1. Bahan Pendukung Pembenihan Ikan Lele
Sebelum melakukan pembenihan ikan lele, diperlukan langkah untuk menentukan atau memilih bahan yang akan digunakan. Bahan yang digunakan dalam pembenihan ikan lele bergantung pada proses pembenihan, yaitu persiapan sarana dan prasarana (media pemijahan indukan), pemeliharaan induk, pemijahan/pembenihan, penetasan telur, dan pemeliharaan larva dan benih. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembenihan ikan lele tersaji pada Gambar 3.10.
Persiapan media pemijahan
Pemijahan Induk
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva dan Benih
Kolam Terpal
• Terpal
• Bambu atau besi melingkar
• Air
Kolam Semen
• Semen
• Pasir
• Batu bata/batako
• Air
• Paralon
• Induk ikan lele yang berkualitas
• Pakan yang memiliki protein tinggi seperti tubifex (cacing sutera)
• Sapu ijuk untuk tempat telur (kakaban)
• Ovaprim (jika menggunakan sistem pembenihan buatan)
• Sapu ijuk untuk tempat telur (kakaban)
• Pakan yang memiliki protein tinggi seperti tubifex (cacing sutera)
Induk ikan lele dan pakan merupakan bahan yang paling perlu diperhatikan agar proses produksi dapat berlangsung dengan baik. Dengan demikian, diharapkan produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen, yang pada akhirnya mendatangkan keuntungan yang memungkinkan usaha berkembang dengan baik. Beberapa persyaratan dalam memilih bahan (induk ikan, pakan ikan dan lain-lain) sebagai berikut.
1. Ikan yang dipilih sebaiknya yang mudah dipelihara, atau jika usaha tersebut adalah pembenihan ikan, sebaiknya ikan yang dipilih adalah jenis yang mudah dalam pemijahan, serta diharapkan dalam pelaksanaannya cukup menggunakan peralatan yang sederhana sehingga biaya produksi lebih ringan.
2. Bahan baku yang disediakan harus berkualitas karena untuk memperoleh suatu hasil produksi yang baik, dibutuhkan bahan baku yang baik pula. Contohnya untuk memperoleh benih yang baik, diperlukan induk ikan yang baik pula.
3. Bahan baku yang disediakan hendaknya yang mudah didapatkan di sekitar tempat usaha. Artinya, jika sewaktuwaktu memerlukan bahan baku tersebut, bahan dapat secara mudah diperoleh atau tidak perlu menunggu lama sehingga proses produksi tidak terhambat.
4. Bahan baku yang tersedia hendaknya yang relatif murah. Dengan demikian, diharapkan usaha yang dijalankan dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar.
2. Alat Pendukung Pembenihan Ikan Lele
Peralatan yang digunakan dalam pembenihan ikan lele tidak membutuhkan peralatan yang rumit. Peralatan yang digunakan dalam proses pembenihan ikan lele adalah seperti berikut.
1. Peralatan pengadaan air bersih seperti pompa air atau pompa celup.
2. Peralatan pengukuran kualitas air seperti DO meter, pH-paper Universal, konduktiviti meter, termometer, dan lain-lain.
3. Peralatan dalam proses pemijahan ikan lele seperti kakaban.
4. Peralatan dalam pendederan benih ikan lele seperti blower atau aerator (untuk suplai oksigen).
5. Peralatan pemanenan atau penyortiran benih ikan lele seperti seser.
6. Peralatan pengemasan benih ikan lele seperti plastik, styrofoam, dan tabung oksigen.
3. Proses Pembenihan Ikan Lele
Pembenihan adalah suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan tahap kegiatan selanjutnya yaitu pembesaran. Pembenihan juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan selanjutnya menjadi komponen input untuk kegiatan pembesaran. Berikut merupakan diagram alir proses produksi pembenihan ikan konsumsi mulai dari persiapan sarana dan prasarana sampai pemeliharaan larva dan benih seperti diperlihatkan pada Gambar 3.12.
Dalam kegiatan pembenihan ikan konsumsi khususnya ikan lele, perlu diperhatikan beberapa hal agar memenuhi standar produksi yaitu seperti berikut.
1) Persiapan sarana dan prasarana (media pemijahan indukan)
Dalam pemijahan indukan ikan, langkah utama yang harus dilakukan adalah persiapan kolam. Kolam yang digunakan dapat terbuat dari terpal, fiberglass, kolam semi permanen, dan permanen (tembok bersemen) (Gambar 3.13). Pastikan kolam yang akan digunakan bersih agar anakan ikan yang baru menetas tidak terkontaminasi penyakit.
2) Pemeliharaan induk
Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telur dan sperma). Penumbuhan dan pematangan dapat dipacu dengan pendekatan pengendalian kondisi lingkungan, pakan berkualitas, dan hormonal. Pada pendekatan lingkungan, media hidup dibuat seoptimal mungkin sehingga nafsu makan ikan meningkat di dalam wadah pemeliharaan.
3) Pemijahan/pembenihan
Pemijahan/pembenihan adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Telur dihasilkan oleh induk betina dan sperma dihasilkan oleh induk jantan. Induk betina yang telah matang gonad berarti siap melakukan pemijahan. Proses pemijahan/pembenihan dapat berlangsung secara alami dan buatan.
a) Pembenihan alami
Pembenihan alami dilakukan dengan cara menyiapkan induk betina sebanyak 2 kali jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang atau satu pasang per sarang. Tata caranya sebagai berikut:
Proses pembenihan alami Induk dimasukkan ke kolam pemijahan.
Induk ikan diberi makanan yang mengandung protein tingggi setiap hari dengan dosis 2-3% dari berat total induk ikan yang ditebar.
Induk ikan dibiarkan selama 10 hari.
Air kolam dinaikkan 10-15 cm di atas lubang sarang peneluran atau kedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm.
Telur akan menetas di sarang setelah 24 jam dan benih ikan akan hidup bergerombol.
Cacing Tubifex, ikan rucah, pellet dan semacamnya Induk ikan dibiarkan selama 10 hari dan tidak perlu diberi pakan.
Induk ikan akan memijah dan bertelur. Benih ikan dikeluarkan dari sarang.
Benih siap dipasarkan.
Pindahkan ke kolam
pendederan.
b) Pembenihan buatan
Proses pembenihan buatan (menggunakan larutan ovaprim)
Induk dimasukkan ke kolam pemijahan.
Induk ikan diberi makanan yang mengandung protein tingggi setiap hari dengan dosis 2-3% dari berat total induk ikan yang ditebar.
Ikan diberi larutan ovaprim untuk mempercepat kematangan gonad induk jantan dan betina.
Induk ikan dimasukkan kembali ke kolam pemijahan dan dibiarkan selama 1-12 jam.
Cacing Tubifex, ikan rucah, pellet dan semacamnya
Induk betina disuntikkan ovaprim sebanyak 0,6 ml/kg berat tubuh,
Induk jantan disuntikkan ovaprim sebanyak 0,2 ml/kg berat tubuh.
Pemijahan Alami Pemijahan Buatan Stripping (perut induk jantan dan betina diurut) Sperma Sel telur Fertilisasi (Pembuahan)
Telur menetas
Benih ikan dikeluarkan dari sarang.
Pindahkan ke kolam pendederan.
Benih siap dipasarkan.
Dilakukan di baskom Akuarium atau kolam penetasan telur
4) Penetasan telur
Penetasan telur bertujuan untuk mendapatkan larva. Untuk itu, telur hasil pemijahan diambil dari bak pemijahan, kemudian diinkubasi dalam media penetasan/wadah khusus (wadah penetasan). Wadah ini berbentuk bak, tangki, akuarium, kolam atau ember berukuran besar.
5) Pemeliharaan larva dan benih
Pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling menentukan keberhasilan usaha pembenihan karena sifat larva merupakan stadia paling kritis dalam siklus hidup biota budidaya, termasuk tahapan yang cukup sulit.
Sumber : buku k13 Prakarya dan Kewirausahaan kelas XI