MusliModerat.Com - Mempelajari ilmu fiqih dan ilmu kalam adalah sebuah keniscayaan bagi umat Islam, termasuk kalangan santri. Namun, santri harus pula aktif menggali keilmuan lain yang juga bersumber dari kitab suci.
“Belajar halal haram itu pokok, belajar sifat wajib-jaiz (Allah) itu kewajiban. Namun (santri) harus belajar kandungan Al-Qur’an yang juga berisi ilmu astronomi, antariksa, sebagaimana yang tersebut dalam surat Al-Qur’an,” jelas Habib Luthfi bin Hasyim bin Yahya dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Latak, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Senin (9/5).
Ketua Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (Jatman) Nahdlatul Ulama ini memberi alasan masyarakat Indonesia tertinggal karena kurang mempelajari perkembangan. “Islam itu kaya, namun ustadz dengan ustadz saling diam, habaib dengan habaib tidak akur. Bahasannya (yang dibahas) pilkada 5 tahunan terus. Kalau tidak itu, kita ribut talqin, tahlil, maulud, manaqib terus,” katanya.
Selain mencontohkan beberapa ayat Al-Qur’an yang membahas tentang ilmu alam, falak dan beberapa sudut ilmu lain, Habib Luthfi juga mengisahkan tentang Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Ia berkisah bahwa Nabi Muhammad menjalani perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha.
“Kenapa Masjidil Aqsha? Karena di Masjidil Aqsha banyak sejarah para nabi terdahulu yang ada di sana. Ini menunjukkan bahwa Nabi diajari Allah untuk mempelajari sejarah,” paparnya.
Oleh karena itu, imbuhnya, supaya masyarakat Indonesia tidak kehilangan obor, semua warga harus menghargai para pendahulu. “Merdeka itu tidak gratis, Pancasila itu gagasan para ulama. Enak saja mau membubarkan, tidak berjuang apa-apa, tapi inginnya membubarkan,” tuturnya.
Di hadapan ribuan pengunjung yang hadir, dengan gelora semangat yang menggebu Habib Luthfi berpesan bahwa NKRI harga mati. Namun untuk membelanya masyarakat diimbau untuk tidak sampai main hakim sendiri. (Mundzir/Mahbib/NU Online)