Para ulama mengatakan dan mengajarkan
keutaaman berpuasa pada awal bulan, tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah karena
pahala yang besar, atau minimal pada tanggal 9 Dzulhijjah. Bulan Dzul
Hijjah adalah salah satu dari bulan-bulan Al hurum, dan di bulan-bulan
Al Hurum disunnahkan untuk berpuasa. Di dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Al Imam Abu Dawud:
عن مجيبة الباهلية عن أبيها أو عمها أنه أتى رسول الله صلى الله عليه و سلم ثم انطلق فأتاه بعد سنة و قد تغيرت حالته و هيئته فقال: يا رسول الله أما تعرفني؟ قال: و من أنت؟ قال : أنا الباهلي الذي جئتك عام الأول. قال: فما غيرك و قد كنت حسن الهيئة. قال: ما أكلت طعاما منذ فارقتك إلا بليل. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: عذبت نفسك. ثم قال: صم شهر الصبر و يوما من كل شهر. قال: زدني. قال: صم من الحرم و اترك صم من الحرم و اترك صم من الحرم و اترك. و قال بأصابعه الثلاث فضمها ثم أرسلها. رواه أبو داود بإسناد حسن.[1
Dari Mujibah Al Bahilyah dari
ayahnya atau pamannya, bahwasanya dia mendatangi Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam kemudian dia pergi. Maka dia
datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa
sallam satu tahun kemudian sedang keadaannya telah berubah, maka dia
berkata: “Wahai Rasulullah, apakah engkau mengenalku?” “Siapa kamu?”
tanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam.
dia menjawab: “Aku adalah Al Bahili yang mendatangimu tahun lalu”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam bertanya:
“Lantas apa yang membuat fisikmu berubah?”. Al Bahili menjawab: “Aku
tidak memakan makanan sejak berpisah denganmu kecuali di malam hari”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam berkata:
“Engkau telah menyiksa dirimu sendiri. Berpuasalah di bulan kesabaran
(Ramadhan) dan sehari setiap bulan”. Al Bahili berkata: “Tambahkan lagi
untukku”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam
menambahkan: “Berpuasalah di bulan Al Hurum dan tinggalkan, Berpuasalah
di bulan Al Hurum dan tinggalkan, Berpuasalah di bulan Al Hurum dan
tinggalkan.” Beliau isyaratkan dengan jari tangannya yang digenggamkan
kemudian diulurkan tiga kali.
Di dalam hadits yang lain yang
diriwayatkan oleh Al Baihaqi dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma
berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam:
ما من أيام أفضل عند الله و لا العمل فيهن أحب إلى الله عز و جل من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل و التكبير و ذكر الله فإنها أيام التهليل و التكبير و ذكر الله و إن صيام يوم منها يعدل سنة و العمل فيهن يضاعف سبعمائة ضعف.[2
“Tidak ada hari yang lebih afdhol di
sisi Allah dan tidak hari dimana amal ibadah disukai oleh Allah untuk
dilakukan di hari tersebut sebagaimana hari-hari sepuluh ini (bulan Dzul
Hijjah). Maka itu perbanyaklah oleh kalian dari tahlil, takbir dan
dzikir kepada Allah karena hari-hari sepuluh tersebut adalah hari-hari
tahlil, takbir dan dzikir kepada Allah dan sesungguhnya puasa satu hari
darinya menyamai satu tahun dan amal ibadah dilipat gandakan menjadi
tujuh ratus kali lipat”.
Sebagaimana di hari Arafah disunnahkan pula untuk berpuasa. Dalam sebuah hadits shohih yang diriwayatkan oleh Al Imam Muslim:
عن قتادة رضي الله عنه قال سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن صوم عرفة قال: يكفر السنة الماضية و الباقية.
Dari Qotadah Radhiyallahu ‘anhu
berkata bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa
salam ditanya oleh para sahabatnya tentang puasa di hari Arafah, maka
beliau mengatakan bahwasanya puasa di hari Arafah (atau ditanggal 9
bulan Dzulhijah) itu mengampuni dosa dua tahun, tahun yang lalu dan
tahun berikutnya.
Jika puasa di hari Asyura mengampuni
dosa satu tahun, maka puasa dihari Arafah mengampuni dosa dua tahun ;
dosa yang terdahulu satu tahun dan dosa satu tahun yang akan datang.
Ulama mengatakan di dalam hadits ini terdapat kabar gembira dari
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Pertama,
kabar gembira bagi orang yang berpuasa ditanggal sembilan adalah
pengampunan dosanya untuk dua tahun yakni tahun yang lalu dan tahun yang
akan datang. Kedua, selain diampuni dosanya selama dua
tahun, hamba tersebut akan panjang umur dan bertemu hari Arafah tahun
depan, karena pengampunan tersebut tentunya akan diberikan kepada orang
yang masih hidup. Hadist ini memberikan gembira bagi yang berpuasa
bahwasanya hamba tersebut akan panjang umur sampai menjumpai hari Arafah
tahun berikutnya. Oleh karenanya sangat dianjurkan berpuasa untuk
mendapat pengampunan Allah dan umur panjang dari Allah Subhanahu Wa
Ta’ala di tanggal tersebut.
http://www.alhabibahmadnoveljindan.org/hukum-fiqh-udh-hiyahqurban/