a. Pengertian
Panduan observasi adalah alat/instrumen yang dikembangkan untuk merekam berbagai perilaku seperti ucapan, mimik, dan tindakan yang dilakukan peserta didik baik pada waktu ketika proses belajar-mengajar di kelas, kegiatan di sekolah, atau pun kegiatan lain yang dilaksanakan berdasarkan program belajar suatu mata pelajaran.
Panduan observasi untuk merekam hasil belajar pendidikan karakter bersifat deskriptif atau terbuka, tidak prekriptif atau tertutup sebagaimana dalam penilaian hasil belajar pengetahuan.
Observasi yang dimaksudkan di sini berbeda dari catatan anekdot (anecdotal record). Catatan anekdot tidak terencana dan merekam suatu peristiwa hanya apabila peristiwa itu muncul. Observasi untuk pendidikan karakter dilakukan secara terencana setiap hari dan merekam peristiwa/perilaku muncul atau tidak muncul. Suatu peristiwa/kejadian yang tidak muncul atau tidak dilakukan peserta didik tetap dihitung sebagai suatu kejadian.
b. Bentuk
Bentuk fisik suatu pedoman observasi terdiri atas perilaku teramati yang diobservasi, rekaman terhadap perilaku tersebut, dan informasi mengenai peserta didik yang melakukan perilaku yang terekam. Berbeda dari panduan observasi kelas yang merekam perilaku kelas sehingga nama tidak penting tetapi frekuensi munculnya perilaku, dalam observasi pendidikan karakter nama peserta didik yang melakukan perilaku terekam. Hal tersebut penting untuk pembinaan selanjutnya kepada yang bersangkutan.
c. Guna/Manfaat
Instrumen pedoman observasi membantu guru untuk merekam perilaku yang ditunjukkan peserta didik dalam bentuk rekaman yang dapat dipelajari walau pun perilaku itu sudah berlalu. Dengan demikian, guru memiliki waktu yang cukup untuk mengkaji hasil rekaman observasi dan mengulang kajian tersebut setiap saat diperlukan. Dengan cara demikian maka pemaknaan terhadap perilaku tersebut menjadi lebih baik.
d. Proses Pengembangan
Perilaku yang ditunjukkan peserta didik yang terekam tidak dirancang sebagai sesuatu yang preskriptif tetapi terekam sebagai sesuatu yang deskriptif. Hal ini disebabkan guru tidak mungkin memiliki pengetahuan mengenai apa yang akan dilakukan peserta didik atau perilaku untuk nilai apa yang dilakukan peserta didik.
Keterbukaan dalam item ini menyebabkan guru memiliki kebebasan dalam pengembangan format instrumen. Selain aspek identitas peserta didik, tanggal/bulan yang menyatakan waktu perekaman, guru hanya perlu menyediakan kolom kosong untuk setiap peserta didik.
Dalam format yang demikian maka proses pengembangan pedoman observasi untuk hasil belajar pendidikan karakter lebih sederhana. Dalam satu halaman guru dapat merekam perilaku lebih dari satu peserta didik dan lebih dari satu perilaku yan berbeda (ingat seperti yang dikatakan di bagian pengertian tidak ada perilaku tetap dianggap sebagai suatu perilaku). Berikut adalah contoh panduan observasi berdasarkan apa yang sudah dikemukakan di atas. Guru dapat mengembangkan bentuk lain berdasarkan apa yang telah dikemukakan.
Contoh:
Guru membuat lembar panduan observasi sebanyak yang diperlukan yaitu jumlah peserta didik di suatu kelas dibagi 4. Jadi suatu kelas terdiri atas 40 orang maka setiap hari untuk kelas tersebut guru membawa 10 halaman kertas panduan observasi.
e. Pengolahan Jawaban Peserta Didik
Pada dasarnya pengolahan hasil observasi yang terekam dalam pedoman observasi bersifat inferensial atau induktif. Artinya, guru melakukan pemberian pertimbangan dari apa yang telah terekam ke dalam kelompok nilai yang paling sesuai. Secara teknis guru menggunakan indikator suatu nilai untuk mengelompokkan perilaku yang terekam. Suatu perilaku yang terekam dapat/boleh dikelompokkan dalam lebih dari satu nilai apabila memang suatu perilaku mewakili perbuatan lebih dari satu nilai. Misalnya, ketika seorang peserta didik meminjamkan pensil/ballpoint miliknya kepada teman sebangku atau sekelas yang lupa membawa pensil/ballpoint maka perilaku itu dapat dikelompokkan sebagai peduli sosial dan saling bantu. Ketika seorang peserta didik memberikan penjelasan kepada temannya tentang bahan pelajaran yang tadi dibicarakan di kelas, guru dapat pengelompokkan perilaku itu sebagai saling bantu, bersahabat, dan kerjasama. Sebagaimana halnya dengan hasil pengolahan jawaban dalam instrumen
perfomance, berdasarkan rekaman perilaku peserta didik yang teramati guru dapat mengolah jawaban tersebut menjadi profil perilaku peserta didik.
Profil tersebut menggambarkan perilaku nilai yang ditunjukkan peserta didik.
Banyaknya kata, tindakan, mimik terkam guru membuat profil awal yang terdiri atas BT dan MT untuk setiap hasil observasi.
Berdasarkan hasil observasi untuk jangka waktu tertentu, satu minggu untuk guru kelas atau satu bulan untuk guru mata pelajaran yang mengajar seminggu sekali suatu kelas, guru dapat mengembangkan keseluruhan profil perilaku hasil belajar karakter seperti: Belum Tampak (BT), Mulai Tampak (MT), Mulai Berkembang (MB), Mulai Konsisten (MK), Sudah Konsisten (SK).
Panduan observasi adalah alat/instrumen yang dikembangkan untuk merekam berbagai perilaku seperti ucapan, mimik, dan tindakan yang dilakukan peserta didik baik pada waktu ketika proses belajar-mengajar di kelas, kegiatan di sekolah, atau pun kegiatan lain yang dilaksanakan berdasarkan program belajar suatu mata pelajaran.
Panduan observasi untuk merekam hasil belajar pendidikan karakter bersifat deskriptif atau terbuka, tidak prekriptif atau tertutup sebagaimana dalam penilaian hasil belajar pengetahuan.
Observasi yang dimaksudkan di sini berbeda dari catatan anekdot (anecdotal record). Catatan anekdot tidak terencana dan merekam suatu peristiwa hanya apabila peristiwa itu muncul. Observasi untuk pendidikan karakter dilakukan secara terencana setiap hari dan merekam peristiwa/perilaku muncul atau tidak muncul. Suatu peristiwa/kejadian yang tidak muncul atau tidak dilakukan peserta didik tetap dihitung sebagai suatu kejadian.
b. Bentuk
Bentuk fisik suatu pedoman observasi terdiri atas perilaku teramati yang diobservasi, rekaman terhadap perilaku tersebut, dan informasi mengenai peserta didik yang melakukan perilaku yang terekam. Berbeda dari panduan observasi kelas yang merekam perilaku kelas sehingga nama tidak penting tetapi frekuensi munculnya perilaku, dalam observasi pendidikan karakter nama peserta didik yang melakukan perilaku terekam. Hal tersebut penting untuk pembinaan selanjutnya kepada yang bersangkutan.
c. Guna/Manfaat
Instrumen pedoman observasi membantu guru untuk merekam perilaku yang ditunjukkan peserta didik dalam bentuk rekaman yang dapat dipelajari walau pun perilaku itu sudah berlalu. Dengan demikian, guru memiliki waktu yang cukup untuk mengkaji hasil rekaman observasi dan mengulang kajian tersebut setiap saat diperlukan. Dengan cara demikian maka pemaknaan terhadap perilaku tersebut menjadi lebih baik.
d. Proses Pengembangan
Perilaku yang ditunjukkan peserta didik yang terekam tidak dirancang sebagai sesuatu yang preskriptif tetapi terekam sebagai sesuatu yang deskriptif. Hal ini disebabkan guru tidak mungkin memiliki pengetahuan mengenai apa yang akan dilakukan peserta didik atau perilaku untuk nilai apa yang dilakukan peserta didik.
Keterbukaan dalam item ini menyebabkan guru memiliki kebebasan dalam pengembangan format instrumen. Selain aspek identitas peserta didik, tanggal/bulan yang menyatakan waktu perekaman, guru hanya perlu menyediakan kolom kosong untuk setiap peserta didik.
Dalam format yang demikian maka proses pengembangan pedoman observasi untuk hasil belajar pendidikan karakter lebih sederhana. Dalam satu halaman guru dapat merekam perilaku lebih dari satu peserta didik dan lebih dari satu perilaku yan berbeda (ingat seperti yang dikatakan di bagian pengertian tidak ada perilaku tetap dianggap sebagai suatu perilaku). Berikut adalah contoh panduan observasi berdasarkan apa yang sudah dikemukakan di atas. Guru dapat mengembangkan bentuk lain berdasarkan apa yang telah dikemukakan.
Contoh:
Guru membuat lembar panduan observasi sebanyak yang diperlukan yaitu jumlah peserta didik di suatu kelas dibagi 4. Jadi suatu kelas terdiri atas 40 orang maka setiap hari untuk kelas tersebut guru membawa 10 halaman kertas panduan observasi.
e. Pengolahan Jawaban Peserta Didik
Pada dasarnya pengolahan hasil observasi yang terekam dalam pedoman observasi bersifat inferensial atau induktif. Artinya, guru melakukan pemberian pertimbangan dari apa yang telah terekam ke dalam kelompok nilai yang paling sesuai. Secara teknis guru menggunakan indikator suatu nilai untuk mengelompokkan perilaku yang terekam. Suatu perilaku yang terekam dapat/boleh dikelompokkan dalam lebih dari satu nilai apabila memang suatu perilaku mewakili perbuatan lebih dari satu nilai. Misalnya, ketika seorang peserta didik meminjamkan pensil/ballpoint miliknya kepada teman sebangku atau sekelas yang lupa membawa pensil/ballpoint maka perilaku itu dapat dikelompokkan sebagai peduli sosial dan saling bantu. Ketika seorang peserta didik memberikan penjelasan kepada temannya tentang bahan pelajaran yang tadi dibicarakan di kelas, guru dapat pengelompokkan perilaku itu sebagai saling bantu, bersahabat, dan kerjasama. Sebagaimana halnya dengan hasil pengolahan jawaban dalam instrumen
perfomance, berdasarkan rekaman perilaku peserta didik yang teramati guru dapat mengolah jawaban tersebut menjadi profil perilaku peserta didik.
Profil tersebut menggambarkan perilaku nilai yang ditunjukkan peserta didik.
Banyaknya kata, tindakan, mimik terkam guru membuat profil awal yang terdiri atas BT dan MT untuk setiap hasil observasi.
Berdasarkan hasil observasi untuk jangka waktu tertentu, satu minggu untuk guru kelas atau satu bulan untuk guru mata pelajaran yang mengajar seminggu sekali suatu kelas, guru dapat mengembangkan keseluruhan profil perilaku hasil belajar karakter seperti: Belum Tampak (BT), Mulai Tampak (MT), Mulai Berkembang (MB), Mulai Konsisten (MK), Sudah Konsisten (SK).