1. Śalat sunnah mu’akad adalah śalat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan sedangkan śalat sunnah ghairu mu’akad adalah śalat sunnah yang tidak terlalu dianjurkan untuk dikerjakan.
2. Śalat sunnah hari raya Idul Fitri, śalat hari raya Idul Adha, śalat gerhana matahari, śalat gerhana bulan (jawaban dikembangkan sendiri oleh guru).
3.
2. Śalat sunnah hari raya Idul Fitri, śalat hari raya Idul Adha, śalat gerhana matahari, śalat gerhana bulan (jawaban dikembangkan sendiri oleh guru).
3.
4. Teratasinya dari segala permasalahan dan persoalannya dan senantiasa akan diberikan rezeki yang cukup oleh Allah Swt., menambah kesempunaan śalat fardu, menghapuskan dosa, meningkatkan derajat keridhoan Allah Swt. serta menumbuhkan kecintaan kepada Allah Swt., sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah Swt. atas berbagai karunia besar yang sering kurang kita sadari, mendatangkan keberkahan pada rumah yang sering digunakan untuk śalat sunnah, hidup menjadi serasa nyaman dan tenteram.
5. Śalat sunnah rawatib ditinjau dari segi pelaksanaannya terbagi menjadi dua yaitu śalat sunnah qabliyah (dikerjakan sebelum śalat fardu) dan śalat sunnah ba’diyah (dikerjakan setelah śalat far«u). Cara melaksanakannya adalah niat menurut waktunya, dikerjakan tidak dengan azan dan iqamah, śalat sunnah rawatib ini dianjurkan untuk melaksanakan śalat secara munfarid, bila lebih dari dua rakaat gunakan satu sa
5. Śalat sunnah rawatib ditinjau dari segi pelaksanaannya terbagi menjadi dua yaitu śalat sunnah qabliyah (dikerjakan sebelum śalat fardu) dan śalat sunnah ba’diyah (dikerjakan setelah śalat far«u). Cara melaksanakannya adalah niat menurut waktunya, dikerjakan tidak dengan azan dan iqamah, śalat sunnah rawatib ini dianjurkan untuk melaksanakan śalat secara munfarid, bila lebih dari dua rakaat gunakan satu sa
5. Śalat sunnah rawatib ditinjau dari segi pelaksanaannya terbagi menjadi dua yaitu śalat sunnah qabliyah (dikerjakan sebelum śalat fardu) dan śalat sunnah ba’diyah (dikerjakan setelah śalat far«u). Cara melaksanakannya adalah niat menurut waktunya, dikerjakan tidak dengan azan dan iqamah, śalat sunnah rawatib ini dianjurkan untuk melaksanakan śalat secara munfarid, bila lebih dari dua rakaat gunakan satu salam setiap dua rakaat, membaca dengan suara yang tidak dinyaringkan seperti pada saat melaksanakan śalat zuhur dan śalat Asar, śalat dikerjakan dengan posisi berdiri. Jika tidak mampu boleh dengan duduk, atau jika masih tidak mampu boleh berbaring,sebaiknya berpindah sedikit dari tempat śalat fardu tetapi tetap menghadap kiblat.
Sumber : buku k13 PAI kelas VIII
Sumber : buku k13 PAI kelas VIII