KEUTAMAAN DZULHIJAH

Hari-hari di sepuluh Dzulhijjah merupakan hari-hari yang berkah dan mulia di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hari yang dipenuhi anugerah dan karunia dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagimana dinyatakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala di dalam Al Qur’an :

وَ الفَجْرِ . وَ لَيَالٍ عَشْرٍ

Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersumpah, “Demi waktu fajar dan demi malam-malam yang sepuluh”.
Ahli tafsir dalam hal ini memiliki pendapat dan banyak dari mereka yang berpendapat, sebagaimana Al Imam As Suyuti di dalam tafsirnya yang berjudul Ad Durr Al Mantsur menyebutkan pendapat-pendapat para ahli tafsir yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan 10 (sepuluh) malam-malam tersebut adalah 10 (sepuluh) malam dari bulan Dzul Hijjah. Secara lebih jelas, hari yang dimaksud tersebut ada di awal Dzul Hijjah yakni sejak awal malam pertama bulan Dzul Hijjah sampai malam ke sepuluh atau malam takbir di malam hari raya Idul Adha. Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersumpah dengan keagungan-Nya dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak akan bersumpah melainkan dengan sesuatu yang agung di sisi-Nya.

.و الفجر

Demi waktu fajar”.
Ulama berpendapat bahwa fajar tersebut dapat dimaksudkan dengan fajar secara umum. Fajar adalah waktu yang penuh keberkahan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Namun banyak pendapat ahli tafsir yang menyatakan bahwa Fajar dalam ayat ini dikhususkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk waktu fajar pada hari Arafah. Pendapat lain juga mengatakan bahwa fajar yang dimaksud adalah pada hari Idul Adha. Hari Idul Adha ataupun hari Arafah merupakan hari yang berkah yang dimuliakan dengan terbit fajar rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, fajar keberkahan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, fajar karunia yang besar dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan semua itu ada di 10 (sepuluh) pertama Dzulhijah yang sangat diagungkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Segala amal ibadah yang dilakukan seorang hamba pada masa tersebut akan mendapat keberkahan dan pahala berlipat karena karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak terbatas oleh waktu dan tempat. Semua hamba yang berada di tanah suci atau pun tidak, akan mendapat keberkahan dan karunia-Nya. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menganjurkan agar kita bisa memakmurkan waktu-waktu kita sebagaimana bulan suci Ramadhan dimakmurkan dengan ibadah dengan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Jika ada ketaatan, amal ibadah yang ingin dilakukan maka segerakanlah untuk melakukannya.

http://www.alhabibahmadnoveljindan.org/hukum-fiqh-udh-hiyahqurban/