O. Mahar.


    Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 4 :

وأتوا النساء صدقاتهن نحلة فإن طبن لكم عن شيئ منه نفسا فكلوه هنيئا مريئا
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.

    Kitab Al Bajuri Juz II halaman 118 :

الصداق إسم لمال واجب على الرجل بنكاح أو وطء شبهة أو بموت
Mahar atau maskawin itu ialah harta yang wajib atas laki-laki karena perkawinan atau wati’ syubhat atau kematian.

    Kitab Al Muhadzdzab Juz II halaman 57 :

وإن وقعت فرقة بعد الدخول لم يسقط من الصداق شيء
Apabila terjadi perceraian sesudah dukhul maka mahar tidak gugur (harus dibayar penuh).

    Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 243 :

دفع لمخطوبته مالا ثمّ ادعى أنه يقصد المهر وأنكرت صدقت هي إن كان الدفع قبل العقد
Seorang calon suami menyerahkan harta kepada calon isterinya, kemudian dia menyatakan bahwa penyerahan tersebut sebagai mahar. Apabila calon isteri mengingkari hal itu sebagai mahar, maka hal itu diterima apabila ternyata penyerahan harta tersebut terjadi sebelum akad nikah.

    Kitab Al Anwar jilid II halaman 93 :

ولو اختلفا أداء المهر صدقت بيمينها قبل الدخول
Apabila suami isteri berselisih tentang penyerahan mahar (telah diserahkan atau belum) maka pengakuan isteri yang dikuatkan dengan sumpahnya diterima kalau hal itu terjadi sebelum dukhul.