sakit maka obatin, karena
Allah menciptakan penyakit pasti ada obat”
Al
Habib Umar Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafid, yang terakhir pernah
berceramah beberapa waktu yang silam dikota Tarim di hadapan para ulama
dan tholabatul ilm, beliau mengasih tiga wasiat, yang pertama Qowliyyah
(ucapan), yang ke dua fi’liyyah (perbuatan), yang ketiga suluk’ (adab).
Ucapan wasiat yang pertama hendaknya semua orang setiap hari pagi sore
membaca:
حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Atau :
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
Kalau
orang baca itu 7x pagi, 7x disore hari, Allah akan cukupin kesediaanya
kebutuhannya dunia dan akhiratnya (subhanallah, makanya jangan
ditinggalin), yang ke dua sholat berjamaah nasihat fi’liyyah, yang ke
tiga suluk’ (adab) hendaknya persiapkan mata kita untuk memandang
wajahnya Rasulullah SAW, dengan cara apa? Menjaga mata dari maksiat.
Mudah-mudahan Allah SWT lindungi kita, Allah SWT jadikan ilmu kita manfaat dunia akhirat.
Adhanallahu wa iyyakum ajma’in.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
sumber : http://www.majelisrasulullah.org/2016/04/ikhtiar-dan-tawakkal/