Śalat-śalat Sunnah Munfarīd

Śalat sunnah munfarīd adalah Śalat yang dilaksanakan secara individu atau sendiri. Adapun śalat sunnah yang dilaksanakan secara munfarīd adalah sebagai berikut:
a. Śalat Rawātib
b. Śalat Tahiyyatul Masjid
c. Śalat Istikhārah

a. Śalat Rawātib
Rawātib berasal dari kata rat’bah, yang artinya tetap, menyertai, atau terus menerus. Dengan demikian śalat sunnah rawātib adalah śalat yang dilaksanakan menyertai atau mengiringi śalat far«u, baik sebelum maupun sesudahnya.

Ditinjau dari segi hukumnya, śalat rawatib ini terbagi menjadi dua macam, yaitu: Śalat rawātib mu`akkadah dan śalat rawātib gairu mu`akkad.
1) Śalat rawātib mu`akadah (śalat rawātib yang sangat dianjurkan).
Adapun yang merupakan śalat rawātib mu`akkadah yaitu:
• Dua rakaat sebelum śalat Zuhur
• Dua rakaat sesudah śalat Zuhur
• Dua rakaat sesudah śalat Magrib
• Dua rakaat sesudah śalat Isya’
• Dua rakaat sebelum śalat Subuh.
2) Śalat rawātib gairu mu`akkadah (śalat rawātib yang cukup dianjurkan untuk dikerjakan). Adapun yang merupakan śalat sunnah rawātib gairu mu`akkadah yaitu:
• Dua rakaat sebelum Zuhur (selain dua rakaat yang mu`akkadah)
• Dua rakaat sesudah Zuhur (selain dua rakaat yang mu`akkadah)
• Empat rakaat sebelum Asar
• Dua rakaat sebelum Magrib.

Jika ditinjau dari segi pelaksanaannya, śalat rawātib ini terbagi menjadi dua yaitu :
1. qabliyyah (dikerjakan sebelum śalat far«u), dan
2. ba’diyyah (dikerjakan setelah śalat far«u).

Adapun tata cara melaksanakan śalat sunnah rawātib sebagai berikut:
1. Niat menurut waktunya.
2. Dikerjakan tidak didahului dengan azan dan iqamah.
3. Śalat sunnah rawatib ini dilaksanakan secara munfarīd (sendirian).
4. Bila lebih dari dua rakaat gunakan satu salam setiap dua rakaat.
5. Membaca dengan suara yang tidak dinyaringkan seperti pada saat melaksanakan śalat Zuhur dan śalat Asar.
6. Śalat dikerjakan dengan posisi berdiri. Jika tidak mampu boleh dengan duduk, atau jika masih tidak mampu boleh berbaring.
7. Sebaiknya berpindah sedikit dari tempat śalat far«u tetapi tetap menghadap kiblat.

Contoh tata cara melaksanakan śalat rawātib qabliyyah Zuhur :
1. Berniat śalat rawātib qabliyyah Zuhur
Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah :
Artinya : “Saya berniat śalat qabliyyah Zuhur dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
2. Takbirātul ihrām
3. Śalat dua rakaat seperti tata cara Śalat pada umumnya.
4. Salam.

b. Śalat Tahiyyatul Masjid
Śalat tahiyyatul masjid adalah śalat sunnah yang dilaksanakan untuk menghormati masjid. Śalat ini disunnahkan bagi setiap muslim ketika memasuki masjid. Śalat sunnah ini merupakan rangkaian adab memasuki masjid.
Pada saat kita hendak masuk ke masjid, disunnahkan untuk mendahulukan kaki kanan seraya berdoa :
Artinya : “Ya Allah ampunilah dosa-dosaku, dan bukakanlah pintu rahmat-Mu untukku”.
Jika kita sudah masuk ke dalam masjid, hendaklah sebelum duduk kita mengerjakan śalat sunnah dua rakaat. Adapun tata caranya sebagai berikut :
1) Berniat śalat tahiyyatul masjid. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Bunyi niatnya kalau diucapkan sebagai berikut : Artinya : “Saya berniat śalat sunnah tahiyyatul masjid dua rakaat karena Allah ta’ala. Allahu Akbar.”
2) Setelah berniat dilanjutkan dengan takbiratul ihrām, membaca doa iftitāh, surah al-Fātihah, dan seterusnya sampai salam.

c. Śalat Istikhārah
Śalat istikhārah adalah śalat dengan maksud untuk memohon petunjuk Allah Swt. dalam menentukan pilihan terbaik di antara dua pilihan atau lebih. Śalat istikharah sebenarnya hampir sama dengan śalat hajat.
Bedanya kalau śalat istikharah tertuju pada suatu keinginan atau cita-cita yang sudah nampak adanya, tetapi masih ragu-ragu dalam menentukan pilihannya. Sedangkan śalat hajat tertuju pada sebuah keinginan yang belum kelihatan akhir dan tujuannya.
Waktu yang terbaik dalam melaksanakan śalat istikhārah ini adalah saat mulai pertengahan malam yang akhir, sebagaimana waktu śalat tahajjud. Śalat istikhārah dikerjakan sebagaimana śalat biasa dan setelah selesai śalat dilanjutkan dengan membaca doa istikharah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah.
Śalat istikhārah hukumnya adalah sunnah mu`akkadah bagi orang yang sedang membutuhkan untuk menentukan pilihan. Adapun tata cara melaksanakan śalat istikhārah sebagai berikut :
1) Bangun pada waktu pertengahan malam dan berwu«u.
2) Melaksanakan śalat istikhārah dengan diawali niat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Adapun bunyi niatnya jika diucapkan sebagai berikut:
Artinya : “ Saya berniat śalat sunnah istikhārah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
3) Pada rakaat pertama setelah membaca surah al-Fātihah kemudian membaca surah al-Kāfirun. Bacaan surah al-Kāfirun boleh lebih dari satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali.
4) Pada rakaat kedua setelah membaca surah al-Fātihah kemudian membaca surah al-Ikhlās. Bacaan surah al-Ikhlās boleh lebih dari satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali.
5) Setelah śalat dua rakaat, dilanjutkan dengan membaca doa istikhārah yang diajarkan Nabi Muhammad saw. sebagai berikut :
Artinya : “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikan dalam urusanku dengan ilmu-Mu, dan aku memohon kepastian dengan kudrat- Mu. Aku memohon keutamaan-Mu Yang agung, Bahwasannya Engkau Maha Kuasa, sedangkan aku tidak berdaya. Engkau mengetahui segala yang gaib. Ya Allah, engkau mengetahui segala hajatku berupa......., jika itu baik bagiku dalam agama dan kehidupanku serta dampaknya di dunia dan akhirat, maka jadikanlah ia untukku, berkatilah dalam meraihnya, serta mudahkan ia untukku. Engkaupun mengetahui jika urusan ini buruk bagiku, baik dalam urusan agamaku, kehidupanku dan dampaknya di dunia dan akhirat, maka jauhkanlah dia dariku dan jauhkanlah aku darinya, kemudi
Waktu yang terbaik dalam melaksanakan śalat istikhārah ini adalah saat mulai pertengahan malam yang akhir, sebagaimana waktu śalat tahajjud. Śalat istikhārah dikerjakan sebagaimana śalat biasa dan setelah selesai śalat dilanjutkan dengan membaca doa istikharah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah.
Śalat istikhārah hukumnya adalah sunnah mu`akkadah bagi orang yang sedang membutuhkan untuk menentukan pilihan. Adapun tata cara melaksanakan śalat istikhārah sebagai berikut :
1) Bangun pada waktu pertengahan malam dan berwu«u.
2) Melaksanakan śalat istikhārah dengan diawali niat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Adapun bunyi niatnya jika diucapkan sebagai berikut:
Artinya : “ Saya berniat śalat sunnah istikhārah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
3) Pada rakaat pertama setelah membaca surah al-Fātihah kemudian membaca surah al-Kāfirun. Bacaan surah al-Kāfirun boleh lebih dari satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali.
4) Pada rakaat kedua setelah membaca surah al-Fātihah kemudian membaca surah al-Ikhlās. Bacaan surah al-Ikhlās boleh lebih dari satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali.
5) Setelah śalat dua rakaat, dilanjutkan dengan membaca doa istikhārah yang diajarkan Nabi Muhammad saw. sebagai berikut :
Artinya : “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikan dalam urusanku dengan ilmu-Mu, dan aku memohon kepastian dengan kudrat- Mu. Aku memohon keutamaan-Mu Yang agung, Bahwasannya Engkau Maha Kuasa, sedangkan aku tidak berdaya. Engkau mengetahui segala yang gaib. Ya Allah, engkau mengetahui segala hajatku berupa......., jika itu baik bagiku dalam agama dan kehidupanku serta dampaknya di dunia dan akhirat, maka jadikanlah ia untukku, berkatilah dalam meraihnya, serta mudahkan ia untukku. Engkaupun mengetahui jika urusan ini buruk bagiku, baik dalam urusan agamaku, kehidupanku dan dampaknya di dunia dan akhirat, maka jauhkanlah dia dariku dan jauhkanlah aku darinya, kemudian tetapkanlah kebaikan untukku di mana saja aku berada. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala perkara, kemudian Engkau meridainya.”

Sumber : buku k13 PAI kelas VIII

Related Posts :